Meski terbilang minim pulang ke Magetan, saya cukup sering mengantar dan menemani istri belanja di pasar. Pertemuan yang sangat jarang membuat kegiatan sekecil apapun terasa lebih menyenangkan. Melihat banyak ibu-ibu yang sangat sigap menjajakan berbagai barang, mulai dari makanan hingga pakaian. Ini dia yang namanya pintu rezeki. Bukankah Rasululloh sendiri bersabda bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki berada pada perniagaan?. Dan pasar adalah satu satu tempat yang sangat efektif dalam berniaga. Pasar menjadi sangat penting dalam membangun ekonomi umat, karena disinilah uang berputar sangat cepat. Bahkan menjadi hal kedua terpenting yang dibangun oleh Nabi Muhammad di negara Madinah setelah Masjid. Ini menjadi bukti konkrit betapa pasar memegang kunci penting peradaban.
Ada yang cukup menarik ditilik dari aktifitas pedagang di sebuah pasar. Kalau dicermati lebih dalam lagi, kita akan bisa melihat sebuah fenomena menarik. Pedagang yang cerewet / grapyak itu cenderung didatangi pembeli pertama kali. Setelah itu, baru kepiawaian dalam berdaganglah yang membuat dagangannya laris atau malah sepi sama sekali.
Kali ini saya dan istri sedang mencari pisang. Di salah satu sudut pasar terdapat kerumunan pedagang yang sedang menjual pisang. Saya tidak begitu mengerti tentang jenis-jenis pisang, yang jelas cukup banyak jenisnya. Ada yang sudah matang siap dimakan, ada juga yang masih hijau sehingga perlu beberapa hari untuk bisa masak sempurna.
Pergi ke pasar sering mengingatkanku pada sebuah cerita yang terdapat dalam novel serial Anak-anak Mamak-Pukat karya Tere Liye. Suatu ketika Pukat dan Burlian disuruh menemani Mamak menjual hasil kebun berupa buah duku di pasar. Namun kedua begundal kecil itu selalu protes dengan cara Mamak yang membandrol dagangannya dengan harga yang begitu murah. Karena murah, duku itu ludes bahkan sebelum matahari naik keatas. Logika kedua anak kecil itu berkata bahwa dengan menaruh harga tinggi maka keuntungan yang didapat akan sangat maksimal. Keesokan harinya Mamak memberi kesempatan kepada Burlian dan Pukat untuk menerapkan teori mereka. Bagaimana hasilnya? ha ha.. dagangan mereka kurang laku. Duku-duku yang dijual masih banyak yang tidak laku. Sudah bisa ditebak, merekapun rugi ^_^.
Hikmah bisa didapatkan darimana saja bukan?, bahkan di pasar sekalipun.
-fifin-
Kontrakan Bandung, sambil ditemani nonton Naruto.
3 Februari 2012
Ada yang cukup menarik ditilik dari aktifitas pedagang di sebuah pasar. Kalau dicermati lebih dalam lagi, kita akan bisa melihat sebuah fenomena menarik. Pedagang yang cerewet / grapyak itu cenderung didatangi pembeli pertama kali. Setelah itu, baru kepiawaian dalam berdaganglah yang membuat dagangannya laris atau malah sepi sama sekali.
Kali ini saya dan istri sedang mencari pisang. Di salah satu sudut pasar terdapat kerumunan pedagang yang sedang menjual pisang. Saya tidak begitu mengerti tentang jenis-jenis pisang, yang jelas cukup banyak jenisnya. Ada yang sudah matang siap dimakan, ada juga yang masih hijau sehingga perlu beberapa hari untuk bisa masak sempurna.
Pergi ke pasar sering mengingatkanku pada sebuah cerita yang terdapat dalam novel serial Anak-anak Mamak-Pukat karya Tere Liye. Suatu ketika Pukat dan Burlian disuruh menemani Mamak menjual hasil kebun berupa buah duku di pasar. Namun kedua begundal kecil itu selalu protes dengan cara Mamak yang membandrol dagangannya dengan harga yang begitu murah. Karena murah, duku itu ludes bahkan sebelum matahari naik keatas. Logika kedua anak kecil itu berkata bahwa dengan menaruh harga tinggi maka keuntungan yang didapat akan sangat maksimal. Keesokan harinya Mamak memberi kesempatan kepada Burlian dan Pukat untuk menerapkan teori mereka. Bagaimana hasilnya? ha ha.. dagangan mereka kurang laku. Duku-duku yang dijual masih banyak yang tidak laku. Sudah bisa ditebak, merekapun rugi ^_^.
Hikmah bisa didapatkan darimana saja bukan?, bahkan di pasar sekalipun.
-fifin-
Kontrakan Bandung, sambil ditemani nonton Naruto.
3 Februari 2012
ini2 artikel yg saya tunggu2. artikel yg bercerita tentang kehidupan realita seseorang, terlepas dari aktivitas kerja seorang engineer chip. sy jadi belajar ttg cara berniaga di pasar.
BalasHapusjajanan & pisangnya kelihatan menggiurkan fin
he he.. iya put, kemarin pas lagi nganterin istri di pasar eh trus sedikit jeprat-jepret.
Hapusyup ini khas jajanan pasar put. Maknyuss... paling suka beli gorengan / kue basa macam risoles... wuih enak..
hyah...kemarin Conan sekarang Naruto
BalasHapussaya pernah nanya ke adek saya:
"kenapa cowok suka nonton yang seperti itu, seperti transformer, naruto, spongebob dll?"
jawabannya:
"suka perang-perangnya, mbak."
hehe...saya jadi mikir, apakah otak laki-laki itu memang disetting untuk lebih dominan berpikir tentang kekuatan atau kekuasaan?
# menarik untuk dijadikan bahan penelitian nih ^^
eit,,, untuk saya ndak suka spongebob lho!
Hapushemm mungkin ada benarnya juga. Seperti saya kalau main game rise of nation (jenis game perang penguasaan wilayah sebuah negara), sampe berjam-jam betah. Tapi dulu waktu kuliah. Sekarang ndak punya karena ndak punya instalernya. Sudah musnah.
Hayyoo ditunggu penelitiannya ^_^