'Enabling Technology With Electronics', itulah tema yang diangkat dalam sebuah acara open house KK (setingkat sub jurusan) elektronik di salah satu gedung di ITB selasa kemarin (24/04). Acara ini terbilang sangat menarik, karena menghadirkan pembicara-pembicara yang sangat berkompeten dalam bidang elektronik di Indonesia. Menghadirkan pula beberapa perwakilan industri elektronik yang saat ini tengah berjuang dan bergelut dalam dunia industri elektronik nasional menghadapi gempuran arus barang-barang elektronik dari luar negeri yang membanjir. Acara diawali dengan keynote speech yang disampaikan oleh bapak Richard Mengko yang sangat menarik. Eh, ada yang belum tahu siapa sih bapak Richard Mengko? hemm.. sepengetahuan saya, beliau adalah staf ahli Menristek jaman menteri Kusmayanto Kadiman. Dan pada saat ini, beliau menjabat sebagai komisaris PT Pindad (itu lho, yang membuat panser).
Bapak Richard Mengko sedang memberikan keynote speech
Dalam arahannya, bapak Richard Mengko memaparkan bagaimana seorang pegiat elektronik musti berjuang. Saya tidak mengikuti arahan beliau dari awal (karena terlambat datang :)), tapi dari apa yang saya tangkap, beliau mendorong generasi muda elektronik untuk bisa lebih cerdik, berjuang dan berkembang membangun bangsa. Ada kata-kata menarik yang saya tangkap dalam arahannya.
Wada sensei sedang memperkenalkan diri
Acara semakin menarik dengan general lecture oleh Prof Tomohisa Wada dari Universitas Ryukyu, Jepang. Kali ini Wada sensei memaparkan uraian singkat tentang prinsip OFDM (Orthogonal Frequency Division MUltiplexing) yang menjadi bagian penting dalam sistem telekomunikasi modern sekarang. Dari mulai WLAN, Wimax dan LTE, kesemuanya menggunakan prinsip OFDM. Okelah, saya tak akan berpanjang lebar tentang topik ini, karena mungkin hanya bagi mahasiswa telekomunikasi yang bakal paham tentang hal ini :). Pemaparan oleh Wada sensei ini dipandu oleh ketua KK eletronik ITB (yang juga direktur saya di kantor), bapak Trio Adiono, PHD.
Acara ke-3 menjadi puncak acara dengan diadakannya diskusi antar pelaku industri elektronik Indonesia saat ini. Ada Hariff, Len, Xirka, Versatile Silicon, Pindad, CMI, dan PT Elda Sarana Informatika. Alhamdulillah, pulang dapat ilmu banyak dalam acara ini. Semoga kedepan, industri elektronik menjadi raja di kampung sendiri, Indonesia tercinta. Bisa mandiri dalam segala bidang, baik transportasi, telekomunikasi maupun pertahanan dan keamanan. Mampu menumbuhkan semangat kemandirian nasional dalam bidang elektronik. Entah apa jadinya jika suatu saat, negara kita diembargo oleh negara lain?. Maka kemandirian teknologi menjadi harga mati, bukan lagi hanya sebuah wacana.
Dalam arahannya, bapak Richard Mengko memaparkan bagaimana seorang pegiat elektronik musti berjuang. Saya tidak mengikuti arahan beliau dari awal (karena terlambat datang :)), tapi dari apa yang saya tangkap, beliau mendorong generasi muda elektronik untuk bisa lebih cerdik, berjuang dan berkembang membangun bangsa. Ada kata-kata menarik yang saya tangkap dalam arahannya.
"Tipe orang di dunia itu hanya ada 3 kategori, orang yang benar, orang yang salah dan orang yang ngawur. Orang yang benar itu sedikit jumlahnya. Orang yang salah itu relatif juga sedikit jumlahnya. Nah orang yang ngawur ini yang banyak jumlahnya.
Acara semakin menarik dengan general lecture oleh Prof Tomohisa Wada dari Universitas Ryukyu, Jepang. Kali ini Wada sensei memaparkan uraian singkat tentang prinsip OFDM (Orthogonal Frequency Division MUltiplexing) yang menjadi bagian penting dalam sistem telekomunikasi modern sekarang. Dari mulai WLAN, Wimax dan LTE, kesemuanya menggunakan prinsip OFDM. Okelah, saya tak akan berpanjang lebar tentang topik ini, karena mungkin hanya bagi mahasiswa telekomunikasi yang bakal paham tentang hal ini :). Pemaparan oleh Wada sensei ini dipandu oleh ketua KK eletronik ITB (yang juga direktur saya di kantor), bapak Trio Adiono, PHD.
Acara ke-3 menjadi puncak acara dengan diadakannya diskusi antar pelaku industri elektronik Indonesia saat ini. Ada Hariff, Len, Xirka, Versatile Silicon, Pindad, CMI, dan PT Elda Sarana Informatika. Alhamdulillah, pulang dapat ilmu banyak dalam acara ini. Semoga kedepan, industri elektronik menjadi raja di kampung sendiri, Indonesia tercinta. Bisa mandiri dalam segala bidang, baik transportasi, telekomunikasi maupun pertahanan dan keamanan. Mampu menumbuhkan semangat kemandirian nasional dalam bidang elektronik. Entah apa jadinya jika suatu saat, negara kita diembargo oleh negara lain?. Maka kemandirian teknologi menjadi harga mati, bukan lagi hanya sebuah wacana.
jadi pengin kuliah (lagi) loh?!
BalasHapussabar Puch, selesein dulu skripsi
Agustus mulai kuliah lagi :D
ilmu itu juga seperti candu,
sekali bertemu bawaannya pengin ngejar terus
tapi sekali saja berhenti, susah untuk memulai lagi
iya selesai dulu yang di depan mata... ntar dilanjut ke rencana berikutnya.. menikah . #lho..
Hapusyah, pak fifin tak henti-hentinya memprovokasi saya untuk segera menikah
Hapusitu nanti sajalah pak, ini mau fokus dulu menuntut ilmu #ngeles :D