Sungguh miris rasanya, melihat pemberitaan di televisi tadi pagi yang mengabarkan terjadinya kembali tawuran antar pelajar di kabupaten Tangerang, Banten. Dimana seharusnya pelajar menjadi generasi harapan bangsa ke depan, tapi yang ada adalah tawuran dengan alasan yang terkadang sepele. Kebanggaan/loyalitas buta terhadap almamater dengan menganggap remeh sekolah lain, menjadi alasan tak masuk akal untuk melakukan aksi kekerasan.
Jadi ingat, dulu ketika masih duduk di bangku SMP, banyak diantara teman-temanku yang ketika lepas pulang sekolah, diajak tawuran dengan sekolah lain. Biasanya, sebelumnya mereka akan mendapat surat tantangan tawuran dari sekolah lain. Jika berani, maka akan ditunggu di terminal tak jauh dari sekolahku. Begitu juga ketika aku mengenyam bangku SMU, tawuran bahkan menjadi lebih anarki. Sekolahku pernah suatu ketika diserbu oleh segerombolan anak-anak sekolah lain dengan melempari kaca-kaca jendela dan bahkan sempat masuk ke pintu gerbang sekolah. Namun para siswa dan pihak keamanan sekolah cepat dan sigap mengunci pintu utama masuk sekolah. Gerombolan itu hanya sempat mondar-mandir di sekitar gerbang sekolah dan halaman sekolah sambil berteriak-teriak. Beberapa saat kemudian setelah puas, mereka pergi.
Di lain kesempatan hal senada terjadi lagi. Kembali beberapa oknum sekolah lain menyerbu beberapa siswa yang tengah menunggu angkutan umum di depan sekolah. Jumlah mereka lebih sedikit daripada kejadian penyerbuan sebelumnya. Namun salah seorang temanku sempat terkena pukulan di bagian mulutnya hingga mengeluarkan darah.
Yah begitulah, tawuran memang sudah seringkali terjadi sejak dulu. Bedanya, sekarang sudah ada begitu banyak media yang bahkan bisa secara live meliput kejadian. Sebagai contoh tadi pagi kejadian tawuran pelajar di tangerang, dalam sekejap tersebar beritanya ke seluruh penjuru tanah air.
Entahlah, apa yang ada di benak mereka yang suka tawuran itu. Tawuran, apapun alasannya tentu saja merupakan hal yang tak bisa dibenarkan. Apalagi bagi kita umat Islam. Bagi muslim, tidak boleh mengucurkan darah saudara sesama muslim tanpa alasan yang jelas dan dibenarkan oleh syariah. Innamal mukminu na ikhwah, sesungguhnya sesama muslim itu bersaudara.
Gambar pinjam dari jameksminggu.com
Yuk kedepankan akal sehat dan nurani, didik anak-anak kita, adik-adik kita. Mari bersama-sama lahirkan generasi yang beriman, generasi rabbani dambaan umat.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara terhadap muslim lainnya, ia tidak boleh menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat karena ia menghina saudaranya sesama muslim.”(HR.Muslim)Bahkan di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman,
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki atau perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. AlAhzab:58)Apalagi jika tawuran hanya disebabkan oleh adanya surat tantangan dari sekolah lain. Atau hanya karena cemoohan bahwa anak-anak laki-laki dari sekolah kita, dibilang banci semua!!. Apakah cemoohan itu akan langsung mengubah kita menjadi banci??. Kita adalah orang yang beriman. Tak sepatutnya jika hanya dicemooh seperti itu, kita menjadi marah. Bukankan Rosulullah seringkali dicemooh oleh orang-orang kafir Quraisy? dan Rosulullah ketika itu tidak marah. Kalau yang dihina adalah diri sendiri, Rosulullah tidak pernah marah. Tapi jika yang dihina adalah agama Allah, maka beliau akan langsung memerah mukanya (muka memerah adalah tanda bahwa Rosulullah sedang marah). Tak sepatutnya juga jika hanya karena unjuk kekuatan dan keberanian, kita melupakan akal sehat. Ngebet pengen unjuk keberanian?? kenapa ndak datang aja ke Gaza Palestina atau Afganistan. Disana sedang perang melawan kedzaliman.
stuju mas..bgusan pergi ke jalur gaza. wlaupun mati, matinya mati syahid bukan mati konyol..hehe
BalasHapussprtinya, kita harus pndai2 jaga emosi. biar gk merugikan org lain.
siipp... mantabss..
Hapusmereka sedang mencari jati diri dengan caranya sendiri
BalasHapuswajar untuk anak muda dengan latar belakang didikan zaman sekarang
itulah kenapa dalam maratibul amal ada takwinu baitu muslim, perangai seorang anak terbentuk dari didikan keluarganya :D
so, mari kita berlomba2 menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah barokah
#eh
padahal saya belum berkeluarga ya?! hehe...
yuk... fastabiqul khoirot.
Hapus