Fakta berkata beberapa bulan terakhir ini memang hujan telah menjadi penghias hari-hari saya. Entah saat sedang di kantor atau sedang berada di rumah. Baik sedang berada di Bandung maupun di kampung halaman di Magetan. Dia menjadi teman berbagi yang tak pernah mengecewakan. Ketika hujan turun, saya sering melangkahkan kaki ke baranda rumah untuk sekedar melihat hujan. Menikmati sensasinya dan mencoba mengakrabinya. Suasana gemericiknya dengan jutaan bulir hujan yang menghujam ke tanah terasa sangat menentramkan hati. Inilah nikmat Allah.
Saya ingat dulu waktu masih kecil, ketika hujan turun bapak sering membuat ketela goreng. Rasanya gurih diluar dan lembut di dalam. Entah apa resepnya, ketela itu terasa enak sekali. Kata beliau, ketela yang baru saja dikupas dan dibersihkan, jangan langsung digoreng. Namun terlebih dulu harus di rebus. Ini akan menghasilkan ketela goreng yang bercita rasa tinggi. Terlepas dari resep sederhana yang beliau utarakan, yang jelas bagiku kelembutan cinta untuk keluargalah yang membuat ketela goreng buatan beliau terasa nikmat.
ketela goreng home made
Sebagai pendamping ketela goreng, saat-saat hujan yang dingin paling nikmat ditemani dengan secangkir kopi hitam. Kopi ini sangat berbeda dengan kopi shacet yang beredar di pasaran. Bubuk kopinya dibuat sendiri di rumah. Kalau kata mbahku di kampung, biji kopi murni yang dibeli di pasar kemudian di keringkan. Selain biji kopi murni ini, ditambahkan beras. Kemudian beras dan kopi yang sudah dikeringkan ini digarang (digoreng tanpa minyak) dengan api sedang. Oh iya, api yang digunakan yaitu dari kayu bakar, bukan dari kompor. Setelah warna kopi dan beras ini agak hitam (hampir gosong), barulah kemudian ditumbuk. Jadilah kopi hitam spesial buatan sendiri.
Menurutku kopi jenis ini kadar kafeinnya sangat rendah, terbukti meski minum jam 8 malampun, jam 9 sudah bisa tidur nyenyak. Kalau kopi yang beredar di pasaran, saya tidak berani minum di sore hari apalagi di malam hari. Kecuali jika sedang ingin nonton bola.
-fifin-
Kontrakan Bandung, 5 Februari 2012
Ditulis sambil nonton 'Apa Kabar Indonesia Pagi' TV One yang membahas kisruh Partai Demokrat.
Saya ingat dulu waktu masih kecil, ketika hujan turun bapak sering membuat ketela goreng. Rasanya gurih diluar dan lembut di dalam. Entah apa resepnya, ketela itu terasa enak sekali. Kata beliau, ketela yang baru saja dikupas dan dibersihkan, jangan langsung digoreng. Namun terlebih dulu harus di rebus. Ini akan menghasilkan ketela goreng yang bercita rasa tinggi. Terlepas dari resep sederhana yang beliau utarakan, yang jelas bagiku kelembutan cinta untuk keluargalah yang membuat ketela goreng buatan beliau terasa nikmat.
Sebagai pendamping ketela goreng, saat-saat hujan yang dingin paling nikmat ditemani dengan secangkir kopi hitam. Kopi ini sangat berbeda dengan kopi shacet yang beredar di pasaran. Bubuk kopinya dibuat sendiri di rumah. Kalau kata mbahku di kampung, biji kopi murni yang dibeli di pasar kemudian di keringkan. Selain biji kopi murni ini, ditambahkan beras. Kemudian beras dan kopi yang sudah dikeringkan ini digarang (digoreng tanpa minyak) dengan api sedang. Oh iya, api yang digunakan yaitu dari kayu bakar, bukan dari kompor. Setelah warna kopi dan beras ini agak hitam (hampir gosong), barulah kemudian ditumbuk. Jadilah kopi hitam spesial buatan sendiri.
Menurutku kopi jenis ini kadar kafeinnya sangat rendah, terbukti meski minum jam 8 malampun, jam 9 sudah bisa tidur nyenyak. Kalau kopi yang beredar di pasaran, saya tidak berani minum di sore hari apalagi di malam hari. Kecuali jika sedang ingin nonton bola.
-fifin-
Kontrakan Bandung, 5 Februari 2012
Ditulis sambil nonton 'Apa Kabar Indonesia Pagi' TV One yang membahas kisruh Partai Demokrat.
ketela yang direbus pake gula merah kalau di tempatku namanya 'kluwo'
BalasHapusngomong2 soal ketela, saya pernah ikut dauroh 3 hari menu makannya ketela saja aka 3 hari gak ketemu nasi
* sambil ikut mensukseskan program pemerintah yg sedang menggalakkan makanan pengganti nasi ^_^
nah bener banget mbak puch, namanya 'kluwo'.. waduh aku kok lupa gitu yah...he he
Hapuswah bener-bener penyukses program pemerintah., salam buat pak suswono ya..