Sore itu aku tengah berbaring santai di kamar, menikmati hari libur karena sedang cuti. Namun, momen-momen santai itu tiba-tiba membuyar. Bunyi dering handphone yang cukup keras benar-benar mengagetkanku. Satu nama atasan dengan jabatan cukup tinggi di kantor terpampang di layar handphone, sedang memanggil.
Kalau tidak ada hal yang penting, jarang sekali beliau menelfonku.
Sesaat kemudian terjadilah pembicaraan kecil yang dimulai dengan sedikit basa-basi hingga ke pembicaraan inti. Pada kesimpulannya, aku harus pergi ke Ngrombo untuk bertemu dengan kepala Balai Perawatan Kementerian Perhubungan. Ada kepentingan kantor yang sifatnya mendesak dan harus segera diselesaikan.
Tapi tunggu sebentar, "Ngrombo?? dimana ya daerah itu?"
Mulailah aku mencari lokasi tersebut di google maps. Dan ternyata, lokasinya tidak jauh-jauh amat lho dari Madiun. Hanya sekitar 2-3 jam saja perjalanan menggunakan kendaraan mobil.
Sebenarnya jika yang berangkat minimal 3 orang, maka aku bisa saja memakai fasilitas mobil kantor. Tapi karena dari Madiun aku berangkat sendiri, maka opsi kendaraan yang mungkin adalah dengan menggunakan kereta. Ada sih alternatif lain yaitu naik bus dari Solo ke arah Purwodadi, namun terus terang aku tidak terlalu nyaman naik bus. Membayangkannya saja sudah ribet. Jadi naik kereta adalah pilihan tersisa yang ada di kepala.
Terus terang aku masih mengantuk. Tidur hanya beberapa jam saja membuat tubuhku masih lelah. Maka perjalanan Madiun-Surabaya ini aku jadikan momen berharga untuk tidur lagi. Lamayan lah, tubuhku masih butuh banyak istirahat saat ini. Jadwal esok hari akan lebih berat lagi. Selesai acara di Ngrombo, aku harus melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Ada acara penting juga yang harus aku hadiri. Benar-benar akan menjadi perjalanan yang melelahkan. Wah, aku kok jadi sok sibuk begini ya? ha ha.
Sampai di stasiun Surabaya Gubeng masih pukul 4 pagi. Jadwal KA. Maharani dari stasiun Pasar Turi masih 2 jam lagi. Aku segera mencari mushola untuk melaksanakan sholat subuh.
Jarak antara stasiun Gubeng dengan stasiun Pasar Turi tidak begitu jauh. Jika menggunakan taksi hanya sekitar 30 menit. Selesai sholat subuh, aku bergegas ke stasiun Pasar Turi. Ada spare waktu 1,5 jam. Sepertinya masih ada waktu juga untuk mencari sarapan disana.
Tepat pukul 06.00 WIB kereta Maharani jurusan Surabaya-Semarang diberangkatkan. Sepertinya kereta ini juga menjadi favorit bagi penumpang yang bekerja di daerah Lamongan, karena bisa digunakan untuk perjalanan pulang-pergi (PP) dalam satu hari dengan rute Surabaya-Lamongan.
Satu yang perlu dicatat adalah aku dari dulu suka perjalanan kereta pada pagi hari. Kereta di pagi hari selalu memberikan rasa nyaman dan ketenangan. Kita bisa menikmati indahnya permadani persawahan yang hijau. Rasanya di hati begitu tenang dan damai. Suasana yang tak bisa kita dapatkan di perjalanan kereta malam.
KA. Maharani adalah kereta api kelas ekonomi. Meski kelas ekonomi, namun sudah cukup nyaman karena sudah dilengkapi dengan AC. Selain itu, sudah tidak ada lagi tiket kereta penumpang berdiri. Jadi semua penumpang hanya akan menempati kursinya masing-masing.
Suasana stasiun Ngrombo memang cukup sepi, namun sangat rapi dan bersih. Kalian akan kesulitan menemukan sampah di area stasiun ini. Bersih sekali. Bahkan jika kamu pergi ke toilet, kondisinya pun juga sangat bersih. Di beberapa sudut stasiun juga terdapat beberapa hiasan tanaman. Bangunan mushola juga terlihat bagus dan bersih.
Yang unik dari stasiun ini adalah adanya ruang lantai 2 yang bisa digunakan oleh calon penumpang untuk melihat kereta. Ruangan ini dapat diakses dari luar, sehingga penumpang yang belum membeli tiketpun bisa masuk. Dari ruangan ini pula, aku bisa melihat sebuah bangunan biru yang cukup besar. Bangunan tersebut adalah workshop Balai Perawatan Kereta Api milik Kementerian Perhubungan.
Di bangunan berwarna biru itulah, cerita kecil ini berakhir.
"Ada apa?", pikirku.
Kalau tidak ada hal yang penting, jarang sekali beliau menelfonku.
Sesaat kemudian terjadilah pembicaraan kecil yang dimulai dengan sedikit basa-basi hingga ke pembicaraan inti. Pada kesimpulannya, aku harus pergi ke Ngrombo untuk bertemu dengan kepala Balai Perawatan Kementerian Perhubungan. Ada kepentingan kantor yang sifatnya mendesak dan harus segera diselesaikan.
Tapi tunggu sebentar, "Ngrombo?? dimana ya daerah itu?"
Mulailah aku mencari lokasi tersebut di google maps. Dan ternyata, lokasinya tidak jauh-jauh amat lho dari Madiun. Hanya sekitar 2-3 jam saja perjalanan menggunakan kendaraan mobil.
Lokasi Ngrombo di Peta Google |
Sebenarnya jika yang berangkat minimal 3 orang, maka aku bisa saja memakai fasilitas mobil kantor. Tapi karena dari Madiun aku berangkat sendiri, maka opsi kendaraan yang mungkin adalah dengan menggunakan kereta. Ada sih alternatif lain yaitu naik bus dari Solo ke arah Purwodadi, namun terus terang aku tidak terlalu nyaman naik bus. Membayangkannya saja sudah ribet. Jadi naik kereta adalah pilihan tersisa yang ada di kepala.
Ke Ngrombo Naik Kereta
Ketika aku memilih menggunakan kereta, maka akan ada dua opsi jalur yang bisa aku pilih. Opsi pertama adalah transit Semarang, sedangkan opsi kedua dengan transit di Surabaya. Berikut ini penjelasannya.- Madiun - Semarang Tawang - Ngrombo Jika memakai rute ini, maka dari Madiun aku bisa naik KA. Bangunkarta (18.44 WIB), kemudian turun di Semarang (22.28 WIB). Dari Semarang aku kemudian naik KA. Gumarang (22.50 WIB) menuju tujuan akhir stasiun Ngrombo (23.40 WIB).
- Madiun - Surabaya Gubeng - Surabaya Pasar Turi - Ngrombo Dari Madiun aku bisa naik KA. Bangunkarta (berangkat 01.04 WIB dini hari) dengan arah Surabaya kemudian turun di Stasiun Gubeng (tiba 03.30 WIB). Dari stasiun Gubeng, aku harus berpindah ke Stasiun Pasar Turi dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit dengan menggunakan taksi. Di stasiun Pasar Turi, aku bisa naik KA. Maharani (berangkat 06.00 WIB) menuju Ngrombo (tiba 09.33 WIB). Di opsi ini, aku tidak memerlukan hotel karena sampai Ngrombo masih pagi hari.
Namun, ada yang riskan dari opsi ini. Jarak waktu antara KA. Bangunkarta yang tiba di Semarang dengan KA. Gumarang yang akan berangkat dari Semarang ternyata hanya selisih 30 menit. Bayangkan saja, jika KA. Bangunkarta terlambat 30 menit saja, maka aku harus bermalam di Semarang.
Dan kalaupun tidak terlambat, kelemahan opsi ini adalah tetap aku butuh penginapan di Ngrombo. Karena ketika KA. Gumarang tiba di lokasi, waktunya masih tengah malam.
Cerita Perjalanan ke Ngrombo
Tengah malam aku bangun untuk bersiap-siap berangkat ke stasiun Madiun. Jadwal kereta Bangunkarta yaitu pukul 01.04 WIB dini hari. Tidak boleh ada kata terlambat, karena jika terlambat maka agenda rapat besok ke Ngrombo akan buyar. Dan tentu saja efeknya bisa panjang.Terus terang aku masih mengantuk. Tidur hanya beberapa jam saja membuat tubuhku masih lelah. Maka perjalanan Madiun-Surabaya ini aku jadikan momen berharga untuk tidur lagi. Lamayan lah, tubuhku masih butuh banyak istirahat saat ini. Jadwal esok hari akan lebih berat lagi. Selesai acara di Ngrombo, aku harus melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Ada acara penting juga yang harus aku hadiri. Benar-benar akan menjadi perjalanan yang melelahkan. Wah, aku kok jadi sok sibuk begini ya? ha ha.
Tiket KA. Maharani Surabaya-Ngrombo |
Sampai di stasiun Surabaya Gubeng masih pukul 4 pagi. Jadwal KA. Maharani dari stasiun Pasar Turi masih 2 jam lagi. Aku segera mencari mushola untuk melaksanakan sholat subuh.
Jarak antara stasiun Gubeng dengan stasiun Pasar Turi tidak begitu jauh. Jika menggunakan taksi hanya sekitar 30 menit. Selesai sholat subuh, aku bergegas ke stasiun Pasar Turi. Ada spare waktu 1,5 jam. Sepertinya masih ada waktu juga untuk mencari sarapan disana.
Tampilan KA. Maharani |
Tepat pukul 06.00 WIB kereta Maharani jurusan Surabaya-Semarang diberangkatkan. Sepertinya kereta ini juga menjadi favorit bagi penumpang yang bekerja di daerah Lamongan, karena bisa digunakan untuk perjalanan pulang-pergi (PP) dalam satu hari dengan rute Surabaya-Lamongan.
Satu yang perlu dicatat adalah aku dari dulu suka perjalanan kereta pada pagi hari. Kereta di pagi hari selalu memberikan rasa nyaman dan ketenangan. Kita bisa menikmati indahnya permadani persawahan yang hijau. Rasanya di hati begitu tenang dan damai. Suasana yang tak bisa kita dapatkan di perjalanan kereta malam.
KA. Maharani adalah kereta api kelas ekonomi. Meski kelas ekonomi, namun sudah cukup nyaman karena sudah dilengkapi dengan AC. Selain itu, sudah tidak ada lagi tiket kereta penumpang berdiri. Jadi semua penumpang hanya akan menempati kursinya masing-masing.
Tiba di Stasiun Ngrombo
Setelah 3.5 jam perjalanan yang menyenangkan, akhirnya aku tiba juga di stasiun Ngrombo. Kesan 'Woow', pertama kali muncul saat pertama kali menginjakkan kaki di stasiun Ngrombo.Stasiun Ngrombo |
Suasana stasiun Ngrombo memang cukup sepi, namun sangat rapi dan bersih. Kalian akan kesulitan menemukan sampah di area stasiun ini. Bersih sekali. Bahkan jika kamu pergi ke toilet, kondisinya pun juga sangat bersih. Di beberapa sudut stasiun juga terdapat beberapa hiasan tanaman. Bangunan mushola juga terlihat bagus dan bersih.
Yang unik dari stasiun ini adalah adanya ruang lantai 2 yang bisa digunakan oleh calon penumpang untuk melihat kereta. Ruangan ini dapat diakses dari luar, sehingga penumpang yang belum membeli tiketpun bisa masuk. Dari ruangan ini pula, aku bisa melihat sebuah bangunan biru yang cukup besar. Bangunan tersebut adalah workshop Balai Perawatan Kereta Api milik Kementerian Perhubungan.
Balai Perawatan Kereta Api |
Di bangunan berwarna biru itulah, cerita kecil ini berakhir.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger