Bulan Ramadhan di tahun ini terasa sangat berbeda. Masjid dan Mushola yang biasanya penuh dengan para jamaah, kini sepi dan bahkan dilarang untuk digunakan. Untuk alasan kesehatan, sholat tarawih dan tadarus kali ini harus dilakukan di rumah masing-masing. Bersama dengan keluarga. #DiRumahAja, begitulah slogan yang kini marak digaungkan.
Meskipun begitu, rupanya masih sering terdengar ada suara orang mengaji di Mushola dan Masjid. Seperti pak Mahfud, tetangga saya. Meski tidak sholat tarawih di Mushola, beliau ternyata aktif setiap hari mengaji sendirian dengan pengeras suara di Mushola. Di tengah pandemi, Mushola di perumahan kami memang sudah lama tidak digunakan untuk sholat berjamaah. Tentu aman bagi pak Mahfudz ber-tadarus sendirian. Mendengar suara ngaji beliau, rasanya hati jadi adem dan ayem. Ramadhan kareem.
Ilustasi Ramadhan (foto: Pixabay) |
Di sisi lain, ada banyak dari kita yang ingin sekali mengadakan acara iftar atau buka puasa bareng (bukber) bersama dengan teman, sahabat atau kolega di kantor. Namun, Ramadhan tahun ini kembali berbeda, kita disarankan untuk berbuka puasa di rumah masing-masing. Selain karena banyak rumah makan dan restoran ditutup sementara atau hanya melayani pembelian yang dibawa pulang (take away order). Semua berusaha menjaga kesehatan diri masing-masing.
Kalau dipikir-pikir, terasa sedih memang. Tapi insyaAllah kondisi ini akan berjalan sementara. Badai apapun pasti akan berlalu. Bukankah Allah sudah berfirman, "Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 6).
Bila Ramadhan kali ini banyak hal yang tampak berbeda, namun rupanya ada satu hal yang rasanya akan tetep sama, yaitu Takjil saat buka puasa ^_^. Saat bedug maghrib sudah ditabuh dan suara adzan berkumandang saling bersahut, perut tak langsung dihajar dengan makanan besar. Ada hidangan ringan yang disantap terlebih dulu. Namanya Takjil. Meskipun istilah ini tidak sepenuhnya benar.
Takjil biasanya dibuat dari bahan-bahan makanan yang manis dan lembut. Dengan tekstur yang demikian, diharapkan perut akan terasa lebih nyaman setelah selama lebih dari dua belas jam dalam keadaan kosong.
Takjil Buka Puasa
Istilah takjil di masyarakat sebenarnya sudah bergeser dari makna yang benar. Takjil berasal dari kata 'ajila yang berarti menyegerakan (berbuka). Tetapi kita sudah terlanjur mengartikannya sebagai makanan atau hidangan untuk berbuka puasa. Di masyarakat umum makna ini juga sudah diterima sebagai sebuah kewajaran. Ah, hanya istilah saja, siapa peduli.
Makanan
Kurma
Kurma menjadi hidangan takjil paling umum, termasuk di Indonesia. Hal ini sesuai tuntunan baginda Nabi shalallahu alaihi wassalam dimana dianjurkan untuk berbuka dengan kurma sebelum makanan lainnya. Makan satu biji atau tiga biji (ganjil) buah kurma cukup sebagai awalan untuk menyantap hidangan lainnya. Kurma mampu mengembalikan energi yang hilang saat kita berpuasa.
Kurma memiliki kandungan serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Ada beberapa jenis kurma yang pernah saya makan. Yang paling enak menurut saya adalah Kurma Ajwa (biasa disebut kurma Nabi). Harganya mahal.
Kurma Ajwa (foto: google) |
Kurma kering (foto: Pixabay) |
Aneka Gorengan
Meski dikatakan tidak sehat, gorengan tetap menjadi makanan favorit saya untuk takjil. Setidaknya itu adalah menu juara bagi saya selama Ramadhan. Foto dibawah ini adalah bukti bahwa gorengan menjadi menu utama takjil di rumah. Tahun lalu biasanya saya selalu beli di luar, namun di Ramadhan kali ini istri memasaknya sendiri.
Saat adzan maghrib sudah berkumandang, berdoa sebentar, kemudian minum teh, makan kurma, lanjut dengan makan gorengan ditambah dengan sambal petis. Maknyus ^_^.
Tempe Goreng dan Bakwan atau Bala-bala |
Sambal Petis
Tidak lengkap rasanya jika menikmati gorengan tanpa adanya sambal petis. Sambal ini juga home made. Beli petis di tukang sayur, kemudian diracik istri saya menjadi sambal petis yang wee..nak.
Sambal petis sebagai pelengkap gorengan |
Minuman
Sedangkan untuk minuman, sepertinya hegemoni sirup makin tak terbendung. Biasanya dulu bersaing sengit dengan kolak, namun membuat kolak itu tak mudah dan butuh waktu. Hal tersebut yang menjadikan minuman sirup paling diminati sebagai pendamping hidangan takjil.
Saya beberapa kali berselisih pendapat dengan istri mengenai istilah sirup ini. Saya menyebutnya Orson. Dia bilang, "Abi kayak orang dulu. Sirup dibilang Orson!". Iya memang, saya adalah generasi Jiban dan winspector. Hanya yang paham yang ketawa ^_^
Sirup / Orson
Sirup + Kurma + gorengan |
Es Sirup (sumber: google) |
Kolak
Nah, ini dia pesaingnya sirup. Jenis minuman yang ramai dibuat saat Ramadhan. Ah, jadi ingat kolak Nangka buat bapak. Rasanya ingin sekali menikmati kolak lagi buatan beliau. Semoga selesai pandemi ini, saya berkesempatan untuk menikmati lagi kolak Nangka terlezat itu.
Es Dawet
Saya suka sekali dengan es Dawet ini. Rasanya sangat enak dan gurih. Setiap kali pergi ke warung atau tempat makan yang ada es Dawetnya, saya seringkali memesannya. Es ini aslinya dari Banjarnegara. Orang Bandung mengatakan ini es Cendol. Entahlah, sama atau tidak. Tapi yang jelas keduanya sama-sama enak.Es Dawet pak Tho |
Es Dawet (sumber : google) |
Kalau menu Takjil buka puasa favoritmu apa?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya ya sobat blogger. Terima kasih juga sudah menggunakan kalimat yang sopan serta tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Komentar yang tidak sesuai, mohon maaf akan dihapus tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Btw, tunggu kunjungan saya di blog anda yah.. salam blogger