Dan sungguh di surga ada bidadari yang bermata jeli (Al Waqiah:22). Pelupuk mata bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung yang indah. Mereka baik lagi cantik jelita. (Ar-Rahman). Suara Mamak berkata dengan lembut saat kisah itu diceritakan pertama kali terngiang di langit-langit ruangan. Bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat:49)...
Menjadi orang yang terus menerus berbuat untuk orang lain mungkin tidak semua orang bisa melakukannya. Semangat ketulusan rela berkorban menjadikan adik-adiknya dapat mengenyam pendidikan yang pantas, membuatnya harus rela membuang jauh-jauh impian melanjutkan sekolah saat usianya masih terbilang sangat muda. Kerja keras, kerja keras dan kerja keras itulah semangat yang selalu dia kobarkan kepada adik-adiknya untuk bisa gigih menatap masa depan. Buah kerja kerasnya beberapa tahun kemudian-pun juga dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Bukankah salah satu kriteria orang yang terbaik adalah khairunnaas anfa’uhum linnaas (sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia yang lainnya). Lalu mengapa dia masih tetap saja merasakan 'kesepian'...?
Laisa.. begitulah namanya, perempuan yang sejak kecil harus bekerja keras membanting tulang demi ketiga adiknya ini bukanlah sosok yang sempurna. Namun dia mampu mengajarkan kepada kita akan artinya kesungguhan, kearifan, cinta kasih dan perjuangan. Dia bukanlah wanita yang digambarkan di kebanyakan novel yang memiliki paras yang cantik, pandai nan menawan. Dia sangat jauh dari dari sisi kesempurnaan. Mungkin akan lebih tepat dibilang kalau kebanyakan orang pertama kali melihatnya akan berpikir 10 kali untuk berniat “dekat” dengannya. Yah..keterbatasan fisik membuatnya tidak terpilih di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah.
Sosok wanita seperti itu digambarkan dengan sangat apik oleh seorang Tere Liye dalam novel Bidadari Bidadari Surga. Pernah saya membedah satu novel juga dari seorang Tere Liye disini yang berjudul Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Perbedaan kedua novel tersebut sangat kentara pada sisi bagian perasaan. Di novel Bidadari Bidadari Surga, Tere telah berhasil menyentuh sisi-sisi kemanusiaan yang amat kental. Kalau saya sedikit saja cengeng, mungkin saya sudah meneteskan air mata berkali-kali oleh cerita ini.
Seperti biasa, Tere Liye menampilkan alur maju-mundur yang sudah menjadi ciri khas pada setiap ceritanya. Saya pun butuh waktu membolak-balik buku ini untuk bisa mengerti kesedihan yang diungkapkan di awal namun baru bisa dapat perasaan sedih itu setelah dijelaskan di bab-bab akhir. Kawan...cobalah baca buku ini, anda akan merasakan betapa tidak mudahnya menjadi seorang Laisa... Sejak dia masih kecil, remaja, dewasa... semuanya dipenuhi dengan perjuangan, kerja keras dan kesepian, namun ia masih tetap bersyukur dan akan tetap bersyukur atas nikmat dari Allah yang dia rasakan. Mampukah anda seperti dia...??
nice post mas.. Laisa mmg luar biasa.. Bidadari surga.
BalasHapuspaling membuatku terharu adalah bagaimana Laisa yang menghukum dalimunte (adiknya) yang lagi bolos sekolah di sungai, padahal dalimunte tidak sedang bolos karena sesuatu yang sia sia melainkan juga untuk kebaikan seluruh penduduk lembah (membuat kincir air untuk pengairan di lembah). Tetapi apa daya dia tidak mampu menjelaskan itu kepada kakaknya (kak Laisa) yang sudah berbuat sangat banyak kepadanya (mengorbankan masa kecilnya supaya adiknya bisa sekolah).
BalasHapus#pengen nangis, karena kejadian ini juga kadang sering kita alami dimana kita ingin melakukan hal yang baik cuma itu dipandang 'awal' sebagai kenakalan, tapi kita tidak mampu menjelaskannya kepada orang yang sangat kita hormati. hik hik...
@mas fifin: sy blum sempet baca euy -____- mudah2an scepetnya bisa baca smua novel2 tere liye :D
BalasHapussemangat nurr...
BalasHapussemangat membaca dan semangat menulis...^_^
Laisa adaLah pemeRan Pembantu bagi setiap tokoh utama di sekitaRnya.
BalasHapusHidupnya sungguh efektif. tak ada yang tersia.
novelnya menarik.
BalasHapusterus berkarya.
ditungguu novel selanjutnya :D
lam kenal
walah.. bukan saya yang menulis novelnya... ^_^
BalasHapus"bidadari2 surga" is one of my vaforite novel, i've read it more than once, : )
BalasHapus"bidadari2 surga" is one of my vaforite novel, i've read it more than once, : )
BalasHapus@eteh_etha : iyaaa luar biasa.
BalasHapushaha,. mantapp,. ternyata aku jauh tertinggal, sehingga sekarang baru aku membaca tentang tere liye ini. awal aku begitu penasaran dari tere liye itu adalah ketika seorang kawan memuat kata-kata bijak tere liye itu dalam halaman mooto di skripsinya,. makasih saudara !! - tulisanmu menggugah dan mencerahkan.
BalasHapusyup sama-sama mas MZW
Hapuskarya-karya tere liye memang fenomenal dan mengena ke hati.
Kalau pengen karya terbaru Tere Liye ada serial anak-anak mamak (ada 3 dari 4 buku yang sudah keluar). Ada Eliana, Pukat, dan Burlian.
very recomended book... ^_^
Salah satu novel buruk yg pernah saya baca.
BalasHapusGaya bahasanya sangat membosankan.
Saya terpaksa loncat2 membacanya karena bosan dengan uraiannya. Eneg.
Moga jadi perhatian penulis novel ini.
ketertarikan seseorang terhadap sebuah novel berbeda-beda. Sehingga setiap penulis itu mempunyai marketnya sendiri-sendiri. Bagi saya, novel bidadari surga sangat bagus. Saya salah satu penggemarnya :)
Hapus