Cerita kali ini merupakan kisah lanjutan dari cerita sebelumnya di : Kisah Perjalanan Umroh : Episode Madinah Bagian 2.
Ketika kami memasuki kawasan hotel di sekitar masjid Nabawi, adzan subuh sudah berkumandang. Ternyata sudah masuk waktu sholat subuh. Setibanya di parkiran hotel, kami disuguhi dengan pemandangan luar biasa. Puluhan orang berbondong-bondong keluar dari hotel untuk bergerak menuju masjid Nabawi. Sebagian besar dari mereka adalah wajah dan perawakan orang-orang Arab dengan khas baju gamis, namun tak jarang kami juga menjumpai perawakan orang-orang dari Asia. Tentu saja kami tak mau melewatkan begitu saja kesempatan langka untuk sholat subuh berjamaah di masjid Nabawi. Tapi di sisi lain, kami juga harus menjalani check-in hotel dan proses pembagian kamar. Sebuah proses yang tak memakan waktu sebentar.
Selesai check-in dan pembagian kamar, kami segera menuju kamar masing-masing. Aku bersama ketiga rekan mendapat kamar di lantai 9. Setelah nomor kamar diumumkan, tak perlu berlama-lama kami segera bergerak menuju kamar. Setelah masuk ke dalam kamar dan meletakkan barang bawaan, aku langsung masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Beberapa rekan juga terlihat semangat untuk menunaikan sholat subuh di masjid Nabawi, sedangkan sebagian yang lain memilih sholat di kamar hotel.
Kami langsung bergerak cepat menuju masjid Nabawi. Beberapa jamaah sudah terlihat keluar dari pelataran masjid Nabawi, menandakan sholat subuh berjamaah sudah selesai. Kami semakin menambah kecepatan. Komplek masjid Nabawi sangatlah besar berbentuk segi empat dengan 24 pintu. Pintu-pintu ini tersebar di beberapa sisi komplek masjid. 8 pintu berada di sisi timur dan barat. 4 pintu berada di sisi utara dan selatan. Di sekeliling masjid juga dilengkapi dengan bangunan toilet yang cukup besar. Toilet dibuat terpisah untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Tentunya ini memberikan kenyamanan bagi para jamaah yang sedang berada di masjid suci ini.
Memasuki pintu bangunan utama masjid, kami segera mencari tempat untuk menunaikan sholat subuh secara berjamaah. Setelah menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan masjid, kami melihat masih ada jamaah yang tengah sholat berjamaah. Ternyata jamaah dari Indonesia juga dan kamipun segera bergabung dengan mereka. Seperti mimpi, kamipun pada akhirnya bisa menunaikan sholat di masjid tempat baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam pernah sholat dan membina ummat.
Waktu terus bergerak. Kami menghabiskan waktu setelah sholat subuh dengan berjalan-jalan di pelataran masjid Nabawi. Mengeksplore setiap sudut bangunan komplek masjid ini dengan rasa kagum membuncah. Hotel al-Shafwa berada di sebelah timur masjid, maka kami lebih banyak menghabiskan waktu di pelataran masjid sebelah timur sampai mendekati waktu dhuha.
Bersama dengan Nugraha dan mas Roy, kita benar-benar menikmati suasana pagi itu. Beberapa kali kami mengabadikan momen langka ini dengan berfoto-foto bersama.
Namun, di tengah-tengah kami menikmati suasana, tiba-tiba saja ...
to be continued...
Subuh, Tanggal 6 Maret 2017
Waktu masih gelap, sang mentari masih bersembunyi di ufuk timur. Bus yang menjemput kami dari bandara Madinah baru saja tiba di hotel Al Safwa. Hotel yang akan menjadi tempat tinggal kami sementara selama 3 hari ke depan di kota suci Madinah al Munawaroh. Hotel ini bisa dibilang sangat dekat dengan lokasi Masjid Nabawi. Hanya beberapa meter saja. Masjid Nabawi memang dikelilingi oleh hotel-hotel yang menjamur di berbagai sisi. Lokasi gedung perhotelan di sekitar masjid Nabawi juga terlihat sangat rapi. Kondisi jalanan tidak banyak yang berkelok-kelok apalagi naik-turun. Begitu masuk di area kawasan ini, rasa nyaman langsung terasa. Entahlah, rasa yang belum pernah aku alami sebelumnya. Nyaman dan tenang.“Di pintu-pintu masuk kota Madinah ada malaikat-malaikat (yang menjaganya) sehingga tidak bisa dimasuki tha’un dan Dajjal.”
(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ketika kami memasuki kawasan hotel di sekitar masjid Nabawi, adzan subuh sudah berkumandang. Ternyata sudah masuk waktu sholat subuh. Setibanya di parkiran hotel, kami disuguhi dengan pemandangan luar biasa. Puluhan orang berbondong-bondong keluar dari hotel untuk bergerak menuju masjid Nabawi. Sebagian besar dari mereka adalah wajah dan perawakan orang-orang Arab dengan khas baju gamis, namun tak jarang kami juga menjumpai perawakan orang-orang dari Asia. Tentu saja kami tak mau melewatkan begitu saja kesempatan langka untuk sholat subuh berjamaah di masjid Nabawi. Tapi di sisi lain, kami juga harus menjalani check-in hotel dan proses pembagian kamar. Sebuah proses yang tak memakan waktu sebentar.
Selesai check-in dan pembagian kamar, kami segera menuju kamar masing-masing. Aku bersama ketiga rekan mendapat kamar di lantai 9. Setelah nomor kamar diumumkan, tak perlu berlama-lama kami segera bergerak menuju kamar. Setelah masuk ke dalam kamar dan meletakkan barang bawaan, aku langsung masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Beberapa rekan juga terlihat semangat untuk menunaikan sholat subuh di masjid Nabawi, sedangkan sebagian yang lain memilih sholat di kamar hotel.
Kami langsung bergerak cepat menuju masjid Nabawi. Beberapa jamaah sudah terlihat keluar dari pelataran masjid Nabawi, menandakan sholat subuh berjamaah sudah selesai. Kami semakin menambah kecepatan. Komplek masjid Nabawi sangatlah besar berbentuk segi empat dengan 24 pintu. Pintu-pintu ini tersebar di beberapa sisi komplek masjid. 8 pintu berada di sisi timur dan barat. 4 pintu berada di sisi utara dan selatan. Di sekeliling masjid juga dilengkapi dengan bangunan toilet yang cukup besar. Toilet dibuat terpisah untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Tentunya ini memberikan kenyamanan bagi para jamaah yang sedang berada di masjid suci ini.
Penampakan pintu utama masjid Nabawi |
Komplek Masjid Nabawi
Dari pintu masuk komplek masjid, aku harus berjalan puluhan meter untuk sampai ke pintu masjid. Pelataran masjid ini luas sekali. Payung-payung raksasa berjajar rapi melindungi pelataran dari panasnya matahari dan hujan. Karena tak jarang, banyak jamaah yang menunaikan sholat di pelataran masjid karena ruangan masjid sudah penuh.Memasuki pintu bangunan utama masjid, kami segera mencari tempat untuk menunaikan sholat subuh secara berjamaah. Setelah menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan masjid, kami melihat masih ada jamaah yang tengah sholat berjamaah. Ternyata jamaah dari Indonesia juga dan kamipun segera bergabung dengan mereka. Seperti mimpi, kamipun pada akhirnya bisa menunaikan sholat di masjid tempat baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam pernah sholat dan membina ummat.
Waktu terus bergerak. Kami menghabiskan waktu setelah sholat subuh dengan berjalan-jalan di pelataran masjid Nabawi. Mengeksplore setiap sudut bangunan komplek masjid ini dengan rasa kagum membuncah. Hotel al-Shafwa berada di sebelah timur masjid, maka kami lebih banyak menghabiskan waktu di pelataran masjid sebelah timur sampai mendekati waktu dhuha.
Bersama dengan Nugraha dan mas Roy, kita benar-benar menikmati suasana pagi itu. Beberapa kali kami mengabadikan momen langka ini dengan berfoto-foto bersama.
Namun, di tengah-tengah kami menikmati suasana, tiba-tiba saja ...
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger