Kalau kita menilik ke banyak sejarawan islami, kebanyakan diantara mereka mengatakan bahwa puncak peradaban islam terjadi pada masa dinasti Abbasiyyah, Andalusia atau mungkin dinasti Bani Umaiyyah. Pada jaman itu, islam ditengarai mengalami puncak kejayaan baik secara ekonomi, politik, maupun militer. Namun banyak juga kalangan yang berpendapat bahwa sebuah peradaban tinggi bukanlah ditengarai dari faktor fisik saja, namun lebih pada faktor bagaimana kualitas sumber daya manusia. Maka generasi terbaik semasa Rosulullah hiduplah, peradaban tinggi sejatinya telah dimulai. Pada zaman itu, para sahabat berlomba-lomba dalam menuntut ilmu. Masyarakat yang haus akan ilmu, sebuah ciri science society (masyarakat ilmiah).
Bisa juga kita temukan fakta bahwa ketika Konstitusi negara Madinah dibentuk, ini disebut-sebut sebagai 'konstitusi negara pertama yang pernah ditulis'. Padahal sebelum itu, belum pernah sebuah negara terdapat konstitusi yang tertulis resmi. Ini menandakan sebuah peradaban tinggi sudah dimulai.
Source Picture
Kita bisa temui dulu Pangeran Diponegoro yang hidup pada masa abad 17, sering menggunakan baju jubah dan sorban. Beliau begitu bangga menggunakannya. Begitu juga dengan Wali Songo yang terkenal dengan ilmunya yang banyak menarik perhatian raja-raja Jawa. Bahkan ada diantara raja-raja tersebut yang menikahkan putrinya dengan salah satu wali. Meskipun tetap saja raja tersebut tidak memeluk islam. Beginilah cara islam menyebarkan agama. Dengan tradisi ilmu. Pada masa itu banyak ulama yang bangga dengan baju khas peradaban islam di timur tengah. Mungkin pada masa itu, peradaban dunia masih dikuasai oleh Kekhalifahan Turki Utsmani.
Maka benarlah kata ibnu khaldun, bahwa bangsa yang kalah cenderung meniru bangsa yang menang, baik dari cara berpakaian, kendaraan, dan juga senjata. Maka untuk zaman sekarang ini, ketika dunia dikuasai oleh peradaban barat, mudah sekali ditebak kenapa kita berlomba belajar bahasa Inggris :). Disuruh belajar bahasa Arab secara gratispun, belum tentu kita mau :).
***
Tulisan ini dikembangkan dari celoteh twitter saya beberapa waktu yang lalu dengan hastag #peradaban.
Bisa juga kita temukan fakta bahwa ketika Konstitusi negara Madinah dibentuk, ini disebut-sebut sebagai 'konstitusi negara pertama yang pernah ditulis'. Padahal sebelum itu, belum pernah sebuah negara terdapat konstitusi yang tertulis resmi. Ini menandakan sebuah peradaban tinggi sudah dimulai.
Kita bisa temui dulu Pangeran Diponegoro yang hidup pada masa abad 17, sering menggunakan baju jubah dan sorban. Beliau begitu bangga menggunakannya. Begitu juga dengan Wali Songo yang terkenal dengan ilmunya yang banyak menarik perhatian raja-raja Jawa. Bahkan ada diantara raja-raja tersebut yang menikahkan putrinya dengan salah satu wali. Meskipun tetap saja raja tersebut tidak memeluk islam. Beginilah cara islam menyebarkan agama. Dengan tradisi ilmu. Pada masa itu banyak ulama yang bangga dengan baju khas peradaban islam di timur tengah. Mungkin pada masa itu, peradaban dunia masih dikuasai oleh Kekhalifahan Turki Utsmani.
Maka benarlah kata ibnu khaldun, bahwa bangsa yang kalah cenderung meniru bangsa yang menang, baik dari cara berpakaian, kendaraan, dan juga senjata. Maka untuk zaman sekarang ini, ketika dunia dikuasai oleh peradaban barat, mudah sekali ditebak kenapa kita berlomba belajar bahasa Inggris :). Disuruh belajar bahasa Arab secara gratispun, belum tentu kita mau :).
***
Tulisan ini dikembangkan dari celoteh twitter saya beberapa waktu yang lalu dengan hastag #peradaban.
yg menjadi pertanyaan saya (seperti juga ketika usai membaca 99 cahaya di langit eropa), kemanakah kejayaan yang dulu ada itu?
BalasHapusseolah-olah hilang tak berbekas sama sekali
akan datang kembali, dan kita musti mengusahakannya..
Hapusbtw '99 cahaya di langit eropa' itu tentang apa mbak?