Aku berulang kali berucap syukur alhamdulillah saat tubuhku yang lemas dibawa dari lokasi kecelakaan itu. Lengan kiriku masih sakit dan susah untuk digerak-gerakkan. Dalam hati aku hanya bisa berdo'a, semoga lengan kiri ini baik-baik saja.
Sebelum Kejadian
Hari masih pagi. Terlihat lalu lintas kendaraan masih sangat padat memenuhi setiap ruas jalan yang aku lalui. Beberapa diantaranya bahkan ada yang memacu motornya dengan cukup kencang. Entah apa yang sebenarnya mereka kejar. Untuk jarak tempuh yang dekat, sebenarnya perbedaan waktu tempuh dari keduanya hanya selang beberapa menit saja. Tapi mereka sangat berani mengambil resiko besar untuk perbedaan waktu yang sedikit ini. Dan, dengan alasan inilah mengapa aku tak pernah memacu motorku dengan kencang. Mengapa harus mengorbankan sesuatu yang sangat berharga untuk hal yang remeh?Hari itu, rencananya aku ingin mengambil beberapa pesanan buku dari supplier @bukuhanan. Lokasinya yang cukup jauh dari kontrakan, membuat aku harus melewati beberapa titik rawan kecelakaan. Salah satunya diantaranya adalah lokasi di jembatan layang Pasteur. Jembatan layang yang lebih dikenal dengan jembatan Pasopati ini sangat terkenal dan menjadi salah simbol kebanggaan kota kembang Bandung. Namun, dibalik kemegahan jembatan ini, tersimpan begitu banyak memori yang mengerikan.
Sehari sebelumnya dikabarkan di salah satu media sosial bahwa telah terjadi kecelakaan parah di lokasi ini. Ada seorang penyebrang jalan nekat melintasi jembatan ini, padahal lalu lintas kendaraan sangat cepat. Dan sudah bisa ditebak, akhirnya dia naas tertabrak oleh salah satu pengendara motor.
Jembatan Pasopati |
Saat Kejadian
Berbekal ingatan tentang hal ini, aku memohon perlindungan dari Allah. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, aku memasuki jembatan layang ini. Semoga selamat hingga di ujung jembatan. Aku memacu motorku cukup santai, hanya dengan kecepatan maksimal 60 km/jam di bagian pinggir jalan. Beberapa motor dan mobil yang ada di kananku terlihat melaju dengan cepat. Aku tetap tak tergoda, dengan cuek dan santai motorku berjalan berlahan sambil menikmati semilir angin kota kembang.
Namun tiba-tiba saja dari arah kanan menyalip sebuah motor bebek dengan kecepatan tinggi. Tanpa diduga, entah karena apa, tiba-tiba saja ban depan motor itu goyang-goyang dan akhirnya 'oleng'. Si pengendara tak kuasa menjinakkan motornya yang sedang oleng itu. Akhirnya dia jatuh memeluk aspal. Motornya merangsek ke arah kiri menuju kearahku. Sontak aku panik dan tak sempat mengelak lagi. Dan akhirnya ...bruuukk, aku menabrak motor yang sudah terguling itu dan jatuh ke kiri. Dengan sekuat tenaga tangan kiri kupaksakan sebagai tumpuan agar dadaku terjaga dari benturan ke aspal.
Pernah ada seorang teman yang berkata, "Di jalan raya, meskipun kita sudah berhati-hati, tetapi ada orang lain yang tidak berhati-hati, kitapun bisa menjadi korban".
Kejadian ini membuatku semakin berhati-hati dalam berkendara. Dan yang paling penting adalah rasa syukur karena masih diberikan kecelakaan yang tidak parah. Tak terbayangkan jika ketika aku terjatuh, tiba-tiba ada mobil atau truk yang melaju dari arah belakang.
Paska Kejadian
Syok.., sakit.., perih.., dan lemas.., itu pertama kali yang aku rasakan paska badanku terhempas dari atas motor. Aku mencoba berdiri untuk melihat apakah kondisi tubuhku masih baik-baik saja. Jaket dan celana terlihat sudah robek parah. Di beberapa titik di tubuhku sepertinya luka ringan. Yang paling aku khawatirkan adalah lengan kiriku yang terasa sangat sakit. Susah untuk digerak-gerakkan. Aku hanya berharap, lenganku tidak patah atau retak. Berharap besar hanya terkilir saja. Semoga.Lengan kiri yang memar |
Kejadian ini membuatku semakin berhati-hati dalam berkendara. Dan yang paling penting adalah rasa syukur karena masih diberikan kecelakaan yang tidak parah. Tak terbayangkan jika ketika aku terjatuh, tiba-tiba ada mobil atau truk yang melaju dari arah belakang.
***
23 November 2013
12 hari setelah kejadian kecelakaan itu
Di sebuah sudut keheningan kota kembang
inspirasicoffee.com
follow @fifinng
Innalillah,. mas Fifin habis kecelakaan. Semoga sekarang sudah baikan ya mas :)
BalasHapusBetul itu yang dikatakan temannya mas Fifin, walaupun kita sudah hati2, bisa jadi penyebab kecelakaan adalah orang lain yang kemudian menimpa kita. Musti banyak2 berdoa kalau untuk urusan yang seperti itu, karena memang benar-benar diluar kendali kita.
Iya, kejadiannya tahun kemarin. Luka paling parah ada di lengan kiri seperti yang ada di foto. Tapi alhamdulillah, hanya terkilir dan sekarang sudah normal :)
Hapusyang terpenting kita harus memahami segala ujian dan cobaan karena itu kehendaak yang kuasa.
BalasHapus