Lamat-lamat saya amati buku yang bersampul hitam pekat ini. Ada semacam tulisan yang dibuat melingkar disampul depan. Rasa penasaran pun membuncah. Saya perlu memutar buku ini untuk bisa membaca tulisan melingkar itu. Ada pluralisme, liberalisme, radikalisme, progesit dan lain-lain. Bahasa-bahasa yang menurut saya cukup sensitif. Apalagi di negeri ini, bakal selalu menjadi perdebatan tiada ujung.
Terus terang saya pernah melihat buku ini dijual di beberapa tempat. Bahkan ketika buku ini akan lahirpun, saya mengikuti awal kisahnya. Buku ini berjudul 'Islam Liberal 101' karya Akmal Sjafril. Buku yang sangat elegan dan menarik. Dibagian belakang buku terdapat cuplikan komentar dari dua tokoh keren yang cukup saya kagumi. Ahmad Sarwat, Lc dan Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc. Wah, rasanya ingin sekali saya bawa pulang buku ini tanpa membayarnya. -Lho.. pencurian donk!!-. Akankah untuk buku yang satu ini, saya akan membelinya? -tetep sambil lirik dompet-
Sudah lama saya mengikuti pemikiran seorang Akmal Sjafril, bahkan sebelum dia menulis buku ini. Tulisannya runtut dan selalu berbobot. Suatu ketika (entah dalam keperluan apa), pertama kalinya saya mampir ke blog Akmal. Sejak pertama kali membaca tulisan di blognya, saya langsung berpikir "Ini orang cerdas dan berani!!". Makanya meskipun saya bukan termasuk penghuni multiply (meski punya akun), saya terus setia mengikuti tulisan-tulisannya. Istilahnya kerennya sebagai silent reader atau kata salah satu teman blogger menyebutnya silent admirer.
Saya : "Pak, kalau yang ini berapa?".
Bapak Penjual : "Itu ** ribu, diskon menjadi 35 ribu".
Subhanallah, murah sekali. Jadi ingat beberapa waktu yang lalu di page FB Malami Bookstore (punya bang Akmal), buku hebat ini dijual 50 ribu (belum termasuk ongkos kirim). Kalau untuk keperluan wakaf / hibah ke pesantren / sekolah dapat diskon menjadi 25 ribu. Itupun minimal harus beli empat biji. Nah ini satu buah untuk keperluan pribadi dibandrol cuma 35 ribu. Semoga barakah jualannya ya pak!.
Tanpa berpikir panjang lagi akhirnya saya bersepakat dengan penjual untuk membeli buku ini. Untuk review buku ini akan saya posting nanti jika sudah selesai membacanya.
Matahari semakin naik dan udara saya rasakan semakin panas. Pohon-pohon rindang yang menjulang tinggi di sepanjang jalan Gelap Nyawang ini sedikit memberi udara segar. Saya kembali melirik ke jam tangan, pukul 10.05 WIB. Saya harus segera ke tempat potong rambut. Estimasi saya dua jam masih cukup waktu sebelum waktu dhuhur menjelang.
Sayapun segera beranjak menuju tempat potong rambut yang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Tentu saja sambil menenteng buku baru. Entah kenapa setiap membeli buku baru, hati ini selalu berdesir gembira. Benar-benar sebuah buku yang tidak sengaja, karena awalnya memang tidak sengaja mampir ke toko ini.
Tamat / Selesai / End.
-fifin-
Kontrakan, 20 Januari 2012.
Di sebuah pagi sambil menyeruput teh lemon hangat.
Terus terang saya pernah melihat buku ini dijual di beberapa tempat. Bahkan ketika buku ini akan lahirpun, saya mengikuti awal kisahnya. Buku ini berjudul 'Islam Liberal 101' karya Akmal Sjafril. Buku yang sangat elegan dan menarik. Dibagian belakang buku terdapat cuplikan komentar dari dua tokoh keren yang cukup saya kagumi. Ahmad Sarwat, Lc dan Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc. Wah, rasanya ingin sekali saya bawa pulang buku ini tanpa membayarnya. -Lho.. pencurian donk!!-. Akankah untuk buku yang satu ini, saya akan membelinya? -tetep sambil lirik dompet-
Sudah lama saya mengikuti pemikiran seorang Akmal Sjafril, bahkan sebelum dia menulis buku ini. Tulisannya runtut dan selalu berbobot. Suatu ketika (entah dalam keperluan apa), pertama kalinya saya mampir ke blog Akmal. Sejak pertama kali membaca tulisan di blognya, saya langsung berpikir "Ini orang cerdas dan berani!!". Makanya meskipun saya bukan termasuk penghuni multiply (meski punya akun), saya terus setia mengikuti tulisan-tulisannya. Istilahnya kerennya sebagai silent reader atau kata salah satu teman blogger menyebutnya silent admirer.
Saya : "Pak, kalau yang ini berapa?".
Bapak Penjual : "Itu ** ribu, diskon menjadi 35 ribu".
Subhanallah, murah sekali. Jadi ingat beberapa waktu yang lalu di page FB Malami Bookstore (punya bang Akmal), buku hebat ini dijual 50 ribu (belum termasuk ongkos kirim). Kalau untuk keperluan wakaf / hibah ke pesantren / sekolah dapat diskon menjadi 25 ribu. Itupun minimal harus beli empat biji. Nah ini satu buah untuk keperluan pribadi dibandrol cuma 35 ribu. Semoga barakah jualannya ya pak!.
Tanpa berpikir panjang lagi akhirnya saya bersepakat dengan penjual untuk membeli buku ini. Untuk review buku ini akan saya posting nanti jika sudah selesai membacanya.
Matahari semakin naik dan udara saya rasakan semakin panas. Pohon-pohon rindang yang menjulang tinggi di sepanjang jalan Gelap Nyawang ini sedikit memberi udara segar. Saya kembali melirik ke jam tangan, pukul 10.05 WIB. Saya harus segera ke tempat potong rambut. Estimasi saya dua jam masih cukup waktu sebelum waktu dhuhur menjelang.
Sayapun segera beranjak menuju tempat potong rambut yang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Tentu saja sambil menenteng buku baru. Entah kenapa setiap membeli buku baru, hati ini selalu berdesir gembira. Benar-benar sebuah buku yang tidak sengaja, karena awalnya memang tidak sengaja mampir ke toko ini.
Tamat / Selesai / End.
-fifin-
Kontrakan, 20 Januari 2012.
Di sebuah pagi sambil menyeruput teh lemon hangat.
Pertamax.. Nice share sob.. :D
BalasHapushe he,, siip..
Hapushmm... judul bukunya menarik *mmm... lebih ke provokatif siy sebenernya*, isinya seperti apa Fin?
BalasHapusyup bener banget mbak. Menurutku malah disitu letak menariknya. Masih menduga duga sih apa isinya. Tapi pasti tak jauh dari upaya penulis untuk membeberkan letak kesalahan islam liberal dan bagaimana pembaca bisa menangkalnya.
Hapuswow...pak akmal sjafril??
BalasHapusbeliau penulis juga di fimadani.com
*nunggu reviewnya ah dari bang fifin ^^
iya pak akmal memang kontributor fimadani kolom pemikiran islam. Btw mbak puch ini jg kontributor fimadani kan?
Hapustapi aku kok ndak menemukan nama 'puchsukahujan' di bagian dibalik scene-nya ya?.
hehehe...saya mah kontributor jadi-jadian,,
Hapusklo lg mood kirim tulisan klo ndak mood ya vakum
jauh lah klo dibandingin pak akmal sjafril, beliau kan jam terbangnya udah tinggi ^_^
wooo... tapi ndak lucu jg kan klo namanya di fimadani tertulis puchsukahujan.. huk huk..
Hapushihihi...ya nggak lah
Hapusklo di sana saya pake nama asli
XD