"Menulis itu akan memperpanjang usia", begitulah isi dari tweet Habiburahman El Shirazy beberapa waktu yang lalu. Sejenak aku agak bingung dengan status kang Abik kali ini. Bagaimana mungkin dengan menulis, usia seseorang akan bertambah. Bukankah sejak dalam kandungan, masalah rejeki, usia, dan jodoh sudah ditetapkan oleh Allah azza wa jalla dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Maka menjadi tak mengherankan, beberapa saat kemudian ada balasan dari salah satu follower yang mengatakan : "kok bisa ustadz? bukannya usia seseorang itu sudah pasti!". Ada juga tanggapan yang lain lagi, "Kata siapa ustadz?".
Jadi sudah jelas, umur manusia itu sudah ditetapkan oleh Allah bahkan sebelum seorang manusia itu dilahirkan. Namun ada juga sebuah hadits yang mengatakan bahwa umur kita akan diperpanjang dengan menyambung hubungan silaturahim. "Barang siapa yang menyukai dirinya mendapat kelapangan rizki dan umur yang panjang, hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim". (HR. Bukhari dan Muslim). Namun ada perbedaan dari beberapa ulama dalam mengartikan hadist ini. Ada yang mengatakan memang umurnya bertambah secara dzohir (nyata), ada pula yang berpendapat bahwa yang panjang adalah manfaat keberkahannya sehingga banyak dikenang sebagai orang baik.
Itu tentang manfaat silaturahim yang bisa memperpanjang usia yang bahkan disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad (shahih). Nah.. kalau yang perihal menulis???. Ha ha.. jelas maksud kalimat 'Menulis itu akan memperpanjang usia', jangan kita diartikan secara harfiah. Kita musti mengartikannya secara sastra :). Toh kang Abik orang sastra juga kan?.
Aku jadi teringat dengan salah satu perkataan penulis muda Salim A Fillah bahwa "Dengan menulis, saya bisa menyapa ribuan manusia". Yah..tulisan itu memang ajaib, dia bisa menyapa meski sang penulis sudah lama meninggal. Sebagai contoh, kita seringkali membaca hadist-hadist shahih yang dikumpulkan oleh Imam Bukhori. Beliau menulis hadist sudah sekian abad yang lalu, tapi namanya masih senantiasa kita ucapkan ketika membaca hadist yang beliau riwayatkan.
Gambar pinjam dari fahrizistory.blogspot.com
Ah tiba-tiba aku jadi setuju dengan pendapat kang Abik bahwa menulis itu akan memperpanjang usia, karena bisa jadi (sedikit berharap, banyakan mimpinya ^_^), tulisan-tulisan kita akan senantiasa dibaca, dikenang dan terbingkai indah dalam hati pembaca meski usia (dzohir) kita mungkin sudah tak lagi ada. Mari bersemangat menulis!
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. al ‘araf: 34)
Jadi sudah jelas, umur manusia itu sudah ditetapkan oleh Allah bahkan sebelum seorang manusia itu dilahirkan. Namun ada juga sebuah hadits yang mengatakan bahwa umur kita akan diperpanjang dengan menyambung hubungan silaturahim. "Barang siapa yang menyukai dirinya mendapat kelapangan rizki dan umur yang panjang, hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim". (HR. Bukhari dan Muslim). Namun ada perbedaan dari beberapa ulama dalam mengartikan hadist ini. Ada yang mengatakan memang umurnya bertambah secara dzohir (nyata), ada pula yang berpendapat bahwa yang panjang adalah manfaat keberkahannya sehingga banyak dikenang sebagai orang baik.
Itu tentang manfaat silaturahim yang bisa memperpanjang usia yang bahkan disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad (shahih). Nah.. kalau yang perihal menulis???. Ha ha.. jelas maksud kalimat 'Menulis itu akan memperpanjang usia', jangan kita diartikan secara harfiah. Kita musti mengartikannya secara sastra :). Toh kang Abik orang sastra juga kan?.
Aku jadi teringat dengan salah satu perkataan penulis muda Salim A Fillah bahwa "Dengan menulis, saya bisa menyapa ribuan manusia". Yah..tulisan itu memang ajaib, dia bisa menyapa meski sang penulis sudah lama meninggal. Sebagai contoh, kita seringkali membaca hadist-hadist shahih yang dikumpulkan oleh Imam Bukhori. Beliau menulis hadist sudah sekian abad yang lalu, tapi namanya masih senantiasa kita ucapkan ketika membaca hadist yang beliau riwayatkan.
Ah tiba-tiba aku jadi setuju dengan pendapat kang Abik bahwa menulis itu akan memperpanjang usia, karena bisa jadi (sedikit berharap, banyakan mimpinya ^_^), tulisan-tulisan kita akan senantiasa dibaca, dikenang dan terbingkai indah dalam hati pembaca meski usia (dzohir) kita mungkin sudah tak lagi ada. Mari bersemangat menulis!
marii...
BalasHapussemoga dikenang karena tulisan-tulisan kebaikannya
aku menulis maka aku ada #loh :D
yuk mariii...
Hapusbetul betul betul, menulis dan membaca seperti dua sisi keping uang logam yang tidak bisa dipisahkan..
BalasHapustadi saya pikir empu blog ini adalah seorang embak, ternyata mas.. hehe :D
wah... jangan tertipu dengan nama mbak... he he
HapusDengan menulis kita bisa menyapa ribuan orang. ahhh.. sukak banget bagian itu ;)
BalasHapusMari terus menuliss :D
setuju deh sama ma'e..#tosss
Hapusikutan setuju juga deh,,,
HapusKlo ngeliat masih semangat nulis, jadi semangat menulis. Ada kebahagiaan tersendiri buat penulis dan pembacanya. apalagi klo ada yg komen.
BalasHapusyup... mari saling meradiasi semangat menulis.
Hapus