Keringat mengucur deras dari seluruh badan, setelah sebelumnya sore itu saya bermain tenis meja tiga set dengan rekan sekantor. Permainan kali ini agak beresiko buat saya, karena memang sudah beberapa bulan ini jarang sekali saya olahraga dengan bermain pingpong. Apalagi jika tanpa didahului dengan pemanasan. Alhasil sudah bisa ditebak, besoknya badan saya pegal-pegal dan meriang. Kepala sedikit pusing dan rasanya seperti masuk angin. Sungguh ketika badan kita dalam kondisi sangat lemah, betapa kita sangat mensyukuri nikmatnya hidup sehat. Kuat dalam mengerjakan apa saja, baik ibadah, pekerjaan dan muamalah.
Namun, hadist berikut yang dikisahkan dari Shuhaib r.a cukup sukses menenangkan hati saya.
Bisa jadi sakit yang kita alami sebagai kafarat atau penghapus dosa dan kesalahan kita.
Seringkali dalam keadaan sakit saya berpikir tentang mati. Ah sudah siapkah diri ini jika dijemput malaikat Izrail sekarang? Ah.. soal mati itu bukan selalu masalah tentang sakit, betapa banyak orang sehat yang tiba-tiba meninggal begitu saja. Tanpa harus didahului dengan penyakit.
KIta seringkali berdoa supaya dipanjangkan usia, apalagi doa-doa yang dipanjatkan ketika pesta peringatan ulang tahun. Tapi kita seringkali lupa untuk berdoa supaya jasad ini dimatikan dalam keadaan terbaik, khusnul khotimah. Sungguh inilah doa yang seringkali kita lupakan. Sekarang orang banyak berlomba untuk menjaga kesehatan namun dengan niat yang sungguh keliru. Niat sehat untuk dipanjangkan usia supaya bisa menikmati dunia fana ini lebih lama. Padahal seharusnya niat hidup sehat itu sejatinya musti dilakukan supaya kita kuat dalam beribadah, kuat dalam mencari maisyah/penghasilan untuk keluarga, dan juga kuat untuk hidup bermuamalah. Karena dengan sehat, sejatinya kita akan lebih banyak memiliki kesempatan melakukan amal kebaikan. Wallahualam.
Namun, hadist berikut yang dikisahkan dari Shuhaib r.a cukup sukses menenangkan hati saya.
Dari Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh ajaib urusan orang mukmin itu, sesungguhnya segala urusannya baik baginya. Dan itu tidak ada kecuali bagi mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa musibah/bencana, ia bersabar dan itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim no. 2999).
Bisa jadi sakit yang kita alami sebagai kafarat atau penghapus dosa dan kesalahan kita.
''Tidaklah menimpa seorang mukmin satu kepayahan pun, tidak pula sakit yang terus-menerus, tidak pula kecemasan, kesedihan, gangguan, dan tidak pula kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya, kecuali dengan semua itu Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. '' (HR Bukhari dan Muslim).
Seringkali dalam keadaan sakit saya berpikir tentang mati. Ah sudah siapkah diri ini jika dijemput malaikat Izrail sekarang? Ah.. soal mati itu bukan selalu masalah tentang sakit, betapa banyak orang sehat yang tiba-tiba meninggal begitu saja. Tanpa harus didahului dengan penyakit.
KIta seringkali berdoa supaya dipanjangkan usia, apalagi doa-doa yang dipanjatkan ketika pesta peringatan ulang tahun. Tapi kita seringkali lupa untuk berdoa supaya jasad ini dimatikan dalam keadaan terbaik, khusnul khotimah. Sungguh inilah doa yang seringkali kita lupakan. Sekarang orang banyak berlomba untuk menjaga kesehatan namun dengan niat yang sungguh keliru. Niat sehat untuk dipanjangkan usia supaya bisa menikmati dunia fana ini lebih lama. Padahal seharusnya niat hidup sehat itu sejatinya musti dilakukan supaya kita kuat dalam beribadah, kuat dalam mencari maisyah/penghasilan untuk keluarga, dan juga kuat untuk hidup bermuamalah. Karena dengan sehat, sejatinya kita akan lebih banyak memiliki kesempatan melakukan amal kebaikan. Wallahualam.
iya ya, doa itu sering terlupakan
BalasHapusbiasanya isi doa tak jauh-jauh dengan kepentingan duniawi
*mengingatkan diri sendiri
semoga semakin mengingatkan kita untuk menyisipkan doa itu di setiap rangkaian doa-doa kita selama ini.
Hapus