Berikut kembali saya abadikan ocehan saya di twitter, kali ini bertajuk #pahlawan :
1. berbicara mengenai #pahlawan sering yang terpikir oleh kepala kita adalah banyaknya kelebihan-kelebihan pada dirinya.
2. kalau kata @anismatta, "Seorang #pahlawan adalah mereka yang mengumpulkan kebaikan yang berserakan di dalam masyarakat".
3. seseorang disebut #pahlawan bukan pada saat dimana dia sedang berbuat karya besar, namun sejarah nantinya yang akan mencatat.
4. Sejarah bukan sembarang sejarah, namun sejarah yang berlaku jujur mengartikan siapa #pahlawan sebenarnya.
5. katakanlah tokoh kharismatik Buya Hamka, siapa meragukan kontribusinya tuk bangsa ini. Tapi apakah dulu, beliau dicatat sbg #pahlawan?
6. gelar #pahlawan nasional baru kemudian diberikan oleh negara kepada Buya Hamka tahun 2011 bersama syafrudin Prawiranegara.
7. padahal beliau (HAMKA) meninggal tahun 1981, jauh sebelum gelar #pahlawan nasional itu diberikan.
8. Apakah ketika beliau berkarya besar sempat memikirkan akan diberi gelar #pahlawan?, tentu tidak. Intinya bekerja untuk kemaslahatan umat.
9. Sekali lagi hanya waktu yang akan menjawab, siapa hakikatnya #pahlawan itu.
10. the last : #pahlawan memang butuh makan, namun tidak butuh gelar dan pujian, yang dibutuhkan hanyalah kuatnya iman.
sumber disini : http://twitter.com/fifinnugroho
ndak penting banget jadi pahlawan...apalagi gelar itu diberikan berdasarkan standar pemerintah...
BalasHapusterlalu sarat nuansa politik...
paling pemerintah baru jadikan BUYA Hamka sbg pahlawan krn mw dapat dukungan dari Muhammadiyah.
@Skydrugz : wallahu alam.. kalau itu ada nuansa politik..
BalasHapustapi bagiku pribadi memang Buya Hamka layak diberi gelar pahlawan atas kontribusinya, meski beliau sendiri mungkin ndak memikirkannya semasa hidupnya (point 8 dan 10).
Mengenai penting ndak pentingnya jadi pahlawan, bagi kita-kita memang apa sih pentingnya. Namun bagi mereka (ahli waris) mungkin ada juga untungnya seperti konsekuensi teknis atas gelar pahlawan tsb. yaa itu rezeki dari Allah alhamdulillah..
Toh banyak juga kan keturunan dari (mereka yang layak jadi pahlawan) hidup dibawah standart, nah disinilah gelar pahlawan bicara ^_^
ehmm.. bilangnya tidak butuh gelar, tapi ada kesan 'tidak terima' saat seorang pahlawan baru diberi gelar kepahlawanan lama setelah beliau meninggal. ini maksudnya bagaimana ya mas???
BalasHapuspahlawan memang tidak butuh gelar, tapi sebagai suatu bentuk penghormatan atas jasa mereka, maka diberikanlah gelar pahlawan tersebut. menurutku itu bukan hal yang salah. malah itu perlu. karena negara yang baik adalah negara yang mengenang jasa para pahlawannya.salah satunya dengan memberikan gelar itu.
@armae : he he sebenarnya itu kalimat yg sengaja dikontradiksikan sehingga pada akhirnya bertujuan menimbulkan kesan bahwa HAMKA memang tidak butuh gelar, karena jikalau beliau butuh gelar maka beliau akan memintanya sebelum tahun '81 ^_^.
BalasHapusSedangkan kesan yang timbul mengenai 'tidak terima saat seorang pahlawan baru diberi gelar kepahlawanan lama setelah beliau meninggal' --> mungkin itu murni dari penulis saja. Karena sebenarnya banyak pahlawan yang gugur di medan juang membela negara, namun setelah merdeka keluarga waris-nya masih hidup dibawah standart kelayakan. Ironi jadinya....
Tapi 'at all' bukan ini penekanan tulisan saya diatas, namun 'ketulusan' dan 'karya besar' seorang pahlawan yang semoga selalu menjadi inspirasi generasi berikutnya.
Salam kenal untuk semua pengunjung Fifin Blog.
BalasHapusEh Fin, kamu Arek Magetan juga yaaa?
R. Suwasis Hadi
www.maswasis.com
@www.maswasis.com : iya pak saya bocah Magetan..
BalasHapussalam blogger magetan pak..