Tertawa anak-anak itu begitu lebar, mereka hanyut dalam permainan sederhana itu. Kepolosan, keluguan namun dibalut dengan keceriaan dan kegembiraan tampak jelas di wajah-wajah mereka. Permainan mereka rupanya amat sederhana, tetapi mereka amat menikmatinya. Karet gelang dilemparkan ke undakan atau lekukan kecil di bagian sisi rumah. Mereka kemudian berlomba-lomba untuk bisa membuat karet gelang yang mereka lempar, sebisa mungkin tidak jatuh ke tanah. Selain itu, hasil lemparan karet ketika mendarat di salah satu ujungnya harus bisa dibuat setinggi mungkin. Bisa mbayangin nggak? Nah, bagi siapa yang bagian karetnya berada di posisi paling tinggi, maka dia yang menang. Dia berhak untuk mengambil karet yang jatuh ke tanah sebagai hadiah. Untuk bisa memenangkan pertandingan, tak jarang dari mereka membuat karetnya dibuat lebih lentur lagi, alasannya ya agar mudah untuk dikendalikan. Ada syarat lainnya lagi, yaitu jarak melempar harus ditentukan dulu, tidak boleh terlalu dekat. Biasanya dibuat sekitar 4 atau 5 meter.
Karet gelang sederhana ini bisa menjadi sebuah permainan yang seru
Dalam permainan mereka, jumlah anak yang bermain biasanya tidak sedikit, ada sekitar 5-10 anak, atau bahkan lebih. Semakin banyak yang bermain, tentu permainan akan semakin seru. Dan kalau sudah bermain, maka seringkali mereka akan lupa waktu. Yang belum makan, akan lupa makan, yang belum tidur siang, biasanya juga tidak akan tertarik untuk tidur siang. Saking serunya permainan, waktu menjadi begitu cepat hingga tak terasa waktu beranjak maghrib. Biasanya jika ada satu orang tua yang sudah mulai mencari anaknya sambil marah-marah, maka pada saat itu juga permainan bubar.
Mercon bambu dengan bahan bakar karbit
Bungkus rokok yang bisa dibuat uang mainan
Saya jadi ingat dengan salah satu teman kecilku, namanya Gin. Menurutku dia sangat berbakat dalam semua jenis permainan. Mulai main kelereng, main bola, main karet, main gambar, hingga berenang, semua kemampuan itu ia miliki. Kalau dalam bahasa kerennya, dia itu born with talent. Dan saya yakin, di setiap daerah pasti ada yang model seperti Gin ini. Lahir dengan kemampuan istimewa dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Seperti Uchiha Sasuke dalam film Naruto, atau Yuno dalam film Black Clover atau Luffy (One Piece) yang punya Haoshoku Haki.
Menurut saya zaman anak-anak yang lahir tahun 80-an adalah anak-anak yang beruntung. Mereka beruntung memiliki permainan-permainan fisik yang beragam. Saya kangen dengan masa-masa itu. Akankah masa-masa itu bisa kembali hadir? di tengah kemajuan teknologi.
Dalam permainan mereka, jumlah anak yang bermain biasanya tidak sedikit, ada sekitar 5-10 anak, atau bahkan lebih. Semakin banyak yang bermain, tentu permainan akan semakin seru. Dan kalau sudah bermain, maka seringkali mereka akan lupa waktu. Yang belum makan, akan lupa makan, yang belum tidur siang, biasanya juga tidak akan tertarik untuk tidur siang. Saking serunya permainan, waktu menjadi begitu cepat hingga tak terasa waktu beranjak maghrib. Biasanya jika ada satu orang tua yang sudah mulai mencari anaknya sambil marah-marah, maka pada saat itu juga permainan bubar.
Permainan Anak Era 90-an
Pada era tahun 90-an, selalu saja ada hal yang bisa dimainkan. Hal-hal kecil di sekitar kita, disulap menjadi permainan yang seru. Adu karet gelang adalah satu diantara puluhan permainan menarik itu. Selain karet, kamu juga bisa memanfaatkan gambar, bungkus rokok, kelereng, layangan, betengan, bola kasti, mercon bambu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ciri khas yang nampak selalu hadir dalam permainan itu adalah jumlah anak-anak yang dilibatkan. Jika yang bermain sudah banyak, maka yang kemudian hadir adalah keseruan yang luar biasa.Mercon Bambu a.k.a Dor-doran
Mercon bambu adalah satu diantara permainan menantang di era 90-an. Setiap bulan puasa tiba, maka anak laki-laki biasanya akan sibuk mencari batang bambu untuk dibuat mercon bambu. Lokasi permainan ini biasanya dipilih di area persawahan, sehingga suaranya yang menggelegar itu tidak begitu mengganggu pemukiman warga. Bahan bakar untuk membuat mercon bambu adalah karbit. Banyak toko-toko kecil waktu itu yang menjual karbit dengan harga terjangkau bagi anak-anak. Waktu yang paling seru untuk memainkannya adalah sehabis makan sahur. Karena di waktu itu, suara mercon bambu bersahut-sahutan menggelegar di segenap penjuru.Mainan Bungkus Rokok
Ciri lain yang nampak adalah harga alat permainan yang sangat murah, malah cenderung gratis. Seperti permainan bungkus rokok. Bungkus rokok memang sekilas tidak berguna, namun bagi kami itu menjadi hal yang sangat berharga. Bungkus rokok kami sulap menjadi uang mainan. Dengan uang itu, kami buat permainan dengan uang rokok sebagai taruhan. Bungkus rokok itu memiliki tingkatan sendiri-sendiri. Rokok lokal yang seringkali ditemui di pasaran akan dihargai dengan harga murah semisal 2000. Sedangkan rokok internasional yang sulit ditemui (semisal Kansas) akan dihargai sangat tinggi, semisal seratus ribu. Yang seringkali saya mainkan bersama teman-teman semasa kecil adalah melesatkan pecahan genteng (yang sudah dimodifikasi) ke arah tumpukan uang rokok mainan tadi di atas lantai. Pecahan genteng itu dilesatkan dari jarak yang cukup jauh (semisal 8 meter). Tentu ini memerlukan ketepatkan dalam melesatkan. Siapa yang bisa tepat mengenai tumpukan uang rokok mainan, maka dia berhak untuk mendapatkan uang rokok mainan yang berhasil dikeluarkan dari garis kotak yang sudah dibuat.Mainan Kelereng
Permainan kelereng biasanya hanya dimainkan oleh anak laki-laki. Jadi jika dibandingkan dengan permainan lain seperti Adu Karet, atau Adu Bungkus Rokok, memang permainan ini keseruannya sedikit di bawah dua permainan tadi. Namun meski begitu, permainan kelereng di tahun 90-an sangat seru. Mengapa seru? karena anak-anak begitu antusias dalam permainan ini. Tidak ada handphone yang mengalihkan perhatian mereka di tahun-tahun itu.Saya jadi ingat dengan salah satu teman kecilku, namanya Gin. Menurutku dia sangat berbakat dalam semua jenis permainan. Mulai main kelereng, main bola, main karet, main gambar, hingga berenang, semua kemampuan itu ia miliki. Kalau dalam bahasa kerennya, dia itu born with talent. Dan saya yakin, di setiap daerah pasti ada yang model seperti Gin ini. Lahir dengan kemampuan istimewa dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Seperti Uchiha Sasuke dalam film Naruto, atau Yuno dalam film Black Clover atau Luffy (One Piece) yang punya Haoshoku Haki.
Menurut saya zaman anak-anak yang lahir tahun 80-an adalah anak-anak yang beruntung. Mereka beruntung memiliki permainan-permainan fisik yang beragam. Saya kangen dengan masa-masa itu. Akankah masa-masa itu bisa kembali hadir? di tengah kemajuan teknologi.
Cen anak simpenmaru hehe. Ayok semangat nulis. Ini blog baruku untuk hal-hal yg umum. Hayo tebak siapa?
BalasHapushttps://gcendekia.blogspot.co.id/2018/05/apa-bakatmu.html
ha ha. dari kalimatnya, pasti teman desain elektrik.
HapusSetelah tak lihat profilnya, ternyata bos keretalistrik.com.
sekarang blognya sudah menyalip inspirasicoffee nih.