-Ahmad Sarwat, Lc-
-Prof. Dr. KH. Didin Hafidhudin, M.sc-
Dua cuplikan komentar dari tokoh muslim berkategori ulama diatas menjadi bukti konkret bahwa buku berjudul lengkap 'Islam Liberal 101' karya Akmal Sjafril ini memang sangat bagus. Its very recommended book. Pertama kali dicetak dipasaran, buku ini telah mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Perlu diketahui bahwa buku ini dicetak pertama kali pada bulan November 2010. Cetakan pertama tersebut habis dalam dua setengah pekan. Ingat yah..! 'habis dalam dua setengah pekan'. Cetakan kedua habis dalam tempo satu setengah bulan. Dan buku yang saya pegang ini adalah buku cetakan ketiga. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, pada bulan ini (Februari 2012) buku cetakan yang keempat sudah siap di edarkan kembali. Sebuah bukti tak terbantahkan akan kehausan umat dalam mendapatkan ilmu yang cukup untuk membekali (khususnya diri pribadi) dalam menangkal pemikiran nyleneh ini.
Kita tentu tahu istilah Ghazwul Fikriy bukan?. Secara sederhana diistilahkan yakni sebuah perang pemikiran. Sejak dari judul, kemudian awal tulisan di halaman satu, sampai nanti di halaman terakhir, buku ini sarat akan kandungan tema tersebut. Sebuah tema yang sebenarnya sudah berlangsung sejak berabad-abad tahun yang lalu. Sebuah tema yang berat memang, namun disajikan dengan bahasa penulisan yang ringan. Mudah dipahami bahkan untuk orang awam sekalipun.
Buku ini disajikan dalam 5 Bab yang sangat menarik. Saya tidak akan menjelaskan Bab demi Bab secara rinci kepada anda pada tulisan ini. Namun saya akan mencuplik satu Bab yang menurut saya paling menarik untuk disimak. Yakni Bab ketiga 'Modus Operandi'. Sebuah Bab yang membahas semua modus operandi yang sering digunakan kaum liberal dalam menyebarkan virus tersebut ke dalam masyarakat muslim. Ada 'permainan istilah', 'tuduhan palsu', 'pembelokan masalah', 'pemotongan ayat', dan terakhir 'lempar batu sembunyi tangan'. Disini pembaca diharapkan mampu mengidentifikasi secara dini serangan-serangan liberalis yang mungkin bisa saja tidak kita sadari.
Penulis buku ini terkenal sangat aktif menulis mengenai fenomena islam liberal di blog pribadinya. Tidak mungkin seorang Akmal Sjafril mampu menulis buku ini dengan sangat baik jika dia tidak aktif berdebat dan meneliti tentang #mereka. Yah.. hastag twitter #mereka ini tentu saja ditujukan kepada kalangan liberalis. Namun uniknya, Akmal tidak pernah atau dalam catatan saya tidak pernah berdebat dengan liberalis kelas top semacam Ulil. Karena setiap ada yang bertanya pada Ulil mengenai pendapatnya terhadap buku ini, dia selalu mengatakan buku ini 'tidak mutu'. Alhasil penyanggahan secara intelektual dari kaum liberalis terhadap buku ini tidak pernah dilakukan.
Buku Islam Liberal 101 ini termasuk dalam kategori buku berat namun disajikan oleh Akmal secara ringan. Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, buku ini layak menjadi buku pegangan dalam menghadapi infiltrasi pemikiran kaum liberalis. Perlu dicatat juga, buku ini juga dibekali dengan referensi intelektual yang mumpuni mulai dari Al Quran, Hadits, dan juga karya-karya besar pemikiran ulama macam Buya Hamka, Adian Husaini, Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Syamsuddin Arif, Adnin Armas, dan pemikir-pemikir islam yang lain.
Bagi saya, mau islam ya islam aja, mau liberal ya silahkan liberal, jangan dicoba dicampuradukkan. Karena secara bahasa aneh jika dipasangkan, yang satu adalah 'Islam' yang berarti agama dengan segala 'batasan' yang disyariatkan oleh Allah azza wa jalla. Sedangkan yang satunya adalah 'liberal' yang berarti 'bebas atau berpandangan bebas'.
Buku ini bisa didapatkan di Toko Buku Hanan.
Kita tentu tahu istilah Ghazwul Fikriy bukan?. Secara sederhana diistilahkan yakni sebuah perang pemikiran. Sejak dari judul, kemudian awal tulisan di halaman satu, sampai nanti di halaman terakhir, buku ini sarat akan kandungan tema tersebut. Sebuah tema yang sebenarnya sudah berlangsung sejak berabad-abad tahun yang lalu. Sebuah tema yang berat memang, namun disajikan dengan bahasa penulisan yang ringan. Mudah dipahami bahkan untuk orang awam sekalipun.
Buku ini disajikan dalam 5 Bab yang sangat menarik. Saya tidak akan menjelaskan Bab demi Bab secara rinci kepada anda pada tulisan ini. Namun saya akan mencuplik satu Bab yang menurut saya paling menarik untuk disimak. Yakni Bab ketiga 'Modus Operandi'. Sebuah Bab yang membahas semua modus operandi yang sering digunakan kaum liberal dalam menyebarkan virus tersebut ke dalam masyarakat muslim. Ada 'permainan istilah', 'tuduhan palsu', 'pembelokan masalah', 'pemotongan ayat', dan terakhir 'lempar batu sembunyi tangan'. Disini pembaca diharapkan mampu mengidentifikasi secara dini serangan-serangan liberalis yang mungkin bisa saja tidak kita sadari.
Penulis buku ini terkenal sangat aktif menulis mengenai fenomena islam liberal di blog pribadinya. Tidak mungkin seorang Akmal Sjafril mampu menulis buku ini dengan sangat baik jika dia tidak aktif berdebat dan meneliti tentang #mereka. Yah.. hastag twitter #mereka ini tentu saja ditujukan kepada kalangan liberalis. Namun uniknya, Akmal tidak pernah atau dalam catatan saya tidak pernah berdebat dengan liberalis kelas top semacam Ulil. Karena setiap ada yang bertanya pada Ulil mengenai pendapatnya terhadap buku ini, dia selalu mengatakan buku ini 'tidak mutu'. Alhasil penyanggahan secara intelektual dari kaum liberalis terhadap buku ini tidak pernah dilakukan.
Buku Islam Liberal 101 ini termasuk dalam kategori buku berat namun disajikan oleh Akmal secara ringan. Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, buku ini layak menjadi buku pegangan dalam menghadapi infiltrasi pemikiran kaum liberalis. Perlu dicatat juga, buku ini juga dibekali dengan referensi intelektual yang mumpuni mulai dari Al Quran, Hadits, dan juga karya-karya besar pemikiran ulama macam Buya Hamka, Adian Husaini, Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Syamsuddin Arif, Adnin Armas, dan pemikir-pemikir islam yang lain.
Bagi saya, mau islam ya islam aja, mau liberal ya silahkan liberal, jangan dicoba dicampuradukkan. Karena secara bahasa aneh jika dipasangkan, yang satu adalah 'Islam' yang berarti agama dengan segala 'batasan' yang disyariatkan oleh Allah azza wa jalla. Sedangkan yang satunya adalah 'liberal' yang berarti 'bebas atau berpandangan bebas'.
Buku ini bisa didapatkan di Toko Buku Hanan.
salah satu ciri kaum jahiliyah adalah bodoh. 'bodoh' bukan dalam artian DDR (daya dong-nya rendah)atau lelet, tapi 'bodoh' dalam artian hanya berpikir berdasarkan hawa nafsunya saja.
BalasHapusdi sini bisa saya tarik benang merah bahwa kaum liberal hanya menggunakan nafsunya saja dalam berpikir. itu sama artinya #mereka bodoh, berarti ada korelasinya dengan kaum jahiliyah
kesimpulannya kaum liberal = kaum jahiliyah
hehehe... ^^
begitulah #mereka.
HapusSip, setuju banget
BalasHapus