Tadi malam sempat menyalakan televisi untuk menonton apa ada topik menarik yang bisa disimak. Sebenarnya berharap sekali ada tayangan mengenai hasil pemilu kabupaten Bekasi, tapi ternyata dua stasiun TV yang terkenal dengan bahasan politik (pasti sudah tahu kan?) itu lebih banyak membahas mengenai kasus Nazarudin dan heboh kenaikan BBM. Tapi tak apalah. Daripada tidak mengikuti perkembangan berita, akhirnya channel tidak saya ganti lagi ketika Tipi Wan menghadirkan 3 narasumber kelas wahid untuk membahas rencana kenaikan BBM yang dilakukan oleh pemerintah.
Tiga narasumber tersebut adalah bapak wamen ESDM Widjajono Partowidagdo (ini jujur saya baru tahu nama beliau setelah cari di google :) ), Anggito Abimanyu, dan Kwik Kian Gie. Dua nama terakhir sudah sangat akrab di telinga saya. Bahkan Pak Anggito ini termasuk tokoh nasional yang cukup saya kagumi terkait dengan kemampuan dan kompetensi yang beliau miliki dalam hal tetek bengek kebijakan fiskal. Yah mungkin ini sebagai timbal balik setelah 'dosa' yang saya lakukan ketika SMA dulu. Lha emang saya ngapain di SMA? trus apa hubungannya dengan bapak Anggito Abimanyu? Hik hik penasaran? yah.. apalagi kalau bukan keseringan saya ngantuk ketika jam pelajaran ekonomi :) .
Obrolan semakin menarik ketika pak Kwik Kian Gie membeberkan hitung-hitungannya mengenai pendapatan negara dari sektor minyak kemudian keterkaitannya dengan subsidi BBM. Saya bukan pakar ekonomi, tetapi cukup mengikuti perkembangan ekonomi. Pemaparan pak Kwik Kian Gie (tidak persis sama) tapi kira-kira seperti ini :
Mengenai bagaimana menghitung surplus ini kok bisa menghasilkan angka 95 trilyun rupiah (semoga saya tidak salah dengan besaran nilainya) bisa dilihat di banyak media online. Tidak saya detailkan di postingan ini. Meskipun Anggito Abimanyu cukup sepakat dengan hitung-hitungan Kwik Kian Gie yang tentu saja semakin mengingatkan saya akan pelajaran ekonomi waktu SMU, namun Anggito tetap menganggap APBN bisa saja jebol. Kenapa? karena surplus ini tetaplah digunakan oleh pemerintah untuk anggaran-anggaran yang lainnya (misalnya untuk mencerdaskan rakyat, infrastruktur, bayar hutang dll). Jadi APBN bisa saja jebol. Ini belum bicara efek korupsi yah!
Oke cukup, saya tidak akan membahas lagi debat terbuka 3 pakar kelas wahid mengenai pembahasan subsidi BBM tadi malam. Karena memang saya tidak ada kapasitas ilmu untuk melanjutkan pembahasan. Setidaknya disini kita sudah bisa belajar sedikit bagaimana seni mengelola keuangan negara. Namun uniknya, entah kenapa ketika selesai mendengar pembahasan subsidi BBM di televisi tadi malam, pikiran saya langsung mengarah kepada sebuah game strategi perang bernama Age Of Empire. Aneh ya? :)
Game ini menuntut kita untuk bisa mengelola sebuah negara untuk bisa kuat secara ekonomi, dan militer yang pada ujungnya dituntut untuk menghabisi negara lain yang menjadi musuh kita. Jadi kita harus memperhatikan keuangan negara, kemudian produksi tambang emas, makanan dan kayu. Jika sumber daya yang ada di negeri kita ini ternyata dimanfaatkan oleh musuh, maka kita harus memproduksi tentara untuk mengamankannya. Namun untuk membuat tentara, terlebih dahulu kita harus membuat dulu markas tentaranya. Nah untuk membuat markas tentara, kita harus mengorbankan sejumlah nilai uang dan kayu. Disinilah seninya kawan :). Kadang ketika kita tengah asik membangun ekonomi, tiba-tiba negara lain sudah melancarkan perang. Padahal kita belum mempunyai serdadu satupun. Dan ketika ingin membuat markas, persediaan kayu menipis. Walhasil kalahlah kita :( .
Kawan, pernahkah main game strategi perang seperti Age Of Empires, Rise Of Nation?
Tiga narasumber tersebut adalah bapak wamen ESDM Widjajono Partowidagdo (ini jujur saya baru tahu nama beliau setelah cari di google :) ), Anggito Abimanyu, dan Kwik Kian Gie. Dua nama terakhir sudah sangat akrab di telinga saya. Bahkan Pak Anggito ini termasuk tokoh nasional yang cukup saya kagumi terkait dengan kemampuan dan kompetensi yang beliau miliki dalam hal tetek bengek kebijakan fiskal. Yah mungkin ini sebagai timbal balik setelah 'dosa' yang saya lakukan ketika SMA dulu. Lha emang saya ngapain di SMA? trus apa hubungannya dengan bapak Anggito Abimanyu? Hik hik penasaran? yah.. apalagi kalau bukan keseringan saya ngantuk ketika jam pelajaran ekonomi :) .
Obrolan semakin menarik ketika pak Kwik Kian Gie membeberkan hitung-hitungannya mengenai pendapatan negara dari sektor minyak kemudian keterkaitannya dengan subsidi BBM. Saya bukan pakar ekonomi, tetapi cukup mengikuti perkembangan ekonomi. Pemaparan pak Kwik Kian Gie (tidak persis sama) tapi kira-kira seperti ini :
Subsidi BBM adalah selisih antara harga minyak yang diproduksi pertamina yang sesuai dengan harga internasional dengan daya beli masyarakat terhadap BBM yang ditetapkan pemerintah. Katakanlah pemisalan harga minyak pertamina sebesar A, kemudian pemerintah meminta pertamina menjualnya kepada rakyat dengan harga B. Dimana A>B dan A-B = C. Sehingga akibatnya pemerintah musti nombok kekurangan C kepada pertamina. Nilai C inilah yang disebut dengan subsidi. Karena Indonesia ini termasuk penghasil minyak (meskipun tidak tergolong kaya minyak), meskipun pemerintah memberikan subsidi C tetaplah negara kita ini masih surplus. Surplus ini sebesar 95 trilyun uang tunai. Sebuah nilai yang sangat besar, dan bohong besar 'jika subsidi tidak dicabut, maka APBN akan jebol'.
Mengenai bagaimana menghitung surplus ini kok bisa menghasilkan angka 95 trilyun rupiah (semoga saya tidak salah dengan besaran nilainya) bisa dilihat di banyak media online. Tidak saya detailkan di postingan ini. Meskipun Anggito Abimanyu cukup sepakat dengan hitung-hitungan Kwik Kian Gie yang tentu saja semakin mengingatkan saya akan pelajaran ekonomi waktu SMU, namun Anggito tetap menganggap APBN bisa saja jebol. Kenapa? karena surplus ini tetaplah digunakan oleh pemerintah untuk anggaran-anggaran yang lainnya (misalnya untuk mencerdaskan rakyat, infrastruktur, bayar hutang dll). Jadi APBN bisa saja jebol. Ini belum bicara efek korupsi yah!
Oke cukup, saya tidak akan membahas lagi debat terbuka 3 pakar kelas wahid mengenai pembahasan subsidi BBM tadi malam. Karena memang saya tidak ada kapasitas ilmu untuk melanjutkan pembahasan. Setidaknya disini kita sudah bisa belajar sedikit bagaimana seni mengelola keuangan negara. Namun uniknya, entah kenapa ketika selesai mendengar pembahasan subsidi BBM di televisi tadi malam, pikiran saya langsung mengarah kepada sebuah game strategi perang bernama Age Of Empire. Aneh ya? :)
Game ini menuntut kita untuk bisa mengelola sebuah negara untuk bisa kuat secara ekonomi, dan militer yang pada ujungnya dituntut untuk menghabisi negara lain yang menjadi musuh kita. Jadi kita harus memperhatikan keuangan negara, kemudian produksi tambang emas, makanan dan kayu. Jika sumber daya yang ada di negeri kita ini ternyata dimanfaatkan oleh musuh, maka kita harus memproduksi tentara untuk mengamankannya. Namun untuk membuat tentara, terlebih dahulu kita harus membuat dulu markas tentaranya. Nah untuk membuat markas tentara, kita harus mengorbankan sejumlah nilai uang dan kayu. Disinilah seninya kawan :). Kadang ketika kita tengah asik membangun ekonomi, tiba-tiba negara lain sudah melancarkan perang. Padahal kita belum mempunyai serdadu satupun. Dan ketika ingin membuat markas, persediaan kayu menipis. Walhasil kalahlah kita :( .
Kawan, pernahkah main game strategi perang seperti Age Of Empires, Rise Of Nation?
Hwahaha.. aku bukan penggemar game, apalagi semacam game game strategi gini. Menurutku sangat membosankan. :D
BalasHapuswah iya yah. Kalau game perang gini yang suka kalangan bani adam. Kaum hawa suka main apa yah?
Hapusehehhee .. wah ini blom ku coba brother .. aku malah nyari yang mirip empire tapi versi china ... lupa nama gamenya ....
Hapuswih versi china??
Hapuskayak apa tuh?
wah, sepertinya game nya seru nih...
BalasHapusjadi pengin nyoba :D
seru banget mbak. apalagi klo ada lawannya. misalnya temen kita sendiri. Ketika teman sedang sibuk bangun ekonomi trus kita serang :)
Hapusohh.. pernah sy main ini di sukamulya. waktu itu, sy hanya ditugasin ngumpulin kayu doang. ntar temen se-aliansi cuma dateng dan ngambilin kayu yg saya kumpulin...., kan sy cupu dalam hal main game :))
BalasHapuswah.. pernah ya put. Tapi saya belum pernah main 'perang' dengan Age Of Empires. Tapi dulu sering saya main 'perang' tapi gamenya Rise Of Nation.
Hapusoh saya pernah main age of empires !
BalasHapusyank komentar di atas aku Ilham Malia Widiyasa
Hapuswooo yasha tho ha ha... wih.. ga ngira aktif di dunia maya..
Hapus