Layaknya pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, saya dan istri sering menceritakan segala kejadian yang ada di kantor seharian. Ada masalah apa, ada kejadian apa, yaa.. apa sajalah yang bisa diceritakan sehingga komunikasi tetap terjalin dengan baik. Tapi hari itu, cukup berbeda. Saya sangat antusias dengan apa yang diceritakan oleh istri. Sebuah kejadian yang ada di sekolah tempat istri saya bekerja. Hanya dengan mendengar saja, saat itu saya seperti berada di ruang kelas tepat ketika kejadian itu terjadi. Entahlah... unik gitu.
/*****************************************************************
Jadi hari itu seperti biasa, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan segala pernak-perniknya. Perlu diketahui, istri saya mengajar kelas 4 di sebuah SDN di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Layaknya anak-anak kelas 4, ada saja kegiatan usil yang dilakukan. Mulai dengan bermain kertas, ngobrol dengan teman sebangku, ada juga yang terlihat tekun mengerjakan apa yang diperintahkan sang guru. Sampai akhirnya ada salah seorang murid (sebut saja Temon) yang tiba-tiba maju ke depan. Meski tidak sampai satu menit, namun itu sudah bisa dibilang 'cukup lama' berada di depan kelas. Tentu ditambah lagi dengan alasannya yang tidak jelas.
"Ada apa mon, kok maju ke depan?", tanya guru penasaran.
"Ini bu...ehm...ehm..", temon malah berbisik tidak jelas.
"Kamu mau ijin ke toilet? hayo cepetan sana, nanti malah keluar disini
"Ndak bu. ini sudah kok, terima kasih", Temonpun malah kembali ke tempat duduknya.
"Heee.. heh kesini lagi coba!, bu guru memanggil kembali Temon karena masih penasaran kenapa ia maju ke depan kelas tadi.
"Iya bu..", Temonpun kembali ke depan kelas. Kali ini lebih dekat ke meja bu guru.
"Kamu tadi ngapain, kok maju ke kelas? kamu sakit? mau ijin?", sang guru semakin penasaran.
Suasanapun semakin mencekam...
"Tadi saya hanya ingin...", Temon terpatah-patah menjelaskan kejadian tadi.
"Ingin apa Moon.., hayo ngomong!", Ibu guru mulai sedikit kesal.
Kali ini Temon tidak punya pilihan lain. Dia harus mengatakannya.
"Tadi saya buang angin bu...", Dengan muka memerah Temonpun akhirnya menjelaskannya. Namun suaranya pelan sekali kali ini (sambil berbisik) dan praktis mungkin hanya dia dan bu guru saja yang bisa mendengar.
****************************************************************************/
kirain mau ngapain, ternyata menolak angin keluar :P
BalasHapushe he... sebenarnya bukan buang anginnya yang jadi main topik (sudah sunatullah), tapi logika yang terpikir oleh anak kecil ini menghadapi situasi seperti ini.
BalasHapusbagaimana dia bisa yakin ketika di depan kelas, bahwa suara yang ditimbulkan tidak malah keras trus bau, bukannya itu malah jadi ketawaan seisi kelas. Dikira show off nanti....^_^
Kenapa ndak ijin aja ke toilet langsung aja. he he..
haha...emang lucuh si anak, coba fin anak kecil difoto trus pengen liat ekpresinya ketika maju pertama kali ketika menahan angin dan ekpresi ketika maju kedua sesudah membuang angin
BalasHapus@iput : ha ha,,, wah kamu ini anak kecil dibuat penelitian... mending neliti wimax untuk kemajuan bangsa.... ^_^
BalasHapus