Ada komentar menarik dari seorang sahabat di salah satu postingan saya di blog ini tentang makna menulis. Berikut kutipan jejak komentar dia yang terpampang manis disana :
Memang benar, beberapa minggu ini saya cukup fakum dari aktifitas membaca. Buku 'Moga Bunda Di Sayang Allah' setebal 246 halaman juga belum kelar dibaca. Sekarang masih pada posisi page 165. Sangat lamban. Padahal biasanya, satu minggu atau dua minggu sekali bisa terlahap satu buku. Tapi tergantung juga dengan kualitas buku yang saya baca. Jika buku itu sangat menarik, biasanya durasinya akan pendek. Semisal novel 'Ketika Cinta Bertasbih' karangan Habiburahman El Shirazi, buku ini habis terbaca hanya dalam hitungan dua hari saja.
Source Picture
Waktu ternyaman dalam aktifitas membaca bagi saya adalah selepas pulang bekerja. Sehabis isya' menjadi waktu favorit yang sering saya gunakan untuk membaca. Biasanya aktifitas ini cukup sakti sebagai pengantar tidur juga. Namun hari-hari kemarin, saya disibukkan dengan berita politik yang cukup heboh di negeri ini. Apalagi kalau bukan mengenai kisruh kenaikan harga BBM dan juga koalisi Demokrat-PKS. Praktis perhatian saya tersedot dengan kanal berita di televisi yang membahas topik yang menarik dan seksi ini. Waktu mustajab yang sering saya manfaatkan untuk membaca, beralih menjadi aktifitas mantengin layar monitor televisi hingga sampai waktu tidur menjelang. Tak ada lagi aktifitas baca. Lenyap tak bersisa.
Hingga akhirnya topik seksi tentang kenaikan harga BBM dan koalisi Demokrat-PKS mulai hilang dari peredaran, saya seperti kembali disadarkan. Saya musti kembali membaca. Saya membutuhkannya :).
Dan kemarin malam, selesai sholat isya' dan kebiasaan harian, saya mulai membuka buku lagi. Ada sensasi unik luar biasa yang saya dapati. Sensasi yang tidak saya dapatkan dari sekedar menonton debat di televisi. Sensasi menikmati untaian kata dan kalimat penuh muatan hikmah serta kecantikan diksi khas sastra islami. Luar biasa. Yuk.. mari menertibkan kembali kebiasaan baca.
.. ada baiknya membaca juga dijadikan hobi dengan target mungkin 1 buku perminggu gitu??Komentar ini seperti cinta yang menusukku secara tiba-tiba, mengagetkan. -versiagaklebay-. Saya menyebutnya cinta, karena komentar ini menjadi nasihat yang baik bagi diri saya. Saya seperti diingatkan dari sebuah keterbuaian yang tak berasa dan berlangsung lama. Seperti nyamuk yang menggigit jahat ke kulit manusia yang sedang terbuai dalam tidur yang nyenyak. Saya dipaksa harus bangun, kembali menertibkan diri layaknya tongkat yang jatuh ditegakkan kembali ke posisi kokoh berdiri.
Memang benar, beberapa minggu ini saya cukup fakum dari aktifitas membaca. Buku 'Moga Bunda Di Sayang Allah' setebal 246 halaman juga belum kelar dibaca. Sekarang masih pada posisi page 165. Sangat lamban. Padahal biasanya, satu minggu atau dua minggu sekali bisa terlahap satu buku. Tapi tergantung juga dengan kualitas buku yang saya baca. Jika buku itu sangat menarik, biasanya durasinya akan pendek. Semisal novel 'Ketika Cinta Bertasbih' karangan Habiburahman El Shirazi, buku ini habis terbaca hanya dalam hitungan dua hari saja.
Waktu ternyaman dalam aktifitas membaca bagi saya adalah selepas pulang bekerja. Sehabis isya' menjadi waktu favorit yang sering saya gunakan untuk membaca. Biasanya aktifitas ini cukup sakti sebagai pengantar tidur juga. Namun hari-hari kemarin, saya disibukkan dengan berita politik yang cukup heboh di negeri ini. Apalagi kalau bukan mengenai kisruh kenaikan harga BBM dan juga koalisi Demokrat-PKS. Praktis perhatian saya tersedot dengan kanal berita di televisi yang membahas topik yang menarik dan seksi ini. Waktu mustajab yang sering saya manfaatkan untuk membaca, beralih menjadi aktifitas mantengin layar monitor televisi hingga sampai waktu tidur menjelang. Tak ada lagi aktifitas baca. Lenyap tak bersisa.
Hingga akhirnya topik seksi tentang kenaikan harga BBM dan koalisi Demokrat-PKS mulai hilang dari peredaran, saya seperti kembali disadarkan. Saya musti kembali membaca. Saya membutuhkannya :).
Dan kemarin malam, selesai sholat isya' dan kebiasaan harian, saya mulai membuka buku lagi. Ada sensasi unik luar biasa yang saya dapati. Sensasi yang tidak saya dapatkan dari sekedar menonton debat di televisi. Sensasi menikmati untaian kata dan kalimat penuh muatan hikmah serta kecantikan diksi khas sastra islami. Luar biasa. Yuk.. mari menertibkan kembali kebiasaan baca.
wah, jadi inget juga buku Habibie & Ainun ku dimana ya?
BalasHapuskayaknya mandeg di tengah tuh kemarin bacanya
keren tuh, seminggu satu buku
target saya cuma 36 buku selama tahun 2012 ini
ha ha.. sama, menurutku buku habibie itu isinya yang luar biasa, tapi dikemas dengan biasa. Sastranya kurang manteb, maka sering bosan. Tapi saya akui perjalanan hidup habibie dan bu Ainun emang luar biasa.
Hapushe he itu kan azzam saja, kenyataannya sering kali diluar rencana. #blunder.
Alhamdulillah saya masih tertib, walaupun akhir2 ini memang bukan buku, tapi majalah tarbawi hasil kalap di IBF kemarin.
BalasHapusAda rekomendasi buku bagus mas?
alhamdulillah kalau masih tertib.
Hapussaya rekomendasikan Amelia :)
Amelia kemungkinan masih desember rilisnya :(
HapusWah... pada suka baca buku ya. Saya hampir gak punya waktu buat baca buku.
Hapus@riris : lho katanya rilisnya desember 2011, kok malah mundur setahun yah? jadi penasaran tingkat provinsi nih..
Hapus@iput : hik hik... membaca itu aktifitas menyenangkan put. Asal bukan membaca paper, itu malah tambah pusing nanti. Membaca buku sastra itu seperti berada berada dalam khayalan yang kita bentuk sendiri. Rasakan bedanya :)
Banyak buku lain yang mo rilis mas, kayaknya amelia pas ngambil nomor urut, dia dapet yang belakangan. hehee... saya masih penasaran tingkat RT, lha wong pukat aja belum baca..
Hapus