Merindui gelak tawa kecilmu yang selama ini belum jua aku temui.
Seringkali aku merenung dalam sedih, ingat semua dosa-dosa yang kulakui,
Menjadikan rejeki itu akhirnya tak jua kunjung kudapati.
Namun, azzam kuat membuat bibir ini tetap berucap alhamdulillahi Rabbi.
Janji terhadap hamba-hambaMU yang selalu berdoa di temaram sunyi,
Memanglah tak akan pernah meleset apalagi mengingkari.
Kalaupun ia tak akan hadir di dunia ini,
Pastilah Engkau akan kabulkan doaku nanti di akherat hakiki.
Ya Allah yang Maha Pemberi Rejeki.
Terima kasih atas semua nikmat yang telah Engkau beri.
Jangan jadikan kami ingkar akan tiadanya nikmat secuil ini,
Dibandingkan dengan jutaan nikmat yang sudah kami dapati.
Dan kini.. Alhamdulillahi Rabbi, saat telah pasrahnya hati dalam menanti
Engkau akhirnya amanahi kami dengan sesuatu yang selama ini sungguh terindui.
Kami hanya bisa bersujud dalam sepi,
Menitikan air mata kesyukuran atas nikmat sungguh besar bagi kami.
Sungguh tak akan pernah kami sia-siakan amanah ini,
Akan kami jadikan dia, mujahid/mujahidah dalam membela dien yang agung ini.
Ya Allah..
Jadikanlah kami hamba-hamba yang senantiasa berucap syukur,
Jangan jadikan kami hamba-hamba yang seringkali kufur.
*Puisi untuk si kecil yang sudah lama kami rindui. Saat ini dia tengah menyempurnakan diri.
Subhanallah Indah Sekali
BalasHapusterima kasih mas yusuf.
HapusBtw ini linknya kok ndak bisa dibuka yah?
begitu bersyukurnya dalam hidup dituangkan dalam puisi ya fin
BalasHapusiya put, lebih mudah mengeluarkan isi hati lewat puisi atau syair daripada lewat prosa atau narasi.
Hapusbarakallah pak fifin....
BalasHapuswih, sedang menanti mujahid/mujahidah kecil rupanya, Fifin Junior?? *cuma menebak :D
iya mbak puch.. :)
Hapusmohon doa untuk keselamatannya.