Hari kemarin saya sempat blog walking ke beberapa sahabat blogger. Salah satu postingan yang menarik diantaranya adalah postingan dari mbak puchsukahujan. Tema tulisannya adalah tentang perpustakaan pribadi. Postingan tersebut akhirnya menginspirasi saya untuk menuliskan tema yang sama di pagi yang cerah ini. Sebuah tema yang menarik untuk ditelaah, tentunya akan saya ambil dari sudut pandang yang sedikit berbeda dibanding tulisannya mbak Puch.
st292484.sitekno.com
Beberapa waktu yang lalu, saya bersama istri sempat berkunjung ke seorang kawan yang sedang memiliki hajat syukuran rumah barunya. Ada satu yang menarik perhatian saya dari kondisi rumah yang sekilas tertangkap oleh mata ini. Yaitu sebuah lemari kaca besar gagah berdiri di sisi ruangan. Tertumpuk disitu puluhan buku beraneka ragam mulai dari buku-buku tebal, sampai buku-buku yang memiliki ukuran mini. Semua tertata rapi sehingga membuat saya tak jemu-jemu untuk memandangnya. Sebenarnya saya penasaran juga dengan koleksi buku yang dimiliki oleh teman saya itu.
"Kamu suka baca buku bang?, itu koleksi bukunya banyak banget", tanya saya saat diajaknya berjalan menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat.
"Oh, itu buku-buku istri, saya tidak terlalu suka baca", jawabnya singkat. Terus terang saya cukup kagum dengan banyaknya koleksi buku yang ada di rumah teman saya itu.
Dengan koleksi buku yang sedemikian banyaknya, saya mengira bahwa istri teman saya itu pastilah kutu buku dan suka menulis. Dan benar saja perkiraan saya. Teman saya itupun akhirnya menjelaskan, bahwa istrinya pernah menjadi penulis di sebuah majalah lokal. Subhanallah, langsung mupeng nih ^_^.
"Pupuk iman adalah ilmu, dan gudang ilmu adalah buku", begitulah apa yang saya yakini. Maka dengan melahap buku-buku yang berkualitas, saya berharap ilmu saya bertambah dan pada akhirnya keimanan sayapun ikut bertambah. Kalau saya membaca beberapa sejarah ulama, bagaimana mereka adalah orang-orang yang gila baca dan gila ilmu.
Dengan rujukan utama Al Quran dan Sunnah Nabi, mereka menjadikan baca dan tulis sebagai hobi. Maka tersebutlah sekian banyak nama yang dicatat dalam sejarah Islam dengan tinta emas seperti Ibn ‘Abbas ra, Ath-Thabari, Ibn Katsir, ar-Razi dan seterusnya.
Di jaman modern ini, kita pun mengenal Syaikh Rasyid Ridha, Sayyid Quthb. Di Indonesia pun kita mengenal Buya Hamka. Mereka menjadikan ilmu sebagai tradisi. Saya ingat salah satu dialog dalam film 'Sang Murabbi' ketika itu Ust Rahmat Abdullah sedang membaca buku di teras rumah, kemudian istri beliau dari dalam rumah membawa segelas teh panas.
Kemudian Ust Rahmat mengatakan kepada istrinya "Buku itu gudang ilmu, .. Nay".
Kata-kata beliau ini entah kenapa, masih saya ingat sampai sekarang, meskipun itu hanya dari sebuah film. Entah itu benar asli kata-kata dari beliau atau hanya tambahan skenario film saja. Apapun itu, kata-kata itu telah menjadi sesuatu banget di pikiran saya. Yah, buku adalah gudang ilmu. Siapa yang ingin berilmu, ya salah satu caranya dengan bergumul dengan buku.
Ingin sekali saya memiliki perpustakaan pribadi. Menyimpan semua koleksi buku saya yang terus bertambah. Mengajarkan kepada anak-anak tentang keutamaan membaca dan menulis. Ingin sekali saya membangun sebuah ruangan khusus untuk perpustakaan. Tak harus luas, yang penting nyaman untuk aktifitas baca. Mengundang tetangga dan anak-anaknya untuk datang ke perpustakaan kami, juga gratis untuk meminjamkannya. Muhammad bin Muzahim berkata : 'Awal mula dari keberkahan ilmu adalah dengan meminjamkan buku' ( Kitab Adabul Imlak). Saya ingin memiliki perpustakaan pribadi yang terbuka untuk umum. Mungkin konsepnya seperti 'Rumah Baca Asma Nadia'.
Bismillah, semoga keinginan ini terwujud suatu saat nanti.
Beberapa waktu yang lalu, saya bersama istri sempat berkunjung ke seorang kawan yang sedang memiliki hajat syukuran rumah barunya. Ada satu yang menarik perhatian saya dari kondisi rumah yang sekilas tertangkap oleh mata ini. Yaitu sebuah lemari kaca besar gagah berdiri di sisi ruangan. Tertumpuk disitu puluhan buku beraneka ragam mulai dari buku-buku tebal, sampai buku-buku yang memiliki ukuran mini. Semua tertata rapi sehingga membuat saya tak jemu-jemu untuk memandangnya. Sebenarnya saya penasaran juga dengan koleksi buku yang dimiliki oleh teman saya itu.
"Kamu suka baca buku bang?, itu koleksi bukunya banyak banget", tanya saya saat diajaknya berjalan menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat.
"Oh, itu buku-buku istri, saya tidak terlalu suka baca", jawabnya singkat. Terus terang saya cukup kagum dengan banyaknya koleksi buku yang ada di rumah teman saya itu.
Dengan koleksi buku yang sedemikian banyaknya, saya mengira bahwa istri teman saya itu pastilah kutu buku dan suka menulis. Dan benar saja perkiraan saya. Teman saya itupun akhirnya menjelaskan, bahwa istrinya pernah menjadi penulis di sebuah majalah lokal. Subhanallah, langsung mupeng nih ^_^.
"Pupuk iman adalah ilmu, dan gudang ilmu adalah buku", begitulah apa yang saya yakini. Maka dengan melahap buku-buku yang berkualitas, saya berharap ilmu saya bertambah dan pada akhirnya keimanan sayapun ikut bertambah. Kalau saya membaca beberapa sejarah ulama, bagaimana mereka adalah orang-orang yang gila baca dan gila ilmu.
Dengan rujukan utama Al Quran dan Sunnah Nabi, mereka menjadikan baca dan tulis sebagai hobi. Maka tersebutlah sekian banyak nama yang dicatat dalam sejarah Islam dengan tinta emas seperti Ibn ‘Abbas ra, Ath-Thabari, Ibn Katsir, ar-Razi dan seterusnya.
Di jaman modern ini, kita pun mengenal Syaikh Rasyid Ridha, Sayyid Quthb. Di Indonesia pun kita mengenal Buya Hamka. Mereka menjadikan ilmu sebagai tradisi. Saya ingat salah satu dialog dalam film 'Sang Murabbi' ketika itu Ust Rahmat Abdullah sedang membaca buku di teras rumah, kemudian istri beliau dari dalam rumah membawa segelas teh panas.
Kemudian Ust Rahmat mengatakan kepada istrinya "Buku itu gudang ilmu, .. Nay".
Kata-kata beliau ini entah kenapa, masih saya ingat sampai sekarang, meskipun itu hanya dari sebuah film. Entah itu benar asli kata-kata dari beliau atau hanya tambahan skenario film saja. Apapun itu, kata-kata itu telah menjadi sesuatu banget di pikiran saya. Yah, buku adalah gudang ilmu. Siapa yang ingin berilmu, ya salah satu caranya dengan bergumul dengan buku.
Ingin sekali saya memiliki perpustakaan pribadi. Menyimpan semua koleksi buku saya yang terus bertambah. Mengajarkan kepada anak-anak tentang keutamaan membaca dan menulis. Ingin sekali saya membangun sebuah ruangan khusus untuk perpustakaan. Tak harus luas, yang penting nyaman untuk aktifitas baca. Mengundang tetangga dan anak-anaknya untuk datang ke perpustakaan kami, juga gratis untuk meminjamkannya. Muhammad bin Muzahim berkata : 'Awal mula dari keberkahan ilmu adalah dengan meminjamkan buku' ( Kitab Adabul Imlak). Saya ingin memiliki perpustakaan pribadi yang terbuka untuk umum. Mungkin konsepnya seperti 'Rumah Baca Asma Nadia'.
Bismillah, semoga keinginan ini terwujud suatu saat nanti.
Kontrakan Sukaraja, Bandung. 1 Oktober 2012. Semangat membaca, semangat menulis, semangat mengais ilmu.
sy juga pengen bgt py perpustakaan pribadi tp tempatnya blm ada jd utk sementara lemari kusus aja walopun penempatannya menyatu dg ruangan lain
BalasHapuswah senangnya ada orang lain yang memiliki keinginan yang sama.
HapusAamiin .. semoga terwujud Fin impiannya
BalasHapusterima kasih mbak Ely atas doanya. Semoga kesampaian suatu saat nanti.
Hapusyey....senangnya punya kawan-kawan yang punya impian sama :)
BalasHapuskapan-kapan, boleh dong saya pinjem koleksi bukunya pak fifin
#lhoh
siiippp. ditunggu kunjungannya di magetan :)
HapusCita-cita yang mulia, semoga semuanya terwujud atas ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.
BalasHapusaamiin.
Hapuswihh keren banget nih...
BalasHapussaya juga pengin punya perpustakaan pribadi tapi kasih baca novel2 yg saya punya aja sih hhe
he he. novel juga ndak papa mas. Yang penting bisa berbagi sesama.
Hapus