Saat itu senja tengah membungkus kota. Sinar mentari yang teduh, menemani wajah-wajah lelah pekerja dan pemburu ilmu yang pulang dari aktifitas harian mereka masing-masing. Saya hanya berpikir, pasti mereka sedang berebutan dengan para pengguna jalan yang lain. Saling berlomba memburu waktu, merasa diri yang paling penting untuk menggunakan jalan. Seakan-akan ada sesuatu hal yang sangat penting atau orang yang sangat penting sedang menunggu mereka di rumah, tak mau menunggu barang beberapa menitpun. Ah, saya tak peduli dengan itu. Saat itu, saya tengah duduk santai di kantor sambil menatap lamat-lamat kotak persegi yang bersinar lembut di depan saya. Sesekali jari-jari saya menekan-nekan tombol keyboard tut..tut.. tut.., dan tak jarang kemudian teriring dengan senyuman simpul. Setelah lelah memutar otak sepanjang hari, mencoba merefreshkan pikiran dengan melihat beberapa status teman dari beberapa sosial media adalah sebuah pilihan yang menggiurkan.
Ditemani dengan beberapa sorot mentari senja yang menerobot sela-sela tirai jendela, saya lihat ada beberapa rekan yang masih duduk di kursinya. Pikir saya, pasti mereka seperti saya. Menunggu sampai jalanan lebih sepi untuk bisa santai berkendara pulang menuju rumah. Di suasana senja seperti ini, biasanya ada hal yang sering dibicarakan untuk menghangatkan suasana. Membincang tentang kegemaran adalah salah satunya. Tiba-tiba saja celetukan datang dari teman sebelah,
"Saya jadi penasaran, bagaimana ya akhir kisah Naruto?. Ceritanya sudah semakin melebar nih!"
"Kalau tidak segera ditamatkan, nanti keburu meninggal orangnya", lanjut dia.
Saya hanya tersenyum mendengar celotehan jujur teman saya itu. Memang sih, semenjak gempa besar yang melanda negara Jepang beberapa waktu yang lalu, para penggemar Naruto dan anime yang lain tentu saja khawatir jika pengarangnya meninggal dunia. Ceritanya akan berhenti di tengah jalan tanpa adanya ending. Kalaupun ceritanya diteruskan oleh komikus/mangaka lain, maka saya jamin ceritanya akan hancur dan mungkin saja tidak sesuai dengan tema. Namun syukurlah, gempa besar yang terjadi di Jepang beberapa waktu yang lalu, tidak menewaskan pengarang komik Naruto, Masashi Kishimoto ^_^.
Kita tentu sedikit banyak mengamati bagaimana anime telah menjadi sebuah bisnis dunia yang menjanjikan. Dari sebuah komik yang dikarang oleh seorang mangaka, bisnis bisa kemudian dilanjutkan menjadi sebuah karya anime. Di dalam sebuah anime, tentu akan semakin melibatkan lebih banyak pihak. Seperti pengisi suara, soundtrack lagu (semisal Toshiro Masuda), desain animasi dan masih banyak yang lain. Dan bahkan tak jarang juga sebuah anime yang bagus akan berlanjut menjadi sebuah film dorama (semisal Death Note, dan tahun 2012 ini menyusul Film Himura Kenshin). Bisnispun akan semakin berkembang lagi.
Kalau mengamati beberapa anime (tentu yang berangkat dari sebuah manga) yang saya tonton, memang ada pembagian khusus dari jenis anime-anime tersebut. Ada anime yang memang didesain akan berakhir pada puluhan episode, namun ada pula anime yang dibuat untuk durasi waktu yang panjang. Beberapa contoh anime dengan episode yang sedikit misalnya : Death Note, Kekkaishi, Shulato, Soul Eater, Rurouni Kenshin dan masih banyak yang lain. Sedangkan beberapa anime dengan durasi yang sangat panjang yang bahkan sekarangpun masih belum selesai misalnya : Naruto, Bleach, dan One Piece. Anime-anime ini telah menjadi bisnis yang cukup tangguh di jepang (tentu untuk skala tertentu) karena banyaknya penggemar yang menggurita di pesolok dunia.
Saya pun menjadi agak kurang sependapat jika Naruto musti segera ditamatkan. Karena selain cerita Naruto ini unik dan selalu membikin penasaran, anime ini juga menanggung hajat hidup orang banyak. Semisal saja pengisi suara anime. Beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah video Youtube yang memperlihatkan bagaimana pengisi suara asli Naruto menjadi terkenal. Namanya Junko Takeuchi.
Dengan suara khas 'Naruto'nya, dia seringkali diundang di televisi-televisi Jepang bahkan juga sering diundang ke manca negara. Mengisi suara untuk anime telah menjadi pekerjaan yang cukup safe bagi Junko Takeuchi. Kalau ditilik perjalanan Naruto dari tahun 2002 sampai sekarang, maka sudah 10 tahun dia bekerja menjadi pengisi suara Naruto. Sebuah pekerjaan unik, namun berpenghasilan wuah.
Kalau saya pribadi lebih menyukai cerita Naruto yang panjang sampai dia bisa menjadi Hokage. Namun perlu diperhatikan juga bagaimana alur cerita sehingga tidak terkesan dipaksakan. Itu sih pendapat saya, kalau pendapatmu bagaimana kawan?
Selamat datang di gubug Inspirasi Coffee. Blog ini dikelola oleh penulis sejak September 2008. Sampai sekarang, api semangat menulis masih menyala terang, menarikan pena melukiskan cerita kehidupan. Hak cipta dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla.
Browse: Home > opini > Masa Depan Bisnis Anime Naruto
Rabu, 05 September 2012
8 komentar:
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Emang Kenshin ada doramanya? Kok saya tahunya cuman dibikin film aja yak?
BalasHapuseh iya maaf ralat. Itu yang bener movienya, bukan dorama :)
HapusPagi...nice post
BalasHapus.
Kunjungan perdana Saya :-) .. Silahkan Mampir ke blog saya ya..
dan tinggalkan komentarnya :-)
terima kasih sudah berkujung di gubug saya.
HapusAku belum pernah nonton Naruto Fin :(
BalasHapushe he.. sepertinya mbak Ely memang bukan penggemar Anime.
Hapussaya ga nonton naruto jadi ga tau :D
BalasHapuswah kenapa ndak nonton :) seru loh.
Hapus