Benar sekali dengan nasihat-nasihat yang seringkali datang dan pergi berseliweran mampir di telinga saya ini. Entah dia mampu meresap ke dalam otak serta kuat meresonansi hati, atau malah sebaliknya, nasihat itu tergolong dalam istilah 'masuk kuping kiri, keluar kuping kanan'. Bahwa sejatinya hidup dan kehidupan itu layaknya sebuah roda, kadang berada di posisi atas dan kadang tak jarang musti rela terjerembab jatuh ke bawah. Begitulah hakikat kehidupan itu. Ada rasa senang, adapula rasa sedih. Ada saat datang rasa gembira membuncah, namun tak jarang pula saat-saat derita dan sedih datang melanda. Sebuah sifat yang sudah melekat erat dengan hakikat dunia. Nanti beda lagi dengan sifat kehidupan yang lain, apakah surga atau neraka. Kau pastilah tahu bedanya kawan! :)
Diri ini seringkali mendapat saran dari beberapa teman dan sahabat, untuk segera hidup serumah dengan keluarga, (istri dan calon anak). Tapi memang, berbicara akan selalu lebih mudah daripada prakteknya. Tentu dalam hal ini, saya sedang berada dalam kondisi tidak nyaman. Istilah kerennya masuk ke dalam zona tak nyaman. Tapi saya musti selalu berusaha bersyukur dan terus bersyukur. Karena di luar sana, banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada saya. Kita seringkali melihat kepada nikmat yang sedikit, namun jarang sekali melihat dan mensyukuri dengan nikmat yang lebih banyak. Seringkali malah sombong menganggap nikmat yang banyak itu adalah 'hak' yang memang seharusnya kita dapatkan. Tidak pernah mencoba menyukurinya, tapi malah kufur mempersoalkan nikmat yang tidak jua kita dapatkan.
Gambar diambil dari sisilain.net
Zona nyaman dan tidak nyaman akan selalu muncul dan tenggelam dalam kehidupan kita. Belajar dari kesalahan masa lalu dan cerdik mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah yang dihadapi adalah langkah terbaik. Karena berada ke dalam zona tidak nyaman akan mampu membuat kita lebih unggul daripada sebelumnya. Tidak mungkin seorang pilot disebut handal, jika dia tidak pernah berada pada kondisi mengemudikan pesawat di situasi badai. Tak mungkin disebut pelaut ulung, jika nahkoda sering kali hanya mencari kondisi laut yang tenang.
Zona tak nyaman,... akan selalu datang dan pergi dalam kehidupan kita. Setidaknya saat ini saya sedang mengalaminya. Kalau kata ustadz Farid Nu'man, syukur dan sabar adalah cara manis menghadapi ujian. Doakan saya ! :)
Diri ini seringkali mendapat saran dari beberapa teman dan sahabat, untuk segera hidup serumah dengan keluarga, (istri dan calon anak). Tapi memang, berbicara akan selalu lebih mudah daripada prakteknya. Tentu dalam hal ini, saya sedang berada dalam kondisi tidak nyaman. Istilah kerennya masuk ke dalam zona tak nyaman. Tapi saya musti selalu berusaha bersyukur dan terus bersyukur. Karena di luar sana, banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada saya. Kita seringkali melihat kepada nikmat yang sedikit, namun jarang sekali melihat dan mensyukuri dengan nikmat yang lebih banyak. Seringkali malah sombong menganggap nikmat yang banyak itu adalah 'hak' yang memang seharusnya kita dapatkan. Tidak pernah mencoba menyukurinya, tapi malah kufur mempersoalkan nikmat yang tidak jua kita dapatkan.
Zona nyaman dan tidak nyaman akan selalu muncul dan tenggelam dalam kehidupan kita. Belajar dari kesalahan masa lalu dan cerdik mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah yang dihadapi adalah langkah terbaik. Karena berada ke dalam zona tidak nyaman akan mampu membuat kita lebih unggul daripada sebelumnya. Tidak mungkin seorang pilot disebut handal, jika dia tidak pernah berada pada kondisi mengemudikan pesawat di situasi badai. Tak mungkin disebut pelaut ulung, jika nahkoda sering kali hanya mencari kondisi laut yang tenang.
Zona tak nyaman,... akan selalu datang dan pergi dalam kehidupan kita. Setidaknya saat ini saya sedang mengalaminya. Kalau kata ustadz Farid Nu'man, syukur dan sabar adalah cara manis menghadapi ujian. Doakan saya ! :)
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia ..” (QS. Ali Imran (3): 140)
Kalau pasangan suami istri apalagi istri yg sudah hamil memang sebaiknya tinggal bersama fin. Tapi kalau dirasa belum memungkinkan ya gak papa. Tapi setahu saya, km pernah cerita fin
BalasHapuskalau mbak yuli sedang mengusakan jadi pns di bandung. Subhanallah, memang masih butuh waktu yang panjang. Kadang orang hanya berkata tapi tidak pernah mengindahkan situasi & kondisi. Semua nya bisa kok, insyallah pelan2 tapi pasti.
Ada sih fin, teman indo 1 kampus. Dia punya 1 anak 3 tahun & istri. karena rezeki belum cukup, istri & anaknya ditinggal di bandung. Pengennya dia bawa istri & anaknya. tapi ya mau gimana lagi, situasi & kondisi belum memungkinkan sih. tapi ikhtiar ke arah sana itu tetap harus dilakukan.
Semangat fin :)
nah kan ada yang lebih tidak beruntung daripada saya. Bagaimana dia mungkin sangat merindukan anak istrinya yang terpisah negara. Sedangkan disini, aku masih bisa ketemu 2 minggu sekali dengan istri dan keluarga. Alhamdulillah...
HapusSemangat mas, gak usah mello gitu dech . . . hehe.
BalasHapusYang penting tetap berusaha, banyak berdoa, dan sabarrrrrnya juga yang banyak. Tak pantas kita menghitung tiap masalah yang dihadapi, karena jelas nikmat Allah tiada terhingga.
Contoh terdekat, setelah 3 tahun berusaha keras meretas kesabaran menunggu kehadiran "dedek" . . . Allah akhirnya memberikan janjiNya... Untuk selanjutnya kita lakukan yang sama. Semangat!!! We Love u ^^
sesekali melow tak apalah dek, yang penting bukan goeslow... ha ha..
Hapusyukk semangat!!.. I love you both..
cieehhh, ngeliat mbak yuli sama pak fifin saling menyemangati gitu
Hapusso sweet banget deh
hehe, ikut mendoakan semoga yang terbaik untuk kalian :D
amiin doanya..
Hapus