Hadiah yang tak disangka-sangka
Sungguh tak disangka, ternyata pilihan kedua yang terpilih. Dari dua pilihan perjalanan itu, mayoritas dari kami memilih ibadah Umroh. .
Sungguh tidak pernah terbesit dalam hati bahwa saya akan berangkat ke tanah suci secepat ini. Iya benar bahwa saya menginginkan untuk bisa segera menunaikan ibadah Haji, namun kondisi sekarang ini saya masih tahap mengumpulkan dana. Ini seperti mimpi, tak terbesit sedikitpun. Rasa bahagia membuncah di hati tatkala mendapat SMS dari pihak SDM perusahaan bahwa saya disuruh memilih antara 2 pilihan, yaitu jalan-jalan ke Jepang atau ibadah Umroh. Saya tak perlu berpikir lama, saya langsung membalas SMS tersebut, dan memberitahu bahwa saya memilih berangkat umroh. Bayang-bayang masjid Nabawi dan Kabah di Mekkah langsung berkelebat di kepala saya. Mimpi itu akan segera terwujud
Sebelumnya perlu diketahui bahwa ini pertama kalinya saya pergi ke keluar negeri, juga pertama kalinya saya berangkat umroh. Jadi, persiapan apa saja yang harus saya siapkan untuk perjalanan kali ini? Upps.. saya tidak akan membahasnya ke dalam tulisan kali ini. Saya akan membuat sebuah tulisan tersendiri tentang hal ini sehingga harapannya nanti pembahasannya lebih komprehensif dan mendalam.
Seminggu sebelum keberangkatan umroh, kami mendapatkan program manasik umroh untuk meluruskan niat, menguatkan hati dan juga dibekali bagaimana persiapan segala hal-hal teknis dalam menjalankan ibadah umroh kali ini. Sekitar 3 jam kami dibekali wawasan tentang ibadah umroh dan kajian spiritualnya, kami dijelaskan tentang bagaimana keutamaan orang-orang yang menjalankan ibadah umroh. Mereka yang berangkat menuju tanah suci adalah tamu-tamu Allah. Seperti kita pada umumnya yang kedatangan tamu, maka kita sewajarnya akan menjamu tamu tersebut dengan baik. Memberikan hidangan terbaik dan juga sapaan terbaik. Sedangkan untuk ibadah umroh dan haji yang menjadi tuan rumah adalah Allah. Subhanallah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga”
(HR al-Bukhari dan Muslim).
4 Maret 2017
Malam itu sudah cukup larut, jam dinding menunjukkan pukul 22.30 WIB. Saya dibangunkan untuk segera bersiap-siap. Memang sebelumnya ketika selepas isya, saya sudah mengagendakan untuk tidur di awal waktu, karena dini harinya nanti saya harus sudah berangkat menuju Solo untuk kemudian pagi harinya (jam 07.00 WIB) merupakan jadwal terbang ke Jakarta. Setelah semuanya dirasa sudah siap (termasuk koper besar dan tas punggung), saya berangkat menuju kantor untuk bergabung bersama rombongan yang lain. Sepanjang perjalanan saya terus berdoa agar perjalanan ibadah ini diberikan kelancaran dan keberkahan. Sesampainya di kantor, saya melihat akomodasi bus yang digunakan untuk keberangkatan menuju Solo sudah siap. Beberapa rekan-rekan dan keluarganya yang mengantar juga sudah mulai berdatangan. Sayapun juga mulai mengkondisikan diri dengan menaruh koper besar ke bagasi bus, sedangkan tas punggung tetap saya pakai. Sesekali saya bercakap-cakap dan menyapa beberapa kawan yang juga sibuk meletakkan koper ke bagasi bus.Waktu terus bergerak, rombongan jamaah umroh sudah hampir semuanya berkumpul di halaman kantor. Hingga akhirnya ketua panitia menyuruh semua peserta (termasuk keluarganya) agar masuk ke dalam aula. Ada acara pelepasan jamaah dari pihak kantor dan juga penyampaian beberapa pengumuman teknis bagi peserta. Acara dibuka oleh bapak general manager SDM dan setelah menyampaikan harapan dan pesan, ditutup dengan doa yang diaminkan secara khusyuk oleh peserta dan keluarga. Setelah ditutup dengan do'a, seluruh peserta jamaah umroh mulai berpamitan dengan keluarganya masing-masing dan masuk ke dalam bus untuk berangkat ke Solo.
Sekitar pukul 1 dini hari, bus rombongan jamaah umroh sudah meninggalkan Madiun dan bergerak menuju Bandara Adi Soemarmo Solo. Kondisi jalan masih sangat sepi, ditambah dengan kondisi badan yang cukup capek karena persiapan packing, sehingga banyak dari kita yang memanfaatkan perjalanan ini untuk tidur dan beristirahat. Sekitar 3 jam perjalanan akhirnya kami tiba di Bandara Solo. Kondisi bandara masih sangat sepi karena saat itu masih menunjukkan pukul 4 kurang. Pintu masuk ke arah bandara belum dibuka. Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya kami bisa masuk area bandara dan mulai melewati beberapa proses di bandara dan sekaligus menunaikan sholat subuh berjamaah.
5 Maret 2017
Sekitar pukul 06.30 WIB kami sudah diharuskan untuk segera melakukan boarding pass. Boarding pass merupakan salah satu bentuk pengamanan yang dilakukan oleh otoritas bandara untuk menjamin keselamatan para penumpang pesawat. Ada aturan-aturan yang sangat ketat yang harus dipatuhi oleh semua orang yang akan naik ke kabin pesawat. Dimana aturan-aturan tersebut memang hilirnya adalah demi kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang pesawat beserta para awak pesawat. Maka sepatutnya kita juga harus menaati aturan-aturan tersebut dan jangan ada niat sedikitpun untuk melanggarnya demi keselamatan kita sendiri.Seusai melakukan boarding pass, kami menuju ruang tunggu sebelum masuk ke dalam pesawat. Ruang tunggu di bandara Adi Soemarmo cukup luas dengan interior yang cukup mewah. Anda juga bisa berbelanja pakaian batik di ruang tunggu ini, karena ada beberapa toko pakaian/batik selain ada juga kios yang berjualan makanan/roti. Ada waktu sekitar 1 jam sebelum pesawat take off. Saya memilih berbincang-bincang dengan kawan sambil menikmati roti yang dibagikan oleh biro. Ada juga dari kami yang memilih tidur sambil duduk, atau mencari kursi yang kosong untuk selonjoran.
Meskipun sudah beberapa kali naik pesawat, bagi saya naik armada transportasi ini tetap menjadi tantangan tersendiri. Sambil berbincang dengan beberapa kawan, saya sempatkan berdzikir agar dimudahkan perjalanan kali ini. Pada penerbangan kali ini kami dipilihkan oleh panita untuk naik pesawat Sriwijaya Air. Waktu terus berlalu hingga kami sudah harus masuk ke kabin pesawat. Beberapa awak kabin/pramugari Sriwijaya Air sudah menunggu di depan pintu pesawat dengan senyum mengembang. Saya kemudian menunjukkan tiket pesawat dan sang pramugari tersebut segera mempersilahkan saya masuk ke kabin untuk mencari tempat duduk seperti yang tertera di tiket. Untuk penerbangan lokal, formasi tempat duduk di dalam kabin pesawat biasanya 3-3. Artinya 3 deretan kursi di sebelah kiri dan 3 deretan kursi di sebelah kanan lorong.
Setelah beberapa menit di dalam pesawat, seperti biasa pilot akan memperkenalkan diri lewat pengeras suara dan beberapa saat kemudian pesawat akan mulai digerakan menuju landasan untuk jalur take-off. Beberapa pramugari akan memperagakan prosedur keselamatan di pesawat. Dan para penumpang diharuskan untuk mematikan telfon seluler karena sangat menggangu komunikasi pesawat.
Lama perjalanan udara dari bandara Solo ke Cengkareng Jakarta sekitar 1 jam. Dari atas pesawat kita bisa melihat bagaimana bentuk pulau Jawa yang berbatasan dengan garis pantai yang indah sekali. Kita bisa melihat betapa kecil perumahan penduduk bahkan nyaris tak terlihat. Cuaca dalam perjalanan kali ini cukup mendukung, sehingga perjalanan 1 jam dari Solo ke Jakarta berjalan lancar tanpa hambatan. Dan Alhamdulillah kami tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 08.00 WIB. Jadwal penerbangan internasional ke Dubai masih nanti sore, jadi kami masih punya banyak waktu untuk istirahat. Panitia memilihkan lokasi Umroh Lounge untuk tempat beristirahat kami. Jarak antara bandara dengan Umroh Lounge ini lumayan dekat. Hanya beberapa menit saja perjalanan dengan menggunakan angkutan Bus.
Umroh Lounge dibangun pada bulan Juni 2015 dan mulai difungsikan pada Februari 2016. Umroh Lounge dibangun oleh PT Angkasa Pura untuk memberikan pelayanan maksimal bagi jamaah haji dan umroh, sehingga tidak perlu menunggu berlama-lama di ruang tunggu bandara.
Kami mulai melepas penat dan lelah dengan berbaring sambil berbincang-bincang dengan beberapa kawan. Panitian mondar-mandir membagikan snack. Tak jarang mengatur posisi berbabaring kami, karena jamaah umroh yang datang di lokasi ini tidak dari rombongan kami saja. Ada dari rombongan jamaah lain yang juga akan memanfaatkan tempat ini untuk beristirahat. Sesekali kami bercanda membincang hal-hal lucu agar tidak terlalu stres kerena memikirkan sebentar lagi kami akan melakukan perjalanan terjauh sepanjang hidup ini yaitu selama 9 jam berada di kabin pesawat (penerbangan Jakarta-Dubai) ^_^.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Waktu menunjukkan pukul 14.30 WIB. Kami harus segera bertolak ke bandara karena sebentar lagi adalah jadwal boarding pass pesawat yang akan kami tumpangi menuju Dubai. Pesawat yang akan kami tumpangi nanti adalah Emirates yang akan dijadwalkan take-off pukul 17.30 WIB dan landing di Dubai Airport pukul 23.30 waktu setempat. Jadi lama perjalanan adalah 9 jam di pesawat. Anda bisa membayangkan berada di pesawat selama itu, tidak bisa keluar kemana-mana, berada di awang-awang selama itu akan menjadi pengalaman tak terlupakan sepanjang hidup.
Masuk ke pesawat Emirates memberikan kesan tersendiri. Ini pertama kalinya saya mencoba terbang dengan pesawat kelas internasional. Memang beda! ^_^. Dari layar monitor yang terletak di depan kursi, kita bisa melihat posisi pesawat real time. Selain itu kita bisa memilih menonton film atau mendengarkan musik. Fasilitas ini jelas untuk membunuh rasa bosan di dalam pesawat berjam-jam.
Untuk menghindari kegalauan di dalam pesawat selama 9 jam, saya memilih untuk tidur. Yap, tidur adalah senjata terbaik mengatasi kondisi seperti ini. Alhamdulillah, Allah memberikan kelancaran perjalanan kami dari Jakarta-Dubai tanpa hambatan apa-apa. Kami tiba di Dubai mendekati pukul 24.00 waktu setempat. Perlu diketahui ada perbedaan atau selisih waktu sekitar 3 jam antara Dubai dengan Jakarta. Jika di Dubai pukul 24.00, maka di Jakarta pukul 3 pagi.
6 Maret 2017
Sekitar setengah jam sebelum landing, kami bisa melihat dari atas betapa kota Dubai sangat gemerlap dengan cahaya berkilauan. Ini menandakan bahwa kota yang sebentar lagi akan kami singgahi ini merupakan kota yang padat dan ramai. Dubai menjadi salah satu kota terpadat di Uni Emirat Arab. Kota ini memiliki bandara yang cukup besar yaitu bandara internasional Dubai. Pemerintah Uni Emirat Arab memberikan perhatian serius dalam membangun dan mengelola bandara ini sehingga kita bisa melihat betapa mewahnya bandara internasional Dubai ini.Selesai keluar dari garbarata dan masuk ke pintu kedatangan, kami diharuskan menunggu sebentar untuk mekanisme proses transit.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger