"I want to make a baby!", begitulah ucap tegas dari gadis kecil dengan rambut riak panjang sebahu itu. Wajahnya yang manis ditambah biji bola mata hitam mengkilap, belum juga bisa menghapus keanehan ucapannya barusan. Sedangkan gadis di sebelahnya, yang terpaut umur sekian belas tahun itu beberapa saat masih saja terkaget dengan ucapan aneh gadis cilik itu. Bagaimana bisa anak sekecil ini berkata sedemikian rupa. Ingin memiliki anak dengan usia segitu?. Sungguh tidak masuk akal.
Beberapa jam sebelumnya memang terjadi sebuah kejadian yang cukup membuat heboh di sekolah. Gadis kecil yang belum menginjak usia baligh ini tiba-tiba saja mencium salah satu teman laki-lakinya di sekolah. Sontak kejadian ini membuat geger seluruh sekolah taman kanak-kanak itu. Ibu dari gadis kecil itupun marah dengan sikap orang tua si anak laki-laki yang telah lancang mencium anak gadisnya itu. Tapi ternyata fakta berkata lain, inisiator ciuman adalah anak gadisnya sendiri. Gadis kecil ini mengira dia akan mendapatkan anak dengan cara seperti itu.
Dua paragraf diatas saya sari-kan dari sebuah cerita dalam film dorama yang saya tonton kemarin. Judulnya Zenkai Girl. Pada episode satu ini ada seorang anak gadis kecil yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat kaya. Namun pada usia segitu, gadis kecil ini sudah ditinggal sang ayah (lupa, apalah karena bercerai atau meninggal). Sedangkan ibunya selalu sibuk mengelola perusahaan keluarga yang bertaraf internasional. Praktis gadis kecil ini selalu kesepian. Dia tidak mendapat perhatian dari sang ibu. Temannya sehari-hari adalah babysitter. Dia diasuh penuh oleh sang babysitter. Dalam film ini sebenarnya tokoh utamanya adalah si babysitter. Tapi dalam tulisan ini, saya lebih ingin membahas ke cerita gadis kecil yang malang ini.
Karena tidak mendapat perhatian yang cukup, akhirnya gadis kecil itu ingin mendapatkan keluarga dengan cara punya anak. Begitulah logika anak kecil berambut riak hitam sebahu itu. Dengan punya anak, maka dia bisa bermain dengan anaknya. Dia berharap mendapatkan kehangatan keluarga dengan cara seperti itu.
Hikmah bisa didapatkan darimana saja. Dari film ini, saya mendapatkan pelajaran tentang kehangatan keluarga yang tidak bisa didapatkan dari harta yang melimpah. Kehangatan datang dari perhatian orang tua. Anak tak butuh rumah yang besar nan mewah tapi miskin akan interaksi yang hangat bersama kedua orang tuanya. Jangan sampai anak lebih dekat ke babysitter daripada ibunya sendiri. Memang sudah banyak pembahasan mengenai fenomena seperti ini. Yah itu semua adalah pilihan orang tuanya. Pilihan orang tua yang bisa saja menzalimi anaknya secara tidak sadar. Saya pernah melihat sendiri kejadian tersebut sebagaimana pernah saya abadikan pada tulisan Anak Kecil di Kereta Yang Malang.
Beberapa jam sebelumnya memang terjadi sebuah kejadian yang cukup membuat heboh di sekolah. Gadis kecil yang belum menginjak usia baligh ini tiba-tiba saja mencium salah satu teman laki-lakinya di sekolah. Sontak kejadian ini membuat geger seluruh sekolah taman kanak-kanak itu. Ibu dari gadis kecil itupun marah dengan sikap orang tua si anak laki-laki yang telah lancang mencium anak gadisnya itu. Tapi ternyata fakta berkata lain, inisiator ciuman adalah anak gadisnya sendiri. Gadis kecil ini mengira dia akan mendapatkan anak dengan cara seperti itu.
Dua paragraf diatas saya sari-kan dari sebuah cerita dalam film dorama yang saya tonton kemarin. Judulnya Zenkai Girl. Pada episode satu ini ada seorang anak gadis kecil yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat kaya. Namun pada usia segitu, gadis kecil ini sudah ditinggal sang ayah (lupa, apalah karena bercerai atau meninggal). Sedangkan ibunya selalu sibuk mengelola perusahaan keluarga yang bertaraf internasional. Praktis gadis kecil ini selalu kesepian. Dia tidak mendapat perhatian dari sang ibu. Temannya sehari-hari adalah babysitter. Dia diasuh penuh oleh sang babysitter. Dalam film ini sebenarnya tokoh utamanya adalah si babysitter. Tapi dalam tulisan ini, saya lebih ingin membahas ke cerita gadis kecil yang malang ini.
Karena tidak mendapat perhatian yang cukup, akhirnya gadis kecil itu ingin mendapatkan keluarga dengan cara punya anak. Begitulah logika anak kecil berambut riak hitam sebahu itu. Dengan punya anak, maka dia bisa bermain dengan anaknya. Dia berharap mendapatkan kehangatan keluarga dengan cara seperti itu.
Hikmah bisa didapatkan darimana saja. Dari film ini, saya mendapatkan pelajaran tentang kehangatan keluarga yang tidak bisa didapatkan dari harta yang melimpah. Kehangatan datang dari perhatian orang tua. Anak tak butuh rumah yang besar nan mewah tapi miskin akan interaksi yang hangat bersama kedua orang tuanya. Jangan sampai anak lebih dekat ke babysitter daripada ibunya sendiri. Memang sudah banyak pembahasan mengenai fenomena seperti ini. Yah itu semua adalah pilihan orang tuanya. Pilihan orang tua yang bisa saja menzalimi anaknya secara tidak sadar. Saya pernah melihat sendiri kejadian tersebut sebagaimana pernah saya abadikan pada tulisan Anak Kecil di Kereta Yang Malang.
wow...baca pertama kaget, ternyata ada alasan dia berbuat begitu ya?^^
BalasHapusiyaa,.. karena dia ingin menikmati kehangatan keluarga yang tidak dia dapatkan karena ibunya selalu sibuk.
Hapussaya pernah baca sinopsisnya, tapi belum nonton filmnya langsung
BalasHapusklo streaming online kebanyakan buffer soalnya, mau didownload juga lemotnya ampun
klo pinjem di rental, kebanyakan DVDnya udah rusak
jadi saya harus puas hanya dengan membaca sinopsisnya
btw, ini ceritanya keren tentang keluarga
saya pernah nonton film korea yang gak kalah keren pak,
judulnya The Way Home
asli bikin nangis
wah coba nanti di cari yang the way home. Penggemar drama korea nih mbak puch?
Hapusbukan penggemar
Hapustapi suka juga nonton yang bagus-bagus kayak the way home itu
oh...!ternyata!!!ha...
BalasHapusbikin penasaran aja neh!he...
hik hik... tapi kemudian terjawab kan...
Hapus