Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Selamat Membaca ^_^

Senin, 28 Mei 2012

4 Eksotisme Sejarah Jepang

Akhirnya rampung juga saya membaca buku menarik berjudul 'The Swordless Samurai' karangan Kitami Masao. Sebuah buku yang dikemas menarik dalam menceritakan sosok kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi di negeri Sakura pada abad XVI. Mengenai buku ini, sebenarnya sudah sempat saya tulis sedikit preview-nya pada postingan sedikit belajar dari monyet. Pada masa Hideyoshi hidup, negeri sakura menderita dengan konflik perang berkepanjangan. Satu-satunya hukum yang berkalu saat itu adalah hukum pedang. Siapa yang kuat dan tajam pedangnya, maka dialah sang penguasa. Hideyoshi lahir dari keluarga miskin. Meskipun begitu, otaknya sangat cemerlang jauh melampaui nasibnya yang dilahirkan dari rakyat kecil dan miskin. Dengan perawakannya yang kecil, dia akan sangat mudah dikalahkan dalam perkelahian jalanan. Di jaman perang begini, sungguh tak ada jalan lain bagi Hideyoshi. Hanya kemampuan otak cemerlanglah yang bisa diandalkan supaya kepalanya tetap menempel di leher.


#Keadaan Jepang Jaman Feodalisme
Saat itu Jepang memasuki era feodalisme. Pada era ini, Kaisar tidak mampu mengelola pemerintahan sehingga menyerahkan kepemimpinan setiap daerah kepada seorang penguasa-penguasa daerah. Meskipun begitu, status sosial masih sangat kuat berkembang di masyarakat. Status sosial tertinggi dipegang oleh seorang kaisar (pemimpin negara, namun hanya sebagai simbol). Kemudian keluarga bangsawan yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga kaisar. Status berikutnya dipegang oleh shogun (kalau dijaman sekarang mungkin setara dengan perdana menteri). Berikutnya berturut-turut : daimyo (penguasa daerah), samurai (golongan ksatria pelayan daimyo), ronin (samurai tanpa tuan), dan terakhir adalah rakyat jelata yang berjumlah mayoritas. Dari sini yang menarik adalah golongan daimyo. Di era itu, daimyo tidak selalu tunduk dengan kepemimpinan shogun bahkan kaisar. Daimyo seperti raja di daerahnya sendiri. Mereka membangun kastil dan benteng di masing-masing wilayah yang dikuasainya untuk menerapkan kepemimpinan militer di tengah-tengah rakyatnya. Daimyo ini dibantu dengan ratusan ksatria samurai yang menjaga eksistensi kepemimpinannya.

#Manusia Dengan Tradisi Ksatria
Di Jepang kala itu, orang yang tidak dilahirkan oleh keluarga bangsawan memiliki jalan supaya status sosialnya lebih terhormat, yakni menjadi seorang samurai. Mereka menempa fisik dan kemampuan bertarung supaya diterima menjadi pelayan daimyo. Jalan samurai adalah jalan terhormat. Mereka selalu beranggapan bahwa jalan samurai adalah jalan ksatria. Bahkan mereka mempertaruhkan jiwa mereka untuk mempertahankan tradisi ksatria ini. Seorang samurai jika mengalami kekalahan dalam bertempuran, mereka biasa melakukan seppuku (atau dalam bahasa kita sering menyebutnya harakiri ).


#Kemampuan Dalam Melihat Kekuatan Bangsa
Hideyoshi berhasil dengan jeli bagaimana cara mempersatukan wilayah-wilayah di Jepang menjadi berada di bawah kepemimpinan yang satu. Dia menunjukkan bagaimana pendekatan diplomasi dengan otak yang encer ternyata lebih manjur daripada pendekatan pedang. Dalam usaha penyatuan Jepang, Hideyoshi mau tidak mau harus menaklukkan seluruh perlawanan damiyo yang tidak mau tunduk. Seringkali pertempuran fisik tak bisa dihindari, tapi pendekatan diplomasi tak jarang membuahkan hasil. Dan pada tahun 1590M, Hideyoshi akhirnya mampu menduduki posisi sebagai wakil kaisar. Karena pada saat itu kaisar tak lebih dari sekedar simbol, maka tampuk kepemimpinan tertinggi di bidang politik dan militer praktis berada di tangan Hideyoshi.

#Imperialisme Bangsa Asia.
Sampai detik ini saya selalu heran dengan bangsa Jepang. Bagaimana bisa negara dengan wilayah yang tak lebih dari setengah wilayah NKRI, memiliki kemampuan tangguh dalam bidang militer. Bangsa Jepang merupakan satu-satunya bangsa di Asia yang melakukan politik imperialisme dengan menginvasi bangsa lain. Meskipun pada ide ini, saya tak selalu setuju jika alasannya tidak dibenarkan. Jepang mulai menginvasi Korea pada tahun 1591M, kemudian China dan terakhir adalah Indonesia. Mereka adalah satu-satunya bangsa di Asia yang terlibat aktif dalam perang dunia ke 2. Entahlah, saya sering berpikir apakah karena memang tradisi ksatria itu sudah lama terbentuk sejak jaman samurai?. Mereka sudah terbiasa dengan kebiasaan bertempur. Dan sekarang di jaman modern, Jepang sudah tumbuh menjadi bangsa maju dan tangguh di Asia dan bahkan di dunia. Bagaimana dengan Indonesia?

#Budaya Negeri Sakura. Tak hanya eksotisme dari segi sejarah, Jepang juga memiliki budaya yang sangat menarik. Bentuk bangunan dan kastil menunjukkan bagaimana sejak dahulu, bangsa ini sudah memiliki tradisi budaya yang menarik. Tak heran jika sampai detik ini, mereka masih mempertahankan budayanya untuk menjadi pemasukan ekonomi di bidang pariwisata dari bangsa lain. Dan yang paling penting, negara Jepang telah berhasil menjadikan budaya mereka dikenal dan mendunia. Mereka seringkali menyisipkannya tradisi-tradisi budaya dalam produk-produk film dan anime. Mereka sangat agresif. Dan hasilnya, bisa kita lihat sekarang ini budaya Jepang sangat mendunia. Sebagai contoh kecil, banyak diantara teman-teman saya yang pergi melanjutkan belajar ke Jepang, salah satu alasannya karena ingin menikmati keelokan Jepang dari segi budaya :) .

Sebenarnya kita sebagai bangsa Indonesia juga memiliki sejuta budaya yang tak kalah. Tapi kita kalah dalam hal mempublikasikannya kepada dunia. Alih-alih bukannya mendunia, seringkali malah budaya kita diserobot oleh bangsa tetangga. Nah lho...salah siapa?. Kita kadang sudah tak bangga lagi dengan produk budaya sendiri. Padahal kalau dikemas dengan menarik dan revolusioner, saya yakin bangsa kita bisa maju dalam bidang budaya. Saya bahkan memimpikan bagaimana sosok ksatria-ksatria kita jaman dahulu dibuatkan kartun yang menggugah rasa kebangsaan. Toh nyatanya di Jepang, anime bisa dengan sangat baik mempublikasikan sosok samurai dan ninja/shinobi dengan baik dalam kisah Naruto :).

Related Post



4 komentar:

  1. wah, keren...
    ini mirip dengan Taiko nya Eiji Yoshikawa

    BalasHapus
    Balasan
    1. wih jadi heran juga seperti apa Taiko itu.

      Hapus
  2. Jepang.. emang segala sesuatu yang berasal dari sana itu menarik. tinggal pintar2nya kita aja memilah dengan baik apa yang musti diserap dan disaring.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mas dante. Jepang, meskipun memiliki segala yang menarik tapi tidak semuanya itu baik. Sebagai contoh kebiasaan minum minuman keras. Yah kalau seperti ini mah, bagi kita yang seorang muslim kudu menghindarinya.

      Sebagai contoh lain misalnya kebiasaan makan daging babi. Yah kita juga harus menghindarinya.

      btw terima kasih sudah mau berkunjung di gubug saya.

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger

 

Inspirasi Coffee Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates