Kupandangi lamat-lamat hamparan sawah padi yang baru saja di panen ini. Terbayang begitu banyak senyum dan harapan para petani tentang hasil panen triwulan ini. Namun terbayang juga akan sebuah senyum getir sebagian dari mereka yang memiliki hasil panen kurang memuaskan. Kita tahulah sendiri kawan, beberapa minggu belakangan angin puting beliung seringkali menerjang buas ke kawasan ini. Setelah jering payah berpeluh keringat mereka selama 3 bulan, bisa jadi hasilnya tidak sesuai dengan harapan awal. Namun beginilah realita hidup, kadang usaha keras tak mesti berbuah hasil pantas.
Memandangi lahan sawah yang baru saja dipanen, mengingatkanku pada sebuah kenangan masa kecilku. Lahan sawah yang baru saja dipanen ini menjadi tempat sasaran serbuan malam kami. Di tempat-tempat seperti inilah, jangkrik banyak ditemukan. Bunyi krik-kriknya lah yang membuat kami seringkali nekat memburunya malam-malam. Tahukah kawan, di malam hari yang sepi nan sunyi, jangkrik mudah sekali ditemukan dan ditangkap. Berbekal senter kecil dan kaleng bekas (nanti sebagai tempat menaruh hasil buruan), kami mengendap-endap serius memulai misi perburuan. Biasanya kami berangkat beramai-ramai (takut dengan hantu jika sendirian mah ^_^ ), bisa berkumpul sekitar 4-8 orang anak.
Biasanya jangkrik jantanlah yang menjadi perburuan utama kami. Mudah sekali membedakan jenis kelamin dari binatang serangga ini. Jangkrik jantan memiliki warna sayap yang agak unik. Ada semacam motif tertentu di bagian sayap punggung jangkrik jantan. Sedangkan untuk jangkrik betina, biasanya warna sayapnya cenderung polos hitam legam tanpa corak. Jangkrik jantan agresif sekali menggesekkan kedua sayap kanan-kiri untuk menghasilkan bunyi krik-krik yang khas. Sedangkan jangkrik betina cenderung lebih pemalu. Ini juga menjadi alasan mengapa kami tidak suka berburu jangkrik betina.
Selesai berburu, biasanya kami akan memelihara dan menaruhnya ke dalam sangkar yang terbuat dari tumpukan batang bambu yang sudah dipecah kecil-kecil. Tumpukan batang bambu tersebut dipasang berselang-seling untuk memudahkan si jangkrik bernafas serta mudah terlihat dari luar. Pada bagian sudut-sudutnya, kita ikat dengan kawat supaya bangunan sangkar kecil ini lebih kokoh. Untuk makanan serangga mungil ini, kita bisa kasih tanaman rumput krokot.
Pernah memelihara jangkrik kawan?
Memandangi lahan sawah yang baru saja dipanen, mengingatkanku pada sebuah kenangan masa kecilku. Lahan sawah yang baru saja dipanen ini menjadi tempat sasaran serbuan malam kami. Di tempat-tempat seperti inilah, jangkrik banyak ditemukan. Bunyi krik-kriknya lah yang membuat kami seringkali nekat memburunya malam-malam. Tahukah kawan, di malam hari yang sepi nan sunyi, jangkrik mudah sekali ditemukan dan ditangkap. Berbekal senter kecil dan kaleng bekas (nanti sebagai tempat menaruh hasil buruan), kami mengendap-endap serius memulai misi perburuan. Biasanya kami berangkat beramai-ramai (takut dengan hantu jika sendirian mah ^_^ ), bisa berkumpul sekitar 4-8 orang anak.
Biasanya jangkrik jantanlah yang menjadi perburuan utama kami. Mudah sekali membedakan jenis kelamin dari binatang serangga ini. Jangkrik jantan memiliki warna sayap yang agak unik. Ada semacam motif tertentu di bagian sayap punggung jangkrik jantan. Sedangkan untuk jangkrik betina, biasanya warna sayapnya cenderung polos hitam legam tanpa corak. Jangkrik jantan agresif sekali menggesekkan kedua sayap kanan-kiri untuk menghasilkan bunyi krik-krik yang khas. Sedangkan jangkrik betina cenderung lebih pemalu. Ini juga menjadi alasan mengapa kami tidak suka berburu jangkrik betina.
Selesai berburu, biasanya kami akan memelihara dan menaruhnya ke dalam sangkar yang terbuat dari tumpukan batang bambu yang sudah dipecah kecil-kecil. Tumpukan batang bambu tersebut dipasang berselang-seling untuk memudahkan si jangkrik bernafas serta mudah terlihat dari luar. Pada bagian sudut-sudutnya, kita ikat dengan kawat supaya bangunan sangkar kecil ini lebih kokoh. Untuk makanan serangga mungil ini, kita bisa kasih tanaman rumput krokot.
Pernah memelihara jangkrik kawan?
kakak sepupu saya yang dulu sering memelihara jangkrik
BalasHapussaya sih seneng aja ikut ngeliatin
katanya bunyi jangkrik pun macam-macam dan bisa dibeda-bedakan
kirain mbak puch suka suka memelihara jangkrik setelah sebelumnya juga suka main layang-layang.. :)
Hapusklo yang berhubungan dengan hewan saya gak suka ikut-ikutan pak
Hapuskalau layang-layang, main gundu, mancing ikan, adu gambar, senapan bambu, main ketapel saya masih ikutan
cuma satu hal yang saya gak bisa, yaitu manjat pohon
hehehe