Agar cerita menyambung, jangan lupa untuk membaca kisah sebelumnya di Sepenggal Kisah Perjalanan ke Shenzhen bagian 1.
"There is no prayer room in this arrival area Sir".
Kalimat yang barusan terucap dari bibir petugas informasi di Bandara Internasional Hongkong itu benar-benar membuat saya terkejut. Serasa tak percaya dan akhirnya terpaku. Saya tak menyangka bahwa kami akan merasakan kesulitan beribadah sholat subuh sesaat setelah saya tiba di Hongkong.
Tidak ada pilihan lain. Sepertinya kami harus sholat subuh di salah satu tempat di lokasi kedatangan ini. Saya mulai mencari-cari area atau spot yang kira-kira bisa kami gunakan untuk sholat subuh. Setelah mengamati area sekitar, akhirnya kami memilih ruang tunggu. Yah, Ruang tunggu mungkin adalah tempat yang tepat untuk itu.
Ada beberapa spot yang agak lapang untuk kami gunakan. Terlihat beberapa orang dengan perawakan China, Jepang dan India dengan santai terlihat duduk-duduk dan berkerumun di ruang tunggu ini. Kami pun bergegas menuju area yang agak sepi. Menaruh tas, bergantian ke toilet untuk ber-wudhu dan kemudian melaksanakan sholat subuh secara bergantian.
Jadi, ini sekedar tips buat teman-teman yang akan berangkat ke Shenzhen melalui Bandara Hongkong dengan kapal Ferry seperti yang akan kami lakukan, sebaiknya kalian sholat dulu di pesawat sesaat sebelum mendarat di Hongkong. Jangan sampai kita malah kesulitan untuk sholat di bandara karena tidak adanya prayer room di area kedatangan Bandara Hongkong.
Jika temen-temen sudah berada di Bandara Hongkong, maka ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk bisa pergi ke kota Shenzhen. Seperti yang dikutip pada website resmi bandara Hongkong dengan alamat web www.hongkongairport.com, ada beberapa moda transportasi yang bisa kita gunakan seperti berikut ini :
Sekitar pukul 07.00, loket untuk penjualan tiket kapal Ferry sudah mulai dibuka. Kami segera bergegas ke lokasi penjualan tiket. Meskipun jadwal keberangkatan kapal masih beberapa jam lagi, tidak ada salahnya kita membeli tiket lebih awal. Rupanya begitu pula pikiran mayoritas orang-orang disini. Loket belum dibuka, namun sudah banyak calon penumpang yang antri. Kami pun makin bergegas. Mendekat ke beberapa orang berpenampilan bule, iseng mengajak mereka ngobrol.
Syarat membeli tiket kapal Ferry ada 3, yaitu Passport, Visa China, dan bukti tiket pesawat yang baru saja dinaiki di hari yang sama. Sengaja saya tebalkan syarat yang terakhir ini, karena jika kita hanya punya Passport dan Visa, namun tidak memiliki tiket pesawat di hari yang sama, maka kita tidak bisa membeli tiket kapal Ferry.
Layanan Ferry Transfer ini memang khusus diberikan kepada para penumpang pesawat yang baru saja mendarat di Hongkong dan ingin pergi ke beberapa daerah di China Daratan tanpa melewati imigrasi Hongkong. Orang yang berasal dari Hongkong yang ingin pergi ke Shenzhen, tidak bisa menikmati layanan ini.
Ada beberapa destinasi yang ditawarkan melalui Kapal Ferry ini. Saya memilih tujuan ke Bandara Bao'an Shenzhen melalui pelabuhan Fuyong. Dari Bandara Boo'an, rencananya kami akan naik Subway dan turun di stasiun Tangwei. Rekan kami dari China akan menjemput kami di stasiun Tangwei.
Untuk harga tiket kapal Ferry bisa dibilang lumayan murah. Untuk satu kali perjalanan dari Bandara Hongkong ke Bandara Bao'an Shenzhen dikenai harga 295 Dollar Hongkong. Jika kurs 1 HKD (Hongkong Dollar) setara dengan Rp. 1900,- . Maka harga tiket kelas ekonomi yang kita beli tersebut sekitar 600 ribu rupiah. Nah, murah kan?
Yang menarik dari naik kapal Ferry ini adalah kita tidak perlu mengurusi koper atau bagasi, karena koper/bagasi tersebut sudah otomatis diurus dan dipindah oleh petugas ke kapal Ferry untuk kemudian ditaruh di kapal. Kita bisa langsung saja naik ke kapal tanpa perlu repot-repot membawa koper. Ini yang saya sebut tadi sebagai efisien.
Yang unik disini adalah perpindahan dari Bandara Hongkong ke lokasi pelabuhan, kita akan disuguhi dengan fasilitas Skypier. Skypier ini adalah sebuah armada kereta yang menghubungkan antara bandara dengan pelabuhan. Kita tak perlu membayar lagi, karena harga tiket sudah termasuk dengan layanan Skypier ini.
Karena waktu keberangkatan kapal ke pelabuhan Fuyong (Shenzhen) masih lama, maka kami menghabiskan waktu di ruang tunggu sambil menikmati pemandangan laut, beberapa kapal terlihat datang dan pergi. Pemandangan yang indah dan tak biasa.
Ada satu hal menarik disini. Kondisi dermaga di Hongkong ini bisa dibilang sangat bersih. Anak buah kapal (ABK) terlihat tidak ada yang berpakaian lusuh. Mereka semua berseragam resmi. Tidak ada preman ataupun pengamen yang berkeliaran di dalam kapal atau dermaga. Luar biasa, inilah potret transportasi di negara maju. Para calon penumpang pun bisa menikmati perjalanan dengan nyaman dan aman.
Waktu terus berjalan. Para calon penumpang mulai berdatangan di ruang tunggu. Dilihat dari perawakannya, beberapa diantaranya sepertinya berasal dari wilayah Eropa dan Asia Selatan. 15 menit mendekati jadwal keberangkatan, Gate menuju kapalpun mulai dibuka oleh petugas. Kamipun bergegas menuju kapal. Tak sabar ingin melihat bagaimana kondisi kapalnya.
Sesaat menaiki kapal, kami langsung disambut dengan ramah oleh beberapa petugas kapal. Mereka memakai seragam putih-putih. Dengan murah senyum mereka juga membagikan selembar form arrival card, agar segera kami isi karena nanti akan dikumpulkan saat melewati bagian imigrasi China saat sampai di Pelabuhan Fuyong.
Pagi itu tidak banyak yang menaiki kapal Ferry menuju pelabuhan Fuyong. Mungkin hanya sekitar 20 orang. Padahal kapasitas maksimal kapal ini seharusnya bisa diisi oleh 100-an penumpang. Dengan kondisi kapal yang lumayan sepi, kami cukup leluasa untuk memilih tempat duduk yang paling nyaman.
Waktu yang diperlukan untuk menyeberang ke China (pelabuhan Fuyong) sekitar 50 menit. Kapal bergerak perlahan menyusuri pantai. Sesekali saya memandang keluar jendela kapal, menikmati pemandangan yang mungkin jarang sekali saya jumpai. Deburan ombak menjadi nyanyian alam mengiringi perjalanan ini. Sebentar lagi kami akan memasuki wilayah China daratan. Dan cerita baru saja dimulai.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan, yaitu dari Allah kemudian kembali ke Allah. Do your best, and Allah do the rest.
"There is no prayer room in this arrival area Sir".
Kalimat yang barusan terucap dari bibir petugas informasi di Bandara Internasional Hongkong itu benar-benar membuat saya terkejut. Serasa tak percaya dan akhirnya terpaku. Saya tak menyangka bahwa kami akan merasakan kesulitan beribadah sholat subuh sesaat setelah saya tiba di Hongkong.
Ruang tunggu di Arrival Area Bandara Internasional Hongkong |
Tidak ada pilihan lain. Sepertinya kami harus sholat subuh di salah satu tempat di lokasi kedatangan ini. Saya mulai mencari-cari area atau spot yang kira-kira bisa kami gunakan untuk sholat subuh. Setelah mengamati area sekitar, akhirnya kami memilih ruang tunggu. Yah, Ruang tunggu mungkin adalah tempat yang tepat untuk itu.
Ada beberapa spot yang agak lapang untuk kami gunakan. Terlihat beberapa orang dengan perawakan China, Jepang dan India dengan santai terlihat duduk-duduk dan berkerumun di ruang tunggu ini. Kami pun bergegas menuju area yang agak sepi. Menaruh tas, bergantian ke toilet untuk ber-wudhu dan kemudian melaksanakan sholat subuh secara bergantian.
Jadi, ini sekedar tips buat teman-teman yang akan berangkat ke Shenzhen melalui Bandara Hongkong dengan kapal Ferry seperti yang akan kami lakukan, sebaiknya kalian sholat dulu di pesawat sesaat sebelum mendarat di Hongkong. Jangan sampai kita malah kesulitan untuk sholat di bandara karena tidak adanya prayer room di area kedatangan Bandara Hongkong.
Cara Pergi ke Shenzhen dari Bandara Hongkong
Hongkong dan Shenzhen bisa dibilang merupakan contoh kota-kota besar di dunia yang berhasil menerapkan sistem transportasi yang cukup baik. Memang, kita tidak akan menemukan adanya penerbangan langsung (direct flight) diantara dua kota itu, tetapi kita bisa memanfaatkan beberapa moda transportasi lainnya seperti transportasi darat dan laut yang menghubungkan kedua kota tersebut.Jika temen-temen sudah berada di Bandara Hongkong, maka ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk bisa pergi ke kota Shenzhen. Seperti yang dikutip pada website resmi bandara Hongkong dengan alamat web www.hongkongairport.com, ada beberapa moda transportasi yang bisa kita gunakan seperti berikut ini :
- SkyLimo Melalui SkyLimo ini, teman-teman bisa berkunjung ke berbagai lokasi di daerah provinsi Guangdong, China. Dan tentu saja, salah satunya adalah Shenzhen.
Kendaraan yang disediakan untuk fasilitas ini adalah Limousine dan Bus. Jika temen-temen memilih kendaraan Limousine, siap-siap saja untuk menyiapkan budget yang agak banyak ya, karena kendaraan ini mewah dan cukup mahal.
- Jika ingin yang agak murah, maka solusinya adalah menggunakan transportasi Bus. Ada sekitar 550 Bus yang beroperasi dari Bandara Hongkong setiap harinya. Waktu tunggu Bus ini antara 10 sampai 20 menit.
- Kabar baiknya, di website resmi Bandara Hongkong sudah dijelaskan dengan sangat baik bagaimana cara menggunakan layanan SkyLimo ini. Nah temen-temen bisa melihat video di bawah ini.
- Ferry Transfer Cara berikutnya adalah dengan menggunakan kapal Ferry. Dan menurut saya, cara ini adalah yang paling efisien. Mengapa efisien? karena kita tidak perlu keluar dari bandara Hongkong dan mengurus imigrasi. Jika kita membawa koper di pesawat, maka koper tersebut akan otomatis dipindahkan oleh petugas ke kapal Ferry yang akan kita gunakan. Mantab kan?
- Dengan menggunakan kapal Ferry, kita bisa memilih beberapa tujuan di wilayah MainLand China seperti Shenzhen, Macao, Guangzhou, Zhongshan dan Zhuhai. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tayangan video berikut ini.
- Kereta Api / Metro / Subway Selain Skylimo dan Kapal Ferry, kita juga bisa pergi ke Shenzhen dengan menggunakan Metro / Subway atau Kereta Api. Kelemahan dari cara ini adalah kita harus masuk dulu ke Negara Hongkong (tentu saja akan melewati imigrasi Hongkong).
- Bagi warga negara lain yang tidak memiliki visa Hongkong, tentu cara ini tidak bisa kita lakukan. Namun khusus bagi warga negara Indonesia (WNI), cara ini tidak jadi masalah. Perlu diketahui bahwa Passport Indonesia dapat digunakan untuk masuk ke wilayah Hongkong maksimal 30 hari tanpa perlu mengurus Visa.
Metro atau Subway di Hongkong |
- Perlu diperhatikan jika kita menggunakan Metro/Subway untuk pergi ke Shenzhen, maka kita harus benar-benar paham bagaimana rute perjalanan Subway di Hongkong, bagaimana cara naik Metro-nya, dan memahami seperti apa proses melintas di perbatasan Hongkong-China.
Pengalaman Naik Kapal Ferry ke Shenzhen
Selesai menunaikan sholat subuh di area ruang tunggu, kami sejenak beristirahat sambil mengamati hilir mudik orang-orang yang lalu lalang. Melirik jam tangan sebentar, rupanya masih pukul 06.00 waktu setempat. Kalau dilihat dari informasi di internet, jadwal paling pagi dari keberangkatan kapal Ferry ke Shenzhen adalah pukul 10.00. Masih agak lama sih. Kami memilih untuk melanjutkan istirahat sebentar. Setidaknya kami masih punya waktu sampai pukul 07.00, sebelum loket penjualan tiket kapal Ferry dibuka.Loket Kapal Ferry ke China Daratan (MainLand) |
Sekitar pukul 07.00, loket untuk penjualan tiket kapal Ferry sudah mulai dibuka. Kami segera bergegas ke lokasi penjualan tiket. Meskipun jadwal keberangkatan kapal masih beberapa jam lagi, tidak ada salahnya kita membeli tiket lebih awal. Rupanya begitu pula pikiran mayoritas orang-orang disini. Loket belum dibuka, namun sudah banyak calon penumpang yang antri. Kami pun makin bergegas. Mendekat ke beberapa orang berpenampilan bule, iseng mengajak mereka ngobrol.
Syarat membeli tiket kapal Ferry ada 3, yaitu Passport, Visa China, dan bukti tiket pesawat yang baru saja dinaiki di hari yang sama. Sengaja saya tebalkan syarat yang terakhir ini, karena jika kita hanya punya Passport dan Visa, namun tidak memiliki tiket pesawat di hari yang sama, maka kita tidak bisa membeli tiket kapal Ferry.
Layanan Ferry Transfer ini memang khusus diberikan kepada para penumpang pesawat yang baru saja mendarat di Hongkong dan ingin pergi ke beberapa daerah di China Daratan tanpa melewati imigrasi Hongkong. Orang yang berasal dari Hongkong yang ingin pergi ke Shenzhen, tidak bisa menikmati layanan ini.
Antrian Saat Membeli Tiket Kapal Ferry ke Shenzhen |
Ada beberapa destinasi yang ditawarkan melalui Kapal Ferry ini. Saya memilih tujuan ke Bandara Bao'an Shenzhen melalui pelabuhan Fuyong. Dari Bandara Boo'an, rencananya kami akan naik Subway dan turun di stasiun Tangwei. Rekan kami dari China akan menjemput kami di stasiun Tangwei.
Untuk harga tiket kapal Ferry bisa dibilang lumayan murah. Untuk satu kali perjalanan dari Bandara Hongkong ke Bandara Bao'an Shenzhen dikenai harga 295 Dollar Hongkong. Jika kurs 1 HKD (Hongkong Dollar) setara dengan Rp. 1900,- . Maka harga tiket kelas ekonomi yang kita beli tersebut sekitar 600 ribu rupiah. Nah, murah kan?
Yang menarik dari naik kapal Ferry ini adalah kita tidak perlu mengurusi koper atau bagasi, karena koper/bagasi tersebut sudah otomatis diurus dan dipindah oleh petugas ke kapal Ferry untuk kemudian ditaruh di kapal. Kita bisa langsung saja naik ke kapal tanpa perlu repot-repot membawa koper. Ini yang saya sebut tadi sebagai efisien.
Jadwal dan Harga tiket Bandara Hongkong - Bandara Bao'an Shenzhen |
Yang unik disini adalah perpindahan dari Bandara Hongkong ke lokasi pelabuhan, kita akan disuguhi dengan fasilitas Skypier. Skypier ini adalah sebuah armada kereta yang menghubungkan antara bandara dengan pelabuhan. Kita tak perlu membayar lagi, karena harga tiket sudah termasuk dengan layanan Skypier ini.
Papan Pengumuman di Ruang Tunggu Keberangkatan Kapal |
Karena waktu keberangkatan kapal ke pelabuhan Fuyong (Shenzhen) masih lama, maka kami menghabiskan waktu di ruang tunggu sambil menikmati pemandangan laut, beberapa kapal terlihat datang dan pergi. Pemandangan yang indah dan tak biasa.
Kapal Ferry yang tengah bersandar di Dermaga |
Sedikit eksis, siap-siap berlayar |
Ada satu hal menarik disini. Kondisi dermaga di Hongkong ini bisa dibilang sangat bersih. Anak buah kapal (ABK) terlihat tidak ada yang berpakaian lusuh. Mereka semua berseragam resmi. Tidak ada preman ataupun pengamen yang berkeliaran di dalam kapal atau dermaga. Luar biasa, inilah potret transportasi di negara maju. Para calon penumpang pun bisa menikmati perjalanan dengan nyaman dan aman.
Waktu terus berjalan. Para calon penumpang mulai berdatangan di ruang tunggu. Dilihat dari perawakannya, beberapa diantaranya sepertinya berasal dari wilayah Eropa dan Asia Selatan. 15 menit mendekati jadwal keberangkatan, Gate menuju kapalpun mulai dibuka oleh petugas. Kamipun bergegas menuju kapal. Tak sabar ingin melihat bagaimana kondisi kapalnya.
Pemandangan dari dalam Kapal Ferry, saat menatap keluar jendela kapal |
Sesaat menaiki kapal, kami langsung disambut dengan ramah oleh beberapa petugas kapal. Mereka memakai seragam putih-putih. Dengan murah senyum mereka juga membagikan selembar form arrival card, agar segera kami isi karena nanti akan dikumpulkan saat melewati bagian imigrasi China saat sampai di Pelabuhan Fuyong.
China Arrival Card |
Pagi itu tidak banyak yang menaiki kapal Ferry menuju pelabuhan Fuyong. Mungkin hanya sekitar 20 orang. Padahal kapasitas maksimal kapal ini seharusnya bisa diisi oleh 100-an penumpang. Dengan kondisi kapal yang lumayan sepi, kami cukup leluasa untuk memilih tempat duduk yang paling nyaman.
Waktu yang diperlukan untuk menyeberang ke China (pelabuhan Fuyong) sekitar 50 menit. Kapal bergerak perlahan menyusuri pantai. Sesekali saya memandang keluar jendela kapal, menikmati pemandangan yang mungkin jarang sekali saya jumpai. Deburan ombak menjadi nyanyian alam mengiringi perjalanan ini. Sebentar lagi kami akan memasuki wilayah China daratan. Dan cerita baru saja dimulai.
To Be Continued
Acara apa mas fifin?zuzou kah
BalasHapusAcara diskusi teknis dengan vendor battery Har.
Hapus