Pagi ini mentari bersinar memancarkan cerah. Meradiasi semangat para petani yang akan berangkat ke sawah. Anak-anak kecil dan remaja tanggung juga sudah berangkat ke sekolah. Mengemban amanah berat orang tua dalam mengejar mimpi-mimpi yang tinggi. Meninggalkan suasana sepi namun berselimut hangat. Bekas hujan deras malam hari kemarin juga sudah tiada. Menguap berganti dengan harapan cerah hari ini. Beberapa ibu tetangga sedang sibuk menggelar jemuran, seakan takut hujan turun lagi sebelum cucian kering. Seorang ibu juga terlihat sedang asik ngemong anaknya yang masih kecil. Sesekali tertawa sendiri melihat tingkah laku anaknya yang lucu. Tak jarang juga si anak menangis karena kejahilan si ibu.
Di sisi lain seorang bapak-bapak terlihat membawa rumput basah yang ditumpangkan di atas motor. Rumput hijau itu nantinya untuk makanan ternak. Kau tahulah... bertani dan beternak adalah denyut nadi kehidupan di desaku. Jika suasana lebih pagi lagi, maka akan terlihat bapak-bapak yang membawa beberapa sapi untuk dicuci badannya ke sungai. Yah.. beginilah suasana pagi di desaku, suasana yang hangat menentramkan.
Disini aku malah terpaku sendiri. Menekan tombol-tombol keyboard laptop mini menuliskan suasana hati. Di sebelah kanan terhidang segelas kopi dengan cokelat granule. Di permukaannya terlukis pola yang aku sendiri tidak mengerti. Ah mengapa pula aku merisaukan sesuatu yang tidak penting. Sesekali kuhirup sedikit kopi di cangkir kecil itu, kemudian kembali kulanjutkan menekan tombol-tombol keyboard, tut .. tut .. tut.
-fifin-
Magetan, 24 januari 2012
Sambil lamat-lamat terdengar kakak perempuanku membunyikan lagu Flanela berjudul 'Anjelie'
Di sisi lain seorang bapak-bapak terlihat membawa rumput basah yang ditumpangkan di atas motor. Rumput hijau itu nantinya untuk makanan ternak. Kau tahulah... bertani dan beternak adalah denyut nadi kehidupan di desaku. Jika suasana lebih pagi lagi, maka akan terlihat bapak-bapak yang membawa beberapa sapi untuk dicuci badannya ke sungai. Yah.. beginilah suasana pagi di desaku, suasana yang hangat menentramkan.
Disini aku malah terpaku sendiri. Menekan tombol-tombol keyboard laptop mini menuliskan suasana hati. Di sebelah kanan terhidang segelas kopi dengan cokelat granule. Di permukaannya terlukis pola yang aku sendiri tidak mengerti. Ah mengapa pula aku merisaukan sesuatu yang tidak penting. Sesekali kuhirup sedikit kopi di cangkir kecil itu, kemudian kembali kulanjutkan menekan tombol-tombol keyboard, tut .. tut .. tut.
-fifin-
Magetan, 24 januari 2012
Sambil lamat-lamat terdengar kakak perempuanku membunyikan lagu Flanela berjudul 'Anjelie'
wah....kopinya sangat menggoda :D
BalasHapuslama-lama tulisannya juga sulit kumengerti
(nah lho)
kayaknya yang nulis lagi melo ^^
iya nih sedang melo guslow..
Hapusweeeks, tulisannya mengalir kayak novel. penuh kiasan
BalasHapusbelajar membuat tulisan yang enak dibaca oleh orang lain put...
Hapussudah lama gak ngopi. pengen jadinya...
BalasHapusngopi yukk... mantebs mbak...
Hapuskopinya capuccino-nya, mas? hehe
BalasHapusyup dengan cokelat granule... maknyuss mas.
HapusI love coffee. Too bad gak bisa sering-sering meminumnya.
BalasHapusndutyke.com
yaa.. segelas sehari sekali saja mbak...
Hapus