Kita mungkin sering merasa bahwa waktu itu berjalan begitu cepatnya. Seperti tak terasa. Bangun di pagi hari, tahu-tahu senja telah datang menyapa tanpa diundang. Saat ini kita menghirup udara senja, sebentar lagi pagi sudah kembali datang menyapa. Hari kemarin serasa baru saja menikah, tiba-tiba saja hari ini anak sudah berumur 7 bulan. Yah.. waktu cepat sekali berjalan. Ada salah seorang ulama mengatakan bahwa jika kita memanfaatkan waktu hanya untuk memikirkan diri sendiri, maka waktu itu akan semakin cepat berjalan. Sedangkan jika kita memanfaatkan waktu untuk memikirkan kepentingan banyak orang, maka waktu itu akan berjalan dengan lambat.
Itulah kenapa di dalam istilah orang-orang Jawa bahwa usia hidup manusia di dunia itu hanyalah mampir ngombe. Jika diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi hanya sekedar mampir untuk minum. Sungguh sangat singkat. Atau jika kita ambil dalam nasihat baginda Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, hidup di dunia itu ibarat kita mencelupkan jari kita ke dalam samudra yang luas, kemudian air yang masih tersisa di jari kita itu ibarat umur hidup kita di dunia ini, sedangkan samudra luas itu adalah waktu kita di akherat. Sungguh tak berbanding nilainya.
Beberapa hari yang lalu dalam kuliah subuh di tuturkan mengenai apa itu karakteristik waktu. Aku mendengarkan dengan seksama tiap bait-bait nasihat yang diberikan. Hingga aku tertegun sejenak. Sebuah nasihat yang sangat menggetarkan hati.
Bahwasannya waktu itu cepat berlalu, tidak berulang dan mahal harganya. Hingga aku tersadar, apakah aku sudah memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya?.
Itulah kenapa di dalam istilah orang-orang Jawa bahwa usia hidup manusia di dunia itu hanyalah mampir ngombe. Jika diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi hanya sekedar mampir untuk minum. Sungguh sangat singkat. Atau jika kita ambil dalam nasihat baginda Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, hidup di dunia itu ibarat kita mencelupkan jari kita ke dalam samudra yang luas, kemudian air yang masih tersisa di jari kita itu ibarat umur hidup kita di dunia ini, sedangkan samudra luas itu adalah waktu kita di akherat. Sungguh tak berbanding nilainya.
Beberapa hari yang lalu dalam kuliah subuh di tuturkan mengenai apa itu karakteristik waktu. Aku mendengarkan dengan seksama tiap bait-bait nasihat yang diberikan. Hingga aku tertegun sejenak. Sebuah nasihat yang sangat menggetarkan hati.
Bahwasannya waktu itu cepat berlalu, tidak berulang dan mahal harganya. Hingga aku tersadar, apakah aku sudah memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya?.
Dan tibalah sampai waktu kita telah tiba, hingga kita tak tersadar kita sudah berbuat apa?
***
Kota Kembang,
di penghujung bulan.
ah, ini inspirasi pagi yang keren sekali
BalasHapusmembutuhkan perenungan panjang untuk menjawab pertanyaan di akhirnya
terima kasih pak
saya pun masih bermasalah dalam hal memanfaatkan waktu
^_^
HapusKadang tidakdi pungkiri bahwa kita ingin hidup lama, namun mungkinkah hidup lama itu bisa bermakna dan menyelamatkannya?!
BalasHapusiya mas. Hidup lama tidak menjamin keselamatan. Mari terus memperbaiki diri.
Hapus