Dua minggu ini aku lalui dengan mobilitas yang cukup tinggi, bolak balik bandung-magetan yang biasanya dalam sebulan 2 kali namun kali ini udah seminggu balik lagi ke magetan karena ada keperluan keluarga. Berkreta madiun-bandung bukan sesuatu yang asing bagiku, malahan terkesan itu sangat biasa. Saking biasanya malah bisa dikatakan merupakan rutinitasku ^_^. Namun ada yang beda dari cerita perjalanan kretaku tadi malam. Biasanya naik kreta dari madiun jam 20.47 WIB, hanya dengan hitungan 100x maka saya pasti udah terlelap dalam mimpi yang indah, namun kali ini berbeda.
Pengen tahu bedanya kayak apa? hemm kasih tahu ga ya? ting.. tung.. ting...<thingking mode> he he okelah, jadi begini ceritanya :
Sebelum masuk ke kreta seperti biasa saya memeriksa tiket untuk mengetahui posisi tempat duduk saya ada di gerbong berapa? dan urutan kursi berapa?. Ternyata saya duduk di posisi 4C gerbong 2, beberapa saat aku melihat kondisi sekitar yang biasanya terlihat sepi tapi kali ini agak aneh..suasana sangat ramai oleh teriakan anak anak. Hemm...dalam hati memang sangat terganggu sih..padahal saya dari rumah udah berniat harus segera istirahat di kreta karena besok pagi udah harus kembali kerja, jadi kondisi badan dan pikiran harus siap tempur 100%. Tapi mencoba untuk memejamkan mata tapi lagi lagi ndak bisa karena gaduhnya suara anak kecil yang lagi nangis..
Sekilas aku lihat si anak kecil itu, kira kira umurnya 3-4 tahun dan lagi di urus sama baby-sitternya. Aku pikir anak ini bakal bikin gaduh maksimal 10 menit, tapi ternyata tidak, sampai 20 menit si anak malah semakin ndak bisa diatur. Trus yang lebih parah lagi mau dibujuk seperti apapun si anak tetap aja teriak teriak ga jelas, orang tuanya pun hanya bisa menyuruh2 supaya diem kepada si anak tanpa berusaha memegang si anak supaya mendapat belaian kasih ibunya. Dan sekali lagi si ibu sama si bapak hanya bisa memarahi kepada anak yang menangis dengan teriakan yang membuat orang di 1 gerbong merasa sangat terganggu...wiuhh...aku hanya bisa ngrundel di dalam hati.."Ya Allah..kapan ini si anak berhenti menangis sambil meronta ronta gitu.., aku mo istirahat terus terang".
Aku tunggu 20 menit masih ndak berhenti dan semakin menjadi, 30 menit ternyata teriakannya tambah keras...dan sekali lagi orang2 di 1 gerbong itu melihat ke arah anak itu dengan harapan anak itu supaya berhenti tapi hal itu tidak berdampak apa-apa kepada si anak. Sebenarnya aku ndak bakalan marah kepada si anak karena memang anak kecil mah begitu apalagi yang umurnya baru segitu pasti lagi nakal nakalnya..he he. Yang aku sesalkan adalah sikap orang tuanya yang terkesan seperti mengganggap gerbong itu adalah rumah pribadinya, membentak si anak, nyuruh2 baby sitternya, tanpa berusaha membujuk sendiri si anak dengan mengendongnya atau memegang dengan cinta keibuan... Saya rasa kenapa si anak nangis terus karena belum mendapat sentuhan khas ibunya.
Dan yang paling membuatku kesal adalah potongan singkat pernyataan si ibu kepada anaknya :
"kamu itu ga bisa diem ya??!!! ayo nurut sama mbak nya" kata si ibu kepada si anak, <'mbak' disini adalah baby sitter>
"lain kali anak2 ga usah diajak klo bepergian, naik mobil rewel, naik kreta rewel, naik pesawat rewel, mending ditinggal aja di rumah" tambah si ibu yang makin kesel
Berikut ada beberapa sikap ortunya yang tidak patut kita tiru :
1. nah ketahuan disini bahwa si anak memang agak rewel alias nakal, maka secara bijak harusnya si ortu jangan bawa si anak naik kreta donk, kan ini tempat umum, udah tahu si anak agak rewel, jadinya mengganggu orang lain yang lagi istirahat. Harusnya bawa mobil sendiri, biar rewel teriak sekeras apapun ndak ada yang merasa dirugikan.
2. saya melihat si ibu sangat jauh dari anaknya, anak nangis si ibu tidak berusaha mendekati anaknya malah memarahinya, nyuruh2 baby sitternya dan malah bikin suara semakin gaduh
3. dengan umur yang sudah 3-4 tahun, kalau si ibu dekat dengan anaknya, maka pastinya si ibu tahu banget kesukaan anaknya dan tahu bagaimana jika si anak ngambek disiasati dengan memberi apa yang menjadi kesukaan si anak.
dan akhirnya setelah menunggu sekitar satu se-jam-an si anak akhirnya capek dan tertidur.. duh aduh.kasihan si adek..capek ya dek...semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa pada usia begitu bagaimana memposisikan sebagai orang tua yang cerdas dan kreatif
Saya inget salah satu seminar pendidikan anak yang di bawakan mbak Neno warisman, kira kira yang saya tangkep seperti ini :
"ketika anak usia 1-5 tahun jadikan kita itu sebagai pelayannya, karena usia begitu anak2 memang layaknya raja, usia lebih dari itu jadikan si anak belajar disiplin"
kisah ini berlawanan sekali dengan yang saya alami ketika balik ke bandung libur idul adha kemarin,.
BalasHapusbeberapa saat saya menunda tidur karena ndengerin ibu yang sedang bercakap2 dengan anaknya, 3-4 tahun juga kayaknya..bangku persis di belakang saya, lucu sekali..
he he klo itu pantas dapat cendol dari juragan ris, soalnya berhasil mendidik anak dengan cinta keibuan..
BalasHapusPasti ini kaskuser he he.
Hapus