Beberapa hari ini saya dikejutkan dengan beberapa pertandingan yang dijalani oleh Timnas Garuda kebanggaan kita dalam rangka dua event besar. Yang pertama adalah HBT (Turnamen Halsanah Bolkiah) yang dilakoni tim garuda usia dibawah 21 tahun dan yang kedua adalah putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia yang dijalani oleh Timnas senior. Keterkejutan saya beralasan karena melihat antusiame masyarakat Indonesia yang sangat rendah. Saya baru mengetahui ada pertandingan Indonesia melawan Singapura hari minggu kemarin karena sebuah ketidaksengajaan. Ini artinya, desas-desus jadwal pertandingan timnas nyaris tak terdengar. Baik itu di kantor atau bahkan di republik twitter sekalipun. Ini sangat berbanding terbalik ketika beberapa waktu yang lalu (AFF atau Sea Games) setiap timnas akan bertanding, di kantor dan di twitter pasti sudah heboh duluan.
Kejutan semakin bertambah dengan permainan Garuda Muda U-21 yang kurang maksimal. Bermain melawan Singapura sangat terkesan kurang greget, alhasil hanya hasil imbang yang mampu diraih. Di laga berikutnya (hari selasa) melawan Myanmar nyaris tidak ada perbaikan signifikan. Meski cukup baik bermain di babak pertama, namun Andik Firmansyah dkk malah keteteran di babak kedua yang akhirnya berujung kekalahan menyesakkan 1-3. Saya melihat Timnas Garuda Muda U-21 ini terkesan masih sangat Andik Firmansyah centris. Setiap bola yang dipegang selalu diupayakan diarahkan kepada Andik. Ini sangat berbahaya pada sistem dan perkembangan pola permainan.
Kejutan semakin memuncak ketika tadi malam Timnas senior dihajar tampa ampun oleh Bahrain 0-10. Memang sih banyak pemain baru yang dimainkan oleh Aji Santosa mengingat banyak pemain inti sebelumnya memilih bermain di ISL. Jika sudah bermain di ISL, tentu artinya haram hukumnya jika ikut memperkuat Timnas Senior. Apapun alasannya, ini tetap menjadi sebuah kekalahan yang sangat memalukan. Saya hanya bisa berpikir "Ada apa denganmu PSSI?, pengurus berganti kok tetap tak ada perubahan??".
Mencuplik komentar teman saya Nur Ahmadi di twitter :
Jadi rindu kapan kita kembali ber-ueforia dan kembali bersorak seperti ini,
Kejutan semakin bertambah dengan permainan Garuda Muda U-21 yang kurang maksimal. Bermain melawan Singapura sangat terkesan kurang greget, alhasil hanya hasil imbang yang mampu diraih. Di laga berikutnya (hari selasa) melawan Myanmar nyaris tidak ada perbaikan signifikan. Meski cukup baik bermain di babak pertama, namun Andik Firmansyah dkk malah keteteran di babak kedua yang akhirnya berujung kekalahan menyesakkan 1-3. Saya melihat Timnas Garuda Muda U-21 ini terkesan masih sangat Andik Firmansyah centris. Setiap bola yang dipegang selalu diupayakan diarahkan kepada Andik. Ini sangat berbahaya pada sistem dan perkembangan pola permainan.
Kejutan semakin memuncak ketika tadi malam Timnas senior dihajar tampa ampun oleh Bahrain 0-10. Memang sih banyak pemain baru yang dimainkan oleh Aji Santosa mengingat banyak pemain inti sebelumnya memilih bermain di ISL. Jika sudah bermain di ISL, tentu artinya haram hukumnya jika ikut memperkuat Timnas Senior. Apapun alasannya, ini tetap menjadi sebuah kekalahan yang sangat memalukan. Saya hanya bisa berpikir "Ada apa denganmu PSSI?, pengurus berganti kok tetap tak ada perubahan??".
Mencuplik komentar teman saya Nur Ahmadi di twitter :
Tidak ada bedanya PSSI rezim bakrie & arifin. Sangat kental nuansa politik & bisnis ketimbang pembinaan & memajukan sepak bola nasional -__-
Jadi rindu kapan kita kembali ber-ueforia dan kembali bersorak seperti ini,
terima kasih infonya..
BalasHapusBepe gak main sih, hehe.. Melihat pertandingan bahrain-indonesia kemarin memang sangat menyedihkan, terlepas dari keputusan-keputusan wasit yang aneh, pemain indonesia memang sangat tidak siap. Kasihan dan menyedihkan.
BalasHapusha ha Bepe sudah diharamkan main di timnas ris. Siap-siap revolusi PSSI..
Hapushoho...dimana-mana heboh sepak bola,
BalasHapussaya no comment deh, ikut nonton saja (tanpa teriak-teriak) :D
go go garuda...
Hapus