Kisah sebelumnya di Perjalanan ke Shenzhen Bagian 3.
Selesai menyantap makan siang, kami kembali ke hotel. Berdasarkan rencana agenda yang sudah kami buat sebelumnya, sebenarnya siang ini kami harus langsung berdiskusi secara teknis dengan Rainbow dan Mr. Liu. Namun karena kondisi tubuh kami yang sudah terasa sangat capek, akhirnya kami mengubah waktunya. Kami geser agenda rapat itu ke waktu sore atau mungkin malam harinya. Siang ini, kami ingin istirahat terlebih dahulu di hotel. Melepaskan penat dan menghilangkan jet lag setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Tanpa protes sedikitpun, Rainbow dan Mr. Liu setuju dengan ide dari kami. Sepertinya mereka paham betul dengan kondisi kami. Yah, kami memang merasakan lelah dan butuh rehat sejenak.
Sore ini memang rencananya kita akan berkunjung ke kantor Rainbow untuk berdiskusi teknis tentang permasalahan yang kita hadapi di tanah air. Perlu diketahui bahwa perusahaan tempat Rainbow bekerja ini adalah perusahaan yang mensuplai komponen ke perusahaan kita di Indonesia. Saat ini ada kendala teknis terhadap komponen tersebut sehingga tidak dapat beroperasi normal. Karena itulah kita perlu menanyakan dan berdiskusi langsung dengan engineer mereka. Normalnya memang engineer mereka yang semestinya berkunjung ke Indonesia, namun karena terkendala pembuatan Passport dan Visa, akhirnya kami yang terpaksa harus datang ke Shenzhen ini.
Dengan menggunakan mobil, kami berempat mulai bergerak ke daerah Shajing, lokasi dimana kantor Rainbow berada. Sekitar 20 menit perjalanan akhirnya kami sampai juga di lokasi kantor Rainbow. Kantornya berada di komplek pertokoan. Menempati lantai 2 di gedung yang sepertinya ditempati oleh beberapa perusahaan yang berbeda. Setelah masuk ke dalam kantor, kami langsung disambut oleh beberapa karyawan yang bertugas sebagai resepsionis. Bisa dibilang perusahaan ini masih tergolong perusahaan startup. Jumlah karyawannya sedikit, mungkin hanya puluhan orang saja. Jumlah engineernya hanya sekitar 4 orang saja. Tetapi yang saya salut adalah keberanian mereka dalam mengembangkan sebuah teknologi dan memasarkan bahkan hingga ke manca negara. Meskipun pada akhirnya terdapat beberapa kendala teknis dari produk mereka, tentu itu sudah menjadi hal yang biasa serta menjadi pelajaran yang baik bagi mereka.
Kami merasa senang karena mereka menyambut kami dengan sangat ramah. Kami diperkenalkan dengan beberapa engineer mereka dan kemudian terlibat diskusi teknis yang sangat menarik. Saking menariknya, tak terasa diskusi berlangsung cukup panjang hingga larut malam. Sekitar pukul 10.00 malam, diskusi akhirnya dihentikan. Kami kemudian diantar kembali menuju hotel untuk beristirahat. Diskusi memang masih jauh dari kata selesai. Setidaknya kami masih ada 2 hari untuk melanjutkan diskusi dengan mereka.
Demikian cerita hari pertama kami di Shenzhen. Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana awal. Kamipun bisa tidur dengan pulas.
Meski begitu, ada beberapa hal-hal menarik yang bisa saya ceritakan disini.
Demikian beberapa aktivitas saya di hotel selama dua hari di China. Nah, memasuki hari ke-3 kami punya agenda yang spesial. Agenda apa itu?
To Be Continued...
Selesai menyantap makan siang, kami kembali ke hotel. Berdasarkan rencana agenda yang sudah kami buat sebelumnya, sebenarnya siang ini kami harus langsung berdiskusi secara teknis dengan Rainbow dan Mr. Liu. Namun karena kondisi tubuh kami yang sudah terasa sangat capek, akhirnya kami mengubah waktunya. Kami geser agenda rapat itu ke waktu sore atau mungkin malam harinya. Siang ini, kami ingin istirahat terlebih dahulu di hotel. Melepaskan penat dan menghilangkan jet lag setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Tanpa protes sedikitpun, Rainbow dan Mr. Liu setuju dengan ide dari kami. Sepertinya mereka paham betul dengan kondisi kami. Yah, kami memang merasakan lelah dan butuh rehat sejenak.
Berkunjung ke Kantor Rainbow
Kami memanfaatkan waktu rehat ini dengan sangat baik. Mandi, ngopi-ngopi, dan bersantai-santai sambil menonton TV sepertinya menjadi pilihan yang tepat untuk menyegarkan pikiran. Namun sepertinya kita tidak bisa menikmati tayangan TV ini dengan baik. Tayangan TV di semua channel berbahasa mandarin dan hampir semuanya tanpa subtitle. Kita tak mengerti sedikitpun apa yang mereka bicarakan. Hanya bisa mengira-ngira dari aksi atau gerak tubuh mereka saja. Di tengah acara santai-santai itu, sekitar pukul 4 sore Rainbow tiba-tiba mengirim pesan lewat aplikasi Wechat. Ia menanyakan apakah kita sudah siap untuk dijemput?Sore ini memang rencananya kita akan berkunjung ke kantor Rainbow untuk berdiskusi teknis tentang permasalahan yang kita hadapi di tanah air. Perlu diketahui bahwa perusahaan tempat Rainbow bekerja ini adalah perusahaan yang mensuplai komponen ke perusahaan kita di Indonesia. Saat ini ada kendala teknis terhadap komponen tersebut sehingga tidak dapat beroperasi normal. Karena itulah kita perlu menanyakan dan berdiskusi langsung dengan engineer mereka. Normalnya memang engineer mereka yang semestinya berkunjung ke Indonesia, namun karena terkendala pembuatan Passport dan Visa, akhirnya kami yang terpaksa harus datang ke Shenzhen ini.
Dengan menggunakan mobil, kami berempat mulai bergerak ke daerah Shajing, lokasi dimana kantor Rainbow berada. Sekitar 20 menit perjalanan akhirnya kami sampai juga di lokasi kantor Rainbow. Kantornya berada di komplek pertokoan. Menempati lantai 2 di gedung yang sepertinya ditempati oleh beberapa perusahaan yang berbeda. Setelah masuk ke dalam kantor, kami langsung disambut oleh beberapa karyawan yang bertugas sebagai resepsionis. Bisa dibilang perusahaan ini masih tergolong perusahaan startup. Jumlah karyawannya sedikit, mungkin hanya puluhan orang saja. Jumlah engineernya hanya sekitar 4 orang saja. Tetapi yang saya salut adalah keberanian mereka dalam mengembangkan sebuah teknologi dan memasarkan bahkan hingga ke manca negara. Meskipun pada akhirnya terdapat beberapa kendala teknis dari produk mereka, tentu itu sudah menjadi hal yang biasa serta menjadi pelajaran yang baik bagi mereka.
Kami merasa senang karena mereka menyambut kami dengan sangat ramah. Kami diperkenalkan dengan beberapa engineer mereka dan kemudian terlibat diskusi teknis yang sangat menarik. Saking menariknya, tak terasa diskusi berlangsung cukup panjang hingga larut malam. Sekitar pukul 10.00 malam, diskusi akhirnya dihentikan. Kami kemudian diantar kembali menuju hotel untuk beristirahat. Diskusi memang masih jauh dari kata selesai. Setidaknya kami masih ada 2 hari untuk melanjutkan diskusi dengan mereka.
Demikian cerita hari pertama kami di Shenzhen. Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana awal. Kamipun bisa tidur dengan pulas.
Santai dulu sebelum tidur |
Aktivitas Pagi Hari di Hotel
Hari kedua di Shenzhen tidak banyak peristiwa menarik yang bisa diceritakan. Malam hingga pagi hari kebanyakan aktivitas berada di hotel. Dimana pagi hari kami menikmati sarapan, kemudian siangnya kami pergi ke daerah Shajing untuk bertemu dan berdiskusi dengan Rainbow, Mr. Liu dan engineernya. Dan ketika malam hari (selepas Magrib), kami kembali ke hotel untuk kemudian bersantai atau nonton TV hingga waktu tidur tiba.Meski begitu, ada beberapa hal-hal menarik yang bisa saya ceritakan disini.
- Sarapan Di hotel tempat kami menginap memang sudah disediakan fasilitas sarapan. Tetapi ini di China gaes! tetap saja tidak ada yang menjamin bahwa makanan yang dihidangkan itu halal. Maka untuk menghindari masuknya makanan-makanan yang tidak halal ke dalam tubuh, saya lebih memilih untuk makan bubur instan setiap pagi. Sebelum berangkat ke China, memang sudah dipersiapkan beberapa makanan instan untuk antisipasi ketika susah menemukan makanan halal di China. Dan alhamdulillah, bermanfaat sekali dalam kondisi-kondisi seperti ini.
- Ngopi Konon, ada satu pepatah lama yang sangat terkenal bagi para penikmat kopi,
- Tayangan TV Bisa dibilang menonton TV menjadi aktivitas paling banyak dilakukan ketika kita sedang berada di kamar hotel. Namun sayangnya hampir semua channel yang kami pilih, jarang sekali ada subtitle berbahasa Inggris-nya. Maka, ketika ada satu channel yang tersedia subtitle berbahasa Inggris seperti foto di bawah ini, menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Saat nonton, saya pun bisa larut di dalam ceritanya.
Bubur Instan Halal |
Beruntung juga pagi hari itu juga saya bisa makan salad. Jadi ceritanya kemarin malam saat menyantap makanan di KFC, saya masih sempat untuk membawa pulang salad yang tidak habis saya makan. Alhamdulillah bisa saya jadikan tambahan menu sarapan pagi.
Sarapan Salad |
Meski saya sudah sarapan bubur sekitar pukul 07.00 pagi, biasanya mas Anang masih mengajak saya untuk menikmati sarapan di hotel pada pukul 09.00. Kami masih bisa memilih menu yang aman untuk dikonsumsi seperti berikut ini.
Ambil menu buah saja |
Atau menu telur, ubi dan jagung |
Nah, lezat kan? tidak harus makan makanan yang haram atau syubhat untuk menikmati makanan.
"Jangan sampai kerjamu mengganggu ngopimu"
Untuk tetap bisa menikmati kopi di luar negeri, saya sudah mempersiapkan beberapa kopi instan yang saya bawa dari Indonesia. Di hotel juga sudah disediakan sebuah teko yang bisa dipakai untuk memanaskan air. Maka, untuk membuat sebuah kopi yang enak, tinggal beberapa menit diracik, secangkir kopi panas sudah siap untuk dinikmati (disruput).
Jangan lupa untuk ngopi |
Jadilah seperti kopi, yang tetap dicintai meski tanpa harus menyembunyikan pahitnya diri.
Nonton film pendekar |
Demikian beberapa aktivitas saya di hotel selama dua hari di China. Nah, memasuki hari ke-3 kami punya agenda yang spesial. Agenda apa itu?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger